Oleh: Nadia Nasmita Ramadan (Mahasiswi jurusan sastra Minangkabau Universitas Andalas)
Orang Minangkabau hidup di Perantauan selalu berpedoman kepada satu pepatah ini “Dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang’ (Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung). Arti dari pepatah ini seseorang harus bisa beradaptasi dengan masyarakat yang di sekitarnya dan dimanapun kita berada hargai adat dan budaya tempat tersebut tanpa harus menghilangkan jati dirinya.
Tidak hanya orang Minangkabau yang harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru, siapapun pasti akan menerapkan hal itu dikarenakan beradaptasi dan berbaur dengan masyarakat sekitar itu adalah hal yang penting untuk kehidupan.
Merantau sudah menjadi tradisi bagi orang Minangkabau dan di perantauan orang Minangkabau tentunya harus memegang erat pedoman orang Minangkabau yakni pepatah Dima bumi dipijak di sinan langik dijunjuang. Pepatah ini sudah tidak asing didengar karena orang Minangkabau harus menerapkannya dimana dan kapan pun ia merantau. Merantau banyak dilakukan secara turun-temurun hingga saat ini, umumnya merantau biasanya oleh laki-laki yang masih lajang tetapi sakarang juga banyak perempuan gadis yang mengharuskan merantau demi mengadu nasib untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya.
Merantau tidak asal merantau, yaitu harus berbekal banyak hal yang perlu diperhatikan saat di perantauan. Salah satunya harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya yaitu Dima bumi dipijak di sinan langik dijunjuang. Hal ini sangat penting untuk kehidupan di perantauan dan tidak boleh asal-asalan di tempat rantauan apalagi masih baru dan tidak mengenal tempat dan masyarakatnya bagaimana lingkungan sosial disana.
Menjaga sikap dan perilaku di rantauan sangatlah penting digunakan untuk kehidupan, tidak hanya di rantauan, di kampung halaman sendiri pun penting dan sikap ini merupakan hal yang wajib dijaga dimana dan kapan pun berada karena itu hal yang paling utama serta penting. Tidak sedikit orang menilai seseorang dari lisannya, sikap ataupun perilaku karena rupa mudah diubah dan rupa bukanlah patokan untuk penilaian terhadap sesuatu yang kita lakukan.
Sikap dan perilaku yang baik jika sudah diterapkan sejak dini tentunya akan sangat bagus untuk kehidupan kedepannya dan dimasa depan akan menjadi baik. Tidak sedikit orang yang punya attitude yang bagus mempunyai teman yang baik pula.
Jika kita merantau tidak berbekal tentunya tidak akan sukses di rantauan. Dimana pun kita merantau harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar, bagaimana lingkungan itu dan hargai serta hormati orang yang di sekitar. Perilaku dijaga dan bersikap baik kepada siapapun tanpa melihat penampilannya. Sebagai orang Minangkabau tentunya kita sudah harus tau hal itu dan sadar bahwa menjaga lisan, dan perilaku itu adalah hal yang wajib diterapkan dimana pun kita berada. Sadar akan pentingnya beradaptasi dengan lingkungan itu yang perlu dilakukan terlebih dahulu agar mengenal bagaimana tempat kita tinggal.
Kemana pun pergi merantau wajib beradaptasi dengan lingkungan sekitar, hargai dan hormati tradisi yang di tempat rantauan itu dan jaga lisan, sikap dan perilaku kepada siapapun tanpa melihat penampilan ataupun rupanya. Tujuan merantau adalah untuk mengadu nasib untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya. Tujuan itu harus diingat baik-baik dan harus sungguh-sungguh dalam menggapai tujuan.
Jauh-jauh pergi merantau meninggalkan keluarga di kampung tentu bukan hal mudah. Jangan sampai mengecewakan orang tua yang di kampung yang susah payah membesarkan dan merawat dengan sepenuh hati dan ketika pulang harus menjadi sukses dalam tujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. (*)