Wabup Richi Aprian dan Anggota DPR RI Suir Syam Gelar Sosialisasi Penurunan Stunting

Tanah Datar, Jurnal Minang.com. News&Web TV. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis sehingga pertumbuhan fisik anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Ini disampaikan Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian, SH, MH yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (KPPS) kabupaten Tanah Datar, saat membuka Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Tahun 2022 yang terlaksana berkat kerjasama antara BKKBN Provinsi Sumatera Barat dengan Mitra Kerja, Jumat (28/10) di aula kantor Camat Lima Kaum.

Dikatakan Wabup Richi, bahwa pada tahun 2045 mendatang Indonesia akan memasuki usia emas. Sekaitan dengan itu Wabup mengajak seluruh elemen untuk mempersiapkan generