Batusangkar, jurnalminang.com. Dosen ilmu Falak IAIN Batusangkar Nailurrahmi, M.Ag diminta oleh pengurus mesjid Ishlah Pariangan untuk mengukur kembali arah kiblat di mesjid tersebut pada hari Sabtu, 21Maret 2020. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan anggota masyarakat dari berbagai kalangan. Turut hadir jajaran pengurus mesjid, Ninik mamak, pemuda dan remaja mesjid setempat. Pengukuran ini dilakukan karena adanya permintaan dari masyarakat meskipun sudah pernah diukur beberapa tahun yang lalu. “Dahulu pernah diukur oleh tim dari Kemenag Tanah Datar dengan metode MAK ( Matahari diatas Ka’bah)” tutur salah seorang Ninik mamak yang menyaksikan pengukuran dahulu. Nailurrahmi menjelaskan bahwa metode MAK tersebut juga boleh digunakan karena memang matahari diatas Ka’bah ada masa nya dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Mei dan Juli. Namun metode ini memiliki sedikit kelemahan karena ketelitian dan ketepatan waktu ketika akan mengambil titik pengukuran bayangan tersebut mempengaruhi hasil pengukuran. Dosen yang produktif menulis ini sudah melakukan pengukuran arah kiblat di ratusan mesjid di Sumatera Barat. Beliau juga seorang yang ahli dalam perhitungan dan pembuatan imsakiyah setiap tahun. Hasil pengukuran di mesjid Ishlah Pariangan ini menggeser arah kiblat sepanjang dua derajat dari semula karena menggunakan GPS, Pencari Arah Kiblat, Busur dan Segitiga Arah Kiblat. “Pergeseran dua derajat tersebut berarti ada arah yang bergeser sepanjang 220 KM karena satu derajat di GPS setara dengan 110 KM” ujar Nailurrahmi. Masyarakat Pariangan sangat puas dengan hasil ini karena bisa menyaksikan langsung pengukuran tersebut serta disediakan waktu untuk berdiskusi setelah acara pengukuran selesai. Ketua Pengurus pengurus mesjid Ishlah Pariangan Suherdi, S.Ag dan bendahara A.Dt.Rajo Panghulu adalah dua figur pengurus mesjid yang inovatif dan responsif terhadap usulan masyarakat. “Pengukuran ini dilakukan kembali karena ada permintaan dari beberapa anggota masyarakat dan tikar mesjid Ishlah Pariangan ini akan diperbaharui semuanya” kata mereka. Memang masyarakat Pariangan sangat berlomba lomba untuk memberikan sumbangan untuk mesjid. Dana penggantian tikar mesjid yang dibutuhkan sekitar 160 juta Rupiah bisa terkumpul dalam waktu yang singkat dan malahan sudah berlebih yang terkumpul. Kini masyarakat tidak perlu lagi menyangsikan arah kiblat tersebut karena itulah hasil ilmu pengetahuan yang sudah terukur dan dipakai untuk menentukan arah kiblat. “Saya senang dan terkesan dengan keramahan serta keterbukaan masyarakat Pariangan” ujar Nailurrahmi setelah acara pengukuran tersebut.
Dosen IAIN Batusangkar Ukur Ulang Arah Kiblat Mesjid Ishlah Pariangan
