Oleh: Muhammad Intania, SH
(Advokat & Pengamat Sosial Politik)
Menarik untuk mengulas Laporan Keuangan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tuah Sepakat Kabupaten Tanah Datar untuk Tahun Buku yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2023 dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2022 dan Laporan Auditor Independen yang disajikan oleh Auditor Independen, karena dari laporan tersebut masyarakat dapat membaca kinerja tata kelola manajemen Perumda Tuah Sepakat dalam menjalankan roda bisnis perusahaan plat merah milik Pemerintah Kabupaten Tanah Datar ini.
Apakah pengelolaannya benar benar professional berorientasi profit? Atau sekedar menjalankan usaha berbasis formalitas semata karena adanya kucuran permodalan dari pemerintah daerah? Sudah tahukah anggota DPRD Tanah Datar tentang Nasib Perumda? Bukankah mereka yang menyetujui dana penambahan modal untuk Perumda dulunya?
Mari simak perspektif penulis di artikel ini sampai selesai agar tidak gagal paham. Namun begitu, untuk menambah wawasan publik netizen Tanah Datar, alangkah baiknya ada tulisan-tulisan lain dari perspektif penulis lainnya agar bisa makin memperkaya wawasan kita semua dan menambah sikap kritis dan kepedulian publik.
Diketahui bahwa Auditor dari Kantor Akuntan Publik Bustaman, Ezeddin & Putranto yang telah melakukan audit atas Laporan Keuangan Perumda Tuah Sepakat untuk tahun buku 2023 telah memberikan opini Wajar dengan Pengecualian (WDP). Opini WDP adalah opini audit yang menyatakan bahwa laporan keuangan suatu entitas menyajikan secara wajar, KECUALI untuk beberapa item tertentu.
WDP diberikan dalam kondisi-kondisi berikut:
- Auditor menemukan bukti atas kesalahan penyajian, tetapi laporan keuangan tidak pervasif.
- Auditor tidak memiliki bukti memadai, tetapi menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian tidak berdampak material.
- Auditor menemukan kekhawatiran karena kurangnya bukti audit, masalah kepatuhan, atau pembatasan dalam proses audit.
Dalam opini WDP, auditor akan menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.
Basis opini WDP dari Auditor adalah laporan keuangan disajikan dengan anggapan perusahaan akan melanjutkan usahanya sebagai entitas yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Terjadinya KERUGIAN tahun 2023 sebesar Rp. 1.454.967.242 ( 1,45 miliar rupiah lebih) akan berpengaruh terhadap kelangsungan usaha perusahaan. Operasional perusahaan tahun 2023 TIDAK BERPEDOMAN kepada RENCANA KERJA dan ANGGARAN yang ditetapkan.
Selanjutnya Auditor menyampaikan bahwa manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Selain pemberian predikat opini WDP dan paparan yang disampaikan oleh Auditor Independen di atas, maka penulispun akan menyampaikan opini dari perspektif penulis sebagai berikut:
- Dari rekap laporan keuangan dari unit usaha / segmen bisnis Perumda Tuah Sepakat tahun 2022 dan tahun 2023 diketahui bahwa ada 8 (delapan) segmen bisnis yang digarap oleh Perumda Tuah Sepakat dimana ada 5 (lima) segmen bisnis yang sudah eksis ditahun 2022 yaitu: 1) Mart, 2) Media, 3) Scooter, 4) Jasa Transportasi, dan 5) Kebutuhan Umum & Barang Dagangan. Sedangkan ada 3 segmen bisnis baru direalisasikan pada tahun 2023, yaitu: 1) AHYAM Batusangkar, 2) AHYAM Payakumbuh, dan 3) Istano.
- Dari 5 segmen bisnis di tahun 2022, 2 segmen bisnis mengalami kerugian (segmen Mart dan Media), dan 3 segmen bisnis mengalami keuntungan (profit), yaitu segmen Scooter, Jasa Transportasi, dan Kebutuhan Umum & Barang Dagangan). Anehnya 3 unit bisnis yang menguntungkan di tahun 2022 itu malah tidak lagi dioperasikan (TUTUP USAHA) pada tahun 2023 sehingga menyisakan kerugian bagi unit bisnis Scooter di Istano Pagaruyung sebesar minus Rp. 12.250.000.- akibat beban penyusutan scooter.
