Tanah Datar, Jurnal Minang.com. News&Web TV. Kegiatan mambukak kapalo banda merupakan sebuah tradisi yang sudah turun temurun bagi masyarakat nagari Guguak Malalo sejak nenek moyang dari dahulu. Kenduri mambukak kapalo banda ini dilakukan oleh masyarakat setempat ketika musim tanam sawah akan dilakukan.
Tujuannya tidak lain untuk menjaga kebersamaan dan kekompakan masyarakat dalam menanam padi, sekaligus juga digunakan untuk menentukan zakat zakat padi agar masyarakat tidak salah.
“Pada saat kami mengadakan kenduri mambukak kapalo banda kami selalu memotong kerbau. Daging kerbau kami bagi menjadi 7 (tujuh) bagian dan selanjutnya kami serahkan kepada 7 (tujuh) kaum yang ada di nagari, setelah itu masing-masing kaum juga akan membagikan daging tersebut kepada anggota kaum mereka masing-masing.
Lantas mereka masak dan dibawa ke cek dam ini untuk selanjutnya kami makan bersama setelah memanjatkan doa memohon keberkahan dari Allah SWT,” ujar Novizar Can Amalo yang merupakan tokoh masyarakat sekaligus panitia alek, saat pelaksanaan kenduri mambukak kapalo banda, Rabu (12/10) di jorong Duo Koto Nagari Guguak Malalo kecamatan Batipuh Selatan.
Nofizar juga mengatakan, tradisi memotong kerbau dalam kenduri mambukak kapalo banda karena kerbau hewan ternak yang identik dengan air.
Tidak itu saja, Nofizar juga menyampaikan bahwa banda atau sungai Malalo ini nantinya akan dijadikan sumber air yang akan mengairi sawah masyarakat seluas 186 hektare.
Di hadapan Bupati Tanah Datar Eka Putra, Nofizar juga menyampaikan ucapan terima kasih karena program unggulan pemerintah Kabupaten Tanah Datar Bajak Gratis saat ini jugĂ sudah dinikmati oleh masyarakat nagari Guguak Malalo.
“Alhamdulillah, sebagian dari kami sudah menerima manfaat dari program bajak gratis pak Bupati, kami ucapkan terima kasih pak,” sampainya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wali Nagari Guguak Malalo Mulyadi. Menurutnya, ke depan pihak nagari bersama-sama dengan masyarakat juga sepakat untuk kembali mengembangkan tanaman kopi di Guguak Malalo yang jauh sebelumnya pernah ada dan ditinggalkan oleh Belanda.
Mulyadi juga sampaikan, bahwa di lokasi cek dam ini direncanakan akan dibuat objek wisata pemandian, namun bentuknya akan diserahkan kepada pemerintah Provinsi dan juga Kabupaten.
Anggota DPRD Tanah Datar yang juga putra asli Malalo Herman Sugiarto mendukung penuh apa yang direncanakan oleh pemerintah nagari bersama-sama dengan masyarakat.
Dukungan serupa juga datang dari Gubernur Sumatera Barat yang disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat Suardi.
Dikatakan Suardi, bahwa Pemprov memiliki anggaran yang telah disediakan, dan meminta agar masyarakat mengajukan permohonan melalui dinas terkait di kabupaten.
Bupati Tanah Datar Eka Putra yang langsung hadir pada acara tersebut menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh masyarakat nagari Malalo yang sampai saat ini mampu mempertahankan tradisi kenduri mambukak kapalo banda ini sejak dari ratusan tahun yang lampau hingga saat ini. Menurutnya ini menandakan kekompakan masyarakat di Guguak Malalo masih terjaga dengan baik sampai sekarang. (KD/Red.Jm)