Tabek Patah, Jurnal Minang. Ari Isnandi, ST,MT (40th) Putra Padang Sibusuk, Sijunjung dalam menjalani kehidupan patut dicontoh dan ditiru. Bagaimana tidak, usai menyelesaikan kuliah S1 dan bekerja di PT. Sampurna dengan gaji cukup besar dan fasilitas yang mumpuni, begitu juga istrinya Sri Wahyuni, mantan karyawati Bank BUMN di Riau tidak membuat dirinya terlena,
Suatu hari hatinya bimbang karena dipindahkan ke PT Sampurna Kalimantan. Soalnya selama ia bertugas di Pekanbaru dirasa nyaman baginya. Dalam kebimbangan itu ada pembukaan tes CPNS tahun 2020. Mulanya hanya coba coba, begitu tes ternyata lulus. Sementara di perusahaan tempatnya bekerja karena tidak mengikuti perintah berarti mengundurkan diri.
Ari Isnandi, ST,MT ditempatkan di Pemda Tanah Datar dengan didukung istri tercintanya Sri Wahyuni,SE (39 th) yang telah dikaruniai 3 orang putri yaitu pertama, Raschakey Kamanosehn, kedua Takana Kamanosehn, ketiga Bijaxana Kamanosehn.

Ia mengambil keputusan pulang kampung bersama keluarga, tepatnya
ke Jorong Koto Alam Nagari Tabek Patah Kecamatan Salimpaung, untuk memulai karir sebagai PNS di Bagian PBJ kantor Bupati Tanah Datar.
Sesampai dikampung untuk sementara tinggal di rumah mertua. Setelah dilihat situasi dan kondisi sehari hari masyarakat umumnya tetangga bekerja sebagai petani. Hal itu membuat hatinya ikut tergerak.
Ia pun melihat tata cara orang bertani mulai memakai cangkul, sabit, dan alat alat lainnya untuk bertani. Dirinya semula tidak bisa melakukan aktivitas karena selama hidupnya tidak pernah mencangkul.
Seiring berjalannya waktu, lambat laun diajarkanlah oleh tetangga begini caranya mencangkul lahan yang ada. Semula mengolah tanah diupahkan pengerjaan nya untuk bertanam cabe, ternyata hasilnya cukup menggembirakan dan ia menyisihkan keuntungan untuk membuat tempat tinggal 14 x 30 meter.
Dari situlah dirinya bersama istri yang biasa dipanggil Ari terpacu untuk mengelola ladang yang ada disamping rumah dengan bertanam cabe, bawang prei, buncis, kopi, dll. hingga dirinya menjadi panutan bagi tetangga. Hal tersebut disebabkan dirinya sempat panen 90 kg sekali panen karena tanaman cabenya tumbuh subur.
Di sisi lain tetangganya gagal panen sementara tanaman cabe di ladang nya tumbuh subur. Itulah rezeki yang diberikan Allah SWT, ujarnya.
Dalam berusaha, intinya jangan putus asa. Jika gagal coba lagi. Hampir sama dengan laba laba, jaringnya sering dilempar anak anak hingga hancur, kemudian laba laba membuat lagi hingga akhirnya jaring itu tersusun rapi kembali dan dapat menangkap nyamuk.
Ketika Ari Isnandi masih menjadi mahasiswa teknik sipil Unand Padang dirinya tidak menyangka menjadi petani. Teman- temannya seangkatan sudah lama menjadi pegawai dan banyak yang sudah menjadi pejabat. Hanya dia seorang petani yang bersahaja. Tapi dia justru jauh menjulang harum namanya dibandingkan semua orang.
Nuraninya terketuk. Dia ingin berbuat sesuatu.untuk anak anaknya. seusai bekerja (kini di Baperlitbang), Dia manfaatkan waktu yang ada memakai sepatu bot turun ke ladang ditemani istrinya merawat cabe disamping rumahnya. Kini setelah melihat PH tanah di ketinggian 1500 MDPL cocok untuk tanaman cabe dan sayur sayuran, Setiap hari ilmu yang didapat ditularkan kepada petani lain. Dia membantu petani untuk mengolah tanah. Diajarkannya pengetahuan yang didapatnya melalui media sosial dan pelatihan.
Di masa kini, betapa sulitnya menemukan anak muda yang masih idealis seperti dirinya. Anak muda hari ini berlomba-lomba untuk masuk dunia bisnis, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, namun tidak demikian halnya pada Ari Isnandi,ST,MT.
Ari Isnandi, ST, MT adalah oase yang serupa mata air yang selalu menjadi telaga inspirasi yang tak mengering bagi masyarakat sekitarnya. Betapa tidak, ketika Jurnal Minang bertanya alamatnya kepada orang sekitar, tidak ada orang yang tidak mengenalnya di Koto Alam Nagari Tabek Patah Kecamatan Salimpaung kab.Tanah Datar.
Kepala Bappeda Litbang Tanah Datar Adriyanti Rustam mengemukakan Ari Isnandi,ST,MT dalam bekerja cukup baik dan cekatan. Dalam usahanya berkebun patut diapresiasi karena bisa jadi panutan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan keluarganya. (Kasdi Ray/Red.Jm)