- 2 segmen bisnis yang merugi di tahun 2022 (segmen Mart dan segmen Media) tetap dilanjutkan usahanya di tahun 2023 dan membukukan kerugian yang semakin besar di tahun 2023.
- Walau pendapatan Mart meningkat drastis ditahun 2023, akan tetapi akibat beban yang besar di segmen Mart ini, maka masih menyisakan beban yang semakin besar dibanding tahun 2022. Beban terbesar di segmen Mart disumbangkan oleh Beban Pemakaian Bahan Terjual sebesar 699 jutaan rupiah dan Beban Rumah Tangga Mart sebesar 63jutaan rupiah serta Beban Gaji Karyawan Mart sebesar 59jutaan rupiah.
- Sedangkan beban terbesar di segmen Media disumbangkan oleh Beban Penyusutan Peralatan Media sebesar Rp. 69.158.025, sedangkan Pendapatan Media hanya Rp. 17.750.000.- saja selama tahun 2023.
Untuk 3 segmen bisnis / unit usaha yang baru dirintis di tahun 2023 (AHYAM Batusangkar dan AHYAM Payakumbuh serta segmen bisnis Istano di Pagaruyung) juga mengalami kerugian di tahun pertama operasionalnya. Ketiga segmen bisnis baru tersebut bergerak di sektor kuliner (food and beverage).
Sekilas mungkin dianggap normal bahwa sebuah usaha / bisnis di tahun pertama bisnisnya mengalami kerugian, namun demikian perlu didalami cara cara untuk meminimal kerugian berupa penerapan konsep bisnis yang realistis dan manajemen pengelolaan yang bertanggung jawab.
Berikut penulis sampaikan pendapat / opini penulis tentang 3 unit bisnis baru yang dirintis di tahun 2023 tersebut sebagai berikut:
- Untuk AHYAM Batusangkar, pendapatan mengukir capaian 443,8jutaan rupiah, namun karena Harga Pokok Penjualannya diangka 509jutaan rupiah, maka AHYAM Batusangkar mengalami kerugian minus Rp. 65.685.105.- Beban terbesar disumbangkan oleh Beban Pemakaian Bahan Terjual sebesar 251jutaan rupiah dan beban renovasi toko sebesar 55jutaan rupiah serta beban gaji karyawan sebesar 74jutaan rupiah dan beban sewa toko sebesar 42.500.000.-
- Untuk AHYAM Payakumbuh, pendapatan mengukir capaian 146jutaan rupiah dengan Harga Pokok Penjualan sebesar 210jutaan rupiah, sehingga AHYAM Payakumbuh mengalami kerugian sebesar minus Rp. 63.636.729.- Beban terbesar disumbangkan oleh Beban Pemakaian Bahan Terjual sebesar 86jutaan rupiah dan beban renovasi toko sebesar 41jutaan rupiah serta beban sewa toko sebesar Rp. 33.750.000.-
- Untuk ISTANO, pendapatannya mengukir angka 116jutaan rupiah di tahun 2023 dengan Harga Pokok Penjualan sebesar 138jutaan rupiah, sehingga unit bisnis Istano mengalami kerugian sebesar Rp. 22.669.870,-
Diketahui publik bahwa segmen bisnis Istano sudah mangkrak di tahun 2024, sehingga sudah bisa dipastikan Perumda Tuah Sepakat mengalami kerugian (lagi) akibat tutupnya unit bisnis kuliner yang seumur jagung ini.
“Yo la sansai rakyaik dengan pengelolaan uang rakyaik taka iko. La rugi 1,4 miliar rupiah lebih. Kamano para wakil rakyat kito yang terhormat di gedung megah DPRD Tanah Datar ko? Masih kah disetujui penambahan penyertaan modal (lagi) ?” gumam Wan Labai seraya mengerutkan keningnya.
Jika melihat tabel yang penulis sajikan, maka pembukuan Istano di Laporan Keuangan Tahun 2024 nanti akan sama kondisinya dengan laporan keuangan segmen bisnis Scooter dan Jasa Transportasi serta Kebutuhan Umum & Barang Dagangan di tahun 2023. Agaknya akan jadi laporan keuangan terakhir. Miris!
Dan jika membaca Catatan Atas Laporan Keuangan yang disampaikan oleh Auditor pada bagian Biaya Operasional, terbaca biaya operasional yang sangat tinggi dibanding tahun 2022, khususnya pada Beban Perjalanan Dinas Kantor sebesar Rp. 122.583.929,- atau setara biaya perjalanan dinas 10jutaan rupiah per bulan.
Kesimpulan umumnya bahwa semua unit bisnis yang dikelola manajemen Perumda Tuah Sepakat Kabupaten Tanah Datar pada tahun buku 2023 mengalami KERUGIAN yang cukup mengkhawatirkan sebanyak lebih dari 600jutaan rupiah dengan total kerugian seluruhnya 1,4 milyar rupiah lebih!
Lantas, apa solusi yang bisa disampaikan kepada Kuasa Pemegang Modal, Pengawas dan Manajemen Perumda Tuah Sepakat? Walau bukan kewajiban penulis untuk menyampaikan saran dan solusi, namun tidak ada salahnya penulis memberikan opini untuk sekedar menambah wawasan dan agar tidak dianggap kritik semata.
Ini saran penulis agar Perumda Tuah Sepakat dapat meneruskan kelangsungan usahanya sebagai berikut:
- Menerapkan saran saran dari Auditor atas Laporan Auditor Independen, terutama lebih berpedoman kepada Rencana Kerja dan Anggaran yang ditetapkan,
- Setiap unit bisnis harus mempunyai 1 (satu) manajer bisnis yang bertanggung jawab untuk mengelola 1 unit usaha.
- Manajemen Tuah Sepakat harus punya Rencana Bisnis (Business Plan) yang jelas dan terukur serta wajib untuk dijalani.
- Dewan Pengawas (Dewas) harus lebih menguasai dan lebih mengontrol jalannya fungsi manajerial Perumda Tuah Sepakat. Dalam hal manajemen keluar koridor, maka harus segera dikoreksi dan diberikan teguran / arahan. Bukankah Dewas sudah menerima gaji Rp. 171.029.231 di tahun 2023. Harusnya signifikan tugas dan tanggungjawabnya dengan gaji yang diterima!.
- Dewas perlu tegas menerapkan Anggaran. Jangan sampai anggaran yang sudah ditetapkan tidak dikontrol sehingga tidak bisa mengontrol biaya over head yang sudah dianggarkan sebelumnya.
- Perlu dibuka posisi Direktur Keuangan untuk mengontrol keuangan Perumda Tuah Sepakat. Perlu juga posisi Direktur Business & Development yang bertugas menjalankan dan mengawasi semua unit-unit bisnis dan merencanakan pengembangan bisnis lanjutan.
- Segenap manajemen harus bekerja professional, bebas dari intervensi dan kepentingan pihak lain serta benar benar bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
- Kuasa Pemegang Modal KPM) harus bertanggung jawab penuh atas pengelolaan dana APBD yang disetujui untuk dikelola dan dikembangkan oleh manajemen Perumda Tuah Sepakat.
Dan sebagai wujud kepedulian sosial kita bersama atas pengelolaan dan pengembangan uang rakyat / dana Negara, mari kita kawal dan dukung bersama kinerja manajemen Perumda Tuah Sepakat agar makin professional dan kita dorong para wakil rakyat di DPRD Tanah Datar agar makin kompeten dan kritis menjalankan fungsinya. Bukan sekedar menjalankan fungsi formalitas semata.
Akhirnya artikel ini penulis tutup dengan pepatah Minang “Di ukua mangko di karek, di agak mako diagiah”.
Ketika UMKM yang tidak dibiayai oleh APBD saja untung, mengapa Perumda Tuah Sepakat yang sudah diinfus dan dapat prioritas masih MERUGI?