Lampung, Jurnal Minang. Ketua Yayasan Erada EIBOS (Emer Islamic Boarding School) Erdi Muluk,SH mengucapkan selamat datang kepada tamu dan undangan yang hadir. 17 bulan lalu, 27 Feb ketika melakukan peletakan batu pertama, kini telah selesai pembangunannya, hal tersebut tidak terlepas dari keridhoan Allah SWT.
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu cita cita Negara Indonesia, untuk itu diperlukan sarana dan prasarana yang memadai dimulai dengan gedung sekolah hingga fasilitas umum lainnya.
Hal tersebut disampaikan Erdi Muluk, SH dalam acara Soff Opening EIBOS, Kamu s 11/Juli 2024 yang dihadiri Forkopimda, Bupati Lampung Selatan, H.Nans Ermanto,Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian, SH, MH, Kadis Pendidikan Lampung Selatan, Pimpinan SMP, SMA, Pimpinan Perguruan Tinggi, Kepsek SMA dan SMP se Lampung Selatan, tokoh perantau Agusrin Syarif, Asri Asgani, H.Eri Munafri, AKBP (Purn) H. A.Daulai dll.
Proses belajar dan mengajar Universal fondation ada dua, kurikulum nasional dan Internasional, pintar otaknya dan berbakti kepada orang tua, wawasan kebangsaan juga diperlukan agar anak anak EIBOS cinta terhadap Negara Indonesia.
Kalau kita bersungguh sungguh insya Allah bisa berhasil, EIBOS menginginkan tamatannya bisa masuk ke Universitas ternama di Indonesia dan Dunia, ujar Erdi Muluk,SH.
Ketua yayasan Universal Adria Adriani Maulana mengatakan, kehadiran EIBOS sangat dibutuhkan dalam perkembangan zaman saat ini, karena sekolah yang mengajarkan ketrampilan dan keagamaan tidaklah banyak di Lampung Selatan.
Founder Erada Hj Meriwati terharu mengucapkan terima kasih dengan dilaksanakan Soft opening EIBOS serta tamu undangan yang hadir serta orang tua siswa.
Sekolah EIBOS bercita cita menjadi sekolah yang unggul dari sarana prasarana yang memadai,
Pendidikan keterampilan berbasis keagamaan untuk SMP dan SMA yang bernama EIBOS (Emersia Islamic Boarding School) berdiri diatas lahan seluas 1,4 Hektar ,hadir di jalan Branti Raya, Candi Mas, Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dihadirkan guna membangun generasi baru yang sangat kompeten di bidangnya dengan memiliki moralitas agama yang tinggi.
EIBOS memiliki program tahsin dan tahfidz, program tahsin menjadi tahapan awal yang diberlakukan untuk seluruh siswa dan siswi, sebelum mengambil program tahfidz, dimulai dengan memetakan kemampuan baca Al Qur’an masing masing. Selanjutnya akan ditentukan penempatan level pembelajaran kecakapan membaca Al Qur’an, dengan murottal dan mujawawad hingga dapat naik kelas tahfizh,bagi siswa yang belum lancar membaca Alquran akan diadakan pendampingan khusus percepatan untuk rutin berlatih membaca Alquran.
Kurikulum pendidikan berbasis Cambridge Internasional Curriculum menjadi pilihan kurikulum untuk mata pelajaran bahasa Inggris, Sains, dan matematika dalam ranah penerapan kurikulum merdeka, serta pengayaan pendidikan agama Islam melalui program tahsin, tahfidz pendidikan aqidah akhlak, figih dan bahasa Arab.
EIBOS juga dilengkapi sarana dan prasarana modern yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran mulai dari bidang sains, seni, musik, olahraga sampai dengan fasilitas asrama, yaitu mempunyai loboratorium fisika, biologi, kimia, STEAM, interactive broad, perpustakaan, ruang kelas maksimal 24 siswa, aula pertemuan, taman terbuka, masjid, area parkir, food service, air conditioner, lapangan futsal, canteen dan Dining Hall, indoor sport, hall, gymnastik room, studio musik, dan audio visual room.
Bagi siswa dan siswi SMP SMA yang ingin masuk sebagai peserta didik baru pendaftaran dilakukan online, mengisi form online dan upload bukti transfer pendaftaran, kemudian ujian tes tertulis dan wawancara calon siswa dan siswi, kemudian pendaftaran ulang bagi calon siswa dan siswi yang dinyatakan diterima wajib daftar ulang.
Setelah mendirikan sekolah di Lampung Selatan, Hj.Merywati,SE berniat akan mendirikan sekolah yang sama di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat di kampung halamannya.
Bupati Lampung Selatan yang diwakili Staf ahli Bupati Keuangan Ahmad Heri,SE,MM mengatakan yayasan pendidikan EIBOS dapat menjadi pionir majunya dunia pendidikan di Lampung Selatan. (Kasdi Ray/Red. JM)