Oleh: Demina, Juwi & Irmala
Dosen IAIN Batusangkar
Suasana pandemic virus corona cuci tangan merupakan protokol kesehatan yang harus dilakukan oleh masyarakat sebagai cara untuk menjauhi ccvid 19 pada manusia. Anjuran cuci tangan disiarkan melalui media televisi dan himbauan satgas gugus covid 19 diseluruh Indonesia dan juga menjadi protocol kesehatan WHO. Cuci tangan bertujuan membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementar. Enam langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu : Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Cara cuci tangan di atas diperagakan oleh tim kesehatan dan juga artis dengan berbagai tantangan dan ditampilkan melalui youtube dan juga peragaan cuci tangan oleh siswa secara berkelompok dengan sangat kreatif.
Begitu pentingnya cuci tangan untuk kesehatan dalam masa covid 19 berbagai himbauan dilakukan oleh berbagai intansi begitu juga penulis dalam pengabdian masyarakat selama covid disaat belajar dirumah oleh mahasiswa dan pendidik atau guru dosen. Penulis melakukan himbaua cuci tangan di lingkungan tempat tinggal dengan wadah cuci tangan dengan galon air dengan tulisan mari cuci tangan dengan sabun untuk kita semua sehat. Banyak respon positif dihalaman komentar sosial media untuk bisa diikuti dan dicontoh banyak orang. Gerakan selanjutnya penulis juga turun kepasar rakyak di kampung kami bersama pemuda dan mahasiswa dengan dilengkapi media tulisan seadanya untuk himbaun mari cuci tangan dan jaga jarak serta tetap dirumah disaat pandemic covid 19 yang menjukkan grafik naik khususnya di ibukota Jakarta dan kota Padang.
Pemantau langsung penulis dilapangan gerakan cuci tangan lebih banyak di dominasi oleh ibu-ibu dan sangat kurang dilakukan oleh kaum laki-laki, hal ini juga diungkap oleh petugas covid 19 dilapangan secara langsung kesadaran cuci tangan masyarakat untuk menjaga kesehatan masih rendah ( Buk len petugas kesehatan Tanjung Emas. 2020). Lucunya juga ada saat masyarakat di himbau untuk cuci tangan mereka menjawab nde lakodok wak basua tangan sahari ko. La mipi tapak tangan dee. Begitulah ungkapan yang ada ditengah masyarakat secara kesadaran masih rendah untuk hidup sehat.
Tentu cuci tangan bukan hanya protokol kesehatan di saat wabah covid 19 menguasai belahan dunia dan negara manapun apakah negara maju, berkembang dan negara terbersih didunia seperti Negara Finlandia, Protugal, Perancis dan Swedia. Pada intinya anjuran cuci tangan bukan hanya saat wabah covid 19 menghantui tetapi seharus menjadi kebiasaan dari kecil karena anak kecil lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan orang dewasa.
Kesucian bulan Ramadhan merupakan suatu kegiatan bagi umat Muslim untuk mendapatkan himah bulan Ramadhan secara bersama maupun individu melalui sholat kita terlebih dahulu melakukan whuduk untuk mensucikan diri dari hadas kecil maupun hadas besar. Kesucian bulan Ramdahan terhadap diri sendiri sebaiknya kita juga menjaga pikiran dan hati untuk selalu berpikir positif terhadap lingkungan sekitar dan kepada Allah. Surah Asy Syu’raa ayat 87 -89 yang artinya dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, yaitu dihari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadapi Allah dengan hati yang bersih. Puasa Ramadhan juga menjaga manusia untuk selalu sehat hal ini termuat dalam buku Shelton yang berjudul Le Jeunu, dan penelitian yang dilakukan oleh Lutzner kembali hidup sehat dengan puasa dengan manfaatnya; puasa merupakan relaksasi agar dapat melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi dalam anggota tubuh serta puasa juga dapat menghentikan proses penyerapan sisa-sisa makanan dalam usus lalu membuangnya, menghancurkan zat-zat yang berlebihan dalam tubuh dan juga melarutkan endapan-endapan yang terdapat dalam jaringan tubuh. Melalui puasa tubuh dapat memproses pencernaan dan memudahkan penyerapan sari makanan serta menstabilkan proses masuknya makanan secara berlebihan. (Zaglul dan Kahil. 2012), Khalaf dkk (2015)
Pendapat lain bahwa manfaat puasa bagi kesehatan tubuh dikutip dari Redaksi sehat (2020) serta Subrata, Dewi (2017) Hilda (2014) sebagai berikut : 1) meningkatkan kesehatan kardiovaskular, 2) Menurunkan tekanan darah, 3) menurunkan gula darah, 4) Menurunkan berat badan, 5) Meningktkan kesehatan jantung, 6) Mengurangi peradangan 7) Meningkatkan regenerasi sel, 8)Melindungi otak, 9) Mengurangi produksi protein berbahaya, 10 Meningkatkan fungsi organ reproduksi, 11) Membantu mencegah kanker, 12) meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berbagai manfaat puasa juga di tulis oleh ahli dokter dunia diantaranya Allan Cott, M.D dimana himah puasa dapat membersihkan badan dan menurunkan tekanan darah serta kadar lemak dalam tubuh. Selanjutnya Jalal, Riyad 1990 dengan puasa dapat menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan terhadap penggunaan darah yang merupakan penyebabkan penyakit jantung
Dari beberapa manfaat puasa untuk kesehatan sangat erat hubungannya dengan pandemic covid 19 yang mewabah secara massif diantaranya puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh yang popular disebut dengan meningkatkan imun tubuh. Tubuh yang kuat melawan berbagai serangan virus secara kasat mata kita tidak dapat melihatnya dari mana datang dan masuk kedalam tubuh kita melalui tenggorokkan dan melumpuhkan pernapasan serta fungsi paru-paru secara normal. Semoga puasa dalam saat pandemic dapat kita ambil hikmahnya untuk lebih meningkatkan kesehatan sepanjang masa.
Daftar Rujukan
Hilda, L. (2014). Puasa dalam kajian islam dan kesehatan. HIKMAH: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam, 8(1), 53-62.Liputan 6 com.2020. Empat manfaat puasa Ramadhan bagi tubuh, salah satunya tingkatkan imunitas tubuh.
Khalaf, M., Tammam, A. E., Ibrahem, I., Habib, D. M., Abdellah, M. S., Bahlol, M., … & El Saman, A. M. (2015). Effect of Ramadan fasting on amniotic fluid index in last month of pregnancy. Middle East Fertility Society Journal, 20(1), 54-56.
Subrata, S. A., & Dewi, M. V. (2017). Puasa Ramadhan dalam Perspektif Kesehatan: Literatur Review. Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, 15(2), 241-262.
Zaglul An-Najjar dan Abdul Daim Kahil, Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Al-quran dan Hadis, (Jakarta: PT. Lentera Abadi, 2012), Jilid 2, h. 33.