Oleh: Fadhila Salsabila
(Mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)
Permainan merupakan sebuah aktifitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau Bersama-sama (kelompok). Di Minangkabau sendiri terdapat suatu permainan tradisi yang masih terkenal dan masih dilakukan sampai sekarang sebagai sarana hiburan bagi para masyarakat Minang yang sering disebut KIM (Kesenian Irama Minang). Permainan tradisi ini biasanya diadakan atau dilaksanakan pada suatu acara perkumpulan berupa acara pesta pernikahan ataupun alek nagari.
KIM merupakan suatu permainan tradisi Minangkabau yang menggunakan pantun dan angka. Bentuk permainan ini sangat sederhana yaitu berupa undian angka berhadiah yang mana pada permainan ini terdapat tukang dendang yang melantunkan lagu atau pantun yang kemudian bagi para pemain mereka akan mengisi kertas undian mereka dengan mendengarkan tukang dendang menyebutkan angka yang akan keluar pada undian tersebut. Kemudian bagi para pemain yang menang akan mendapatkan hadiah dari penyelenggara permainan KIM tersebut.
Awal Kemunculan KIM dapat dirujuk
dari berbagai sumber yang didapat oleh penulis sendiri melalui berbagai literatur. Awal kemunculan KIM itu dulu dipelopori oleh seniman yang bernama Idham pada tahun 1970-an, masa itu Idham mencoba menciptakan suatu permaiana baru yang bisa menarik minat masyarakat banyak. Idham menciptakan permainan yang bisa menyaingi permainan judi yang dimiliki oleh rumah perjudian yang mana pada saat itu sangat diminati dan digemari oleh masyarakat. Idham mencoba menciptakan permainan yang bisa dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat dan hasilnya terciptalah suatu permainan yang dikenal sebagai KIM. Idham mengatakan dia menemukan ide KIM ini dari permainan bingo yang dipopulerkan oleh masyarakat Melayu Cina yang ada di Sumatera bagian Utara pada saat itu.
Awal KIM banyak tampil di keramaian seperti pasar malam. Idham menuturkan bahwa pasar malam akan sangat ramai jika kami hadir dengan KIM, bahkan tak jarang banyak penyelengggara pasar malam mengundang dan menyediakan tempat untuk kami bermain KIM. Setiap kupon KIM yang dibawa semuanya terjual habis dalam setiap permainannya. Kupon-kupon dibuat sendiri oleh Idham, hasil penjualan kupon KIM digunakan untuk biaya produksi pertunjukan, dan juga hadiah yang nantinya akan diperebutkan pada pertunjukan KIM.
Tawaran KIM yang melimpah menimbulkan kecemburuan antara para pemilik rumah judi yang dampaknya berupa sepinya para penjudi yang datang ke rumah penjudian mereka. Bila dibandingkan dengan KIM besaran hadiahnya lebih besar perjudian daripada KIM. Idham tidak peduli bila KIM dicap sebagai perjudian. Baginya dia hanya berusaha menghasilkan uang dengan cara kesenian dan menjual kupon. Idham juga mengatakan bahwa terjadinya kecemburuan sosial terhadap tingginya minat masyarakat terhadap permainan KIM.
KIM zaman sekarang
Seperti yang dijelaskan sebelumnya itu pada pertengahan 1990-an pihak kepolisian melarang KIM tampil karena beberapa laporan mengatakan bahwa KIM bersifat judi. Ulah dari beberapa oknum menjadikan KIM kesulitan dalam penampilannya. Namun pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an terjadi suatu kesepakatan antara pemain KIM dengan pihak kepolisian. Kesepakatannya KIM boleh ditampilkan asal kupon dan hadiah diberikan secara cuma-cuma, daan hadiah yang ditawarkan harus memberikan manfaat kepada peserta KIM.
Banyak orang berfikir bahwa KIM adalah suatu permainan tradisional lama Minangkabau, padahal KIM merupakan suatu bentuk tradisi baru yang sedang tumbuh di tengah masyarakat Minangkabau. Masyarakat Minang masih banyak berfikir KIM yang ada pada saat sekarang merupakan bentuk simulasi dari KIM di masa lalu. Perbedaan KIM dulu dengan sekarang terletak pada pembelian kupon, jika dilihat ini memang sepele tapi perlu digaris bawahi yang dikatakan judi tentu ada taruhan yang dikeluarkan untuk mendapat hadiah yang diinginkan.
Seperti dikatakan oleh Baudrilard bahwa simulacra adalah dunia yang terbangun dari bercampurnya antara nilai, fakta, tanda, citra, dan kode.
Sekarang KIM bisa kita lihat hadir dimana saja dan dalam perhelatan apapun. KIM hadir untuk memeriahkan acara baik bersifat formal maupun nonformal di tengah masyarakat Minangkabau khususnya Sumatera Barat, baik yang daerah asal maupun di perantauan.
Ada beberapa perubahan dari KIM terdahulu dengan KIM pada masa sekarang, diantaranya:
- Kupon
Dari segi kupon dahulu KIM kupon dibuat sendiri oleh Idham dan kemudian dijual kepada para penonton yang ingin ikut bermain KIM. Sedangkan pada masa sekarang kupon KIM tidak lagi diperjual belikan melainkan diberikan secara cuma-cuma kepada para penonton yang ingin bermain KIM. - Hadiah
Dari segi hadiah dahulu hadiahnya diundi sesuai dengan harga kupon yang dijual pada saat itu, semakin mahal harga kupon maka hadiah undian semakin besar. Sedangkan pada masa sekarang hadiahnya lebih bermanfaat dan bertujuan memberi motivasi seperti alat tulis, perlengkapan rumah tangga dan sejenisnya. - Lokasi atau tempat dilakukan permainan.
Dahulu permainan KIM sering dilakukan di lokasi pasar malam. Sedangkan pada masa sekarang mudah ditemukan dalam berbagai macam perhelatan di daerah Sumatera Barat atau daerah yang ada perantau Minangnya.
Bagaimana cara bermain KIM?
Pada pemainan KIM ini para peserta permainan akan dibagikan kupon kertas yang berbeda-beda warna seperti kuning, merah muda, biru, putih yang sudah disediakan oleh penyelenggara acara KIM. Yang mana pada kertas kupon tersebut berisi angka acak dari angka 1-90. Setiap pemain mendapat nomor yang berbeda dengan pemain lainnya. Tugas pemain hanya menandai angka yang nanti akan disebutkan oleh tukang dendang sambil bernyanyi dan berpantun, pada sela-sela bernyanyi dan berdendang tersebut tukang dendang akan mencabut lot dan menyelipkan angka dalam lot dalam dendang yang dinyanyikannya.
Setiap pemain harus jeli mendengar angka yang disebut oleh pendendang. Apabila di dalam kertas terdapat angka yang disebut pendendang, maka angka tersebut diberi tanda silang atau dilingkar seperti gambar diatas. kemudian jika semua angka yang ada di dalam kupon kertas sudah disilang seperti gambar yang dilingkar merah diatas, maka pemain tersebut harus langsung bersorak kepada pedendang agar pedendang bisa berhenti bernyanyi untuk sementara dan kemudian pedendang akan memeriksa dan mengecek kupon pemain, begitu dinyatakan cocok maka pemain tersebut mendapatkan hadiah. Selanjutnya jika masih ada pencabutan lot oleh pendendang permainan pun akan dilanjutkan sampai lot habis.
Itulah permainan tradisi yang terdapat di Minangkabau yang sering disebut sebagai KIM (Kesenian Irama Minang).