Tanah Datar, Jurnalminang.com. News Web TV. Salah satu inovasi yang dilakukan oleh warga Tanah Datar Rina Aziz adalah memanfaatkan ampas kopi untuk pewarna kain. Pemakaian warna dari ampas kopi ini diujicobakan di UKM Batik Pariangan yang sudah sejak 2017 eksis dan terus berkembang sampai kini.
Batik tulis Pariangan dipelopori oleh Irwan Malin Basa bersama Pramono dari Universitas Andalas. Motif batik Pariangan ditemukan dalam beberapa manuskrip kuno Minangkabau yang tersimpan di surau Tarekat Syatariyah Pariangan.
Kini, setelah mulai berkembang, datang lagi sebuah inovasi baru untuk mewarnai batik tersebut. Pewarnanya diekstrak dari ampas kopi yang sudah diminum. Warna yang dihasilkan sangat indah sehingga batik Pariangan semakin khas dengan gaya tradisional nya.
Inovasi ini adalah hasil riset Rina Aziz yang sedang menyelesaikan pendidikan Master pada ilmu pariwisata di sebuah kampus ternama. Rina Aziz juga Ketua Kadin Tanah Datar dan seorang wanita pengusaha berbagai produk.
Dalam hal pariwisata, Pariangan sudah memiliki brand internasional karena dinobatkan oleh sebuah majalah pariwisata terkenal di Amerika yaitu American Budget Travel pada tahun 2012. Pariangan dikenal indah karena memiliki living heritage yang masih terpelihara dan masih bisa disaksikan sampai saat ini. Pemandangan alam yang ada di jorong Guguak adalah sebuah penopang wisata saja, bukan ikon desa terindah. Tetapi wisatawan banyak yang “tersesat” di jalan sehingga menganggu jorong Guguak adalah desa terindah.
Dengan adanya inovasi pewarna dari ampas kopi ini tentu variasi warna batik Pariangan semakin banyak dan tampilannya semakin elegan.
“Saya siap menggunakan pewarna dari ampas kopi ini untuk Batik Pariangan. Dan ini akan menjadi sebuah peluang bisnis baru pula bagi pemilik warung kopi yang ada untuk mengumpulkan ampas kopi yang tersisa dan bisa dijual untuk diekstrak menjadi pewarna” jelas Irwan Malin Basa ketika diajak berbincang oleh Media Jurnal Minang. (Red/JM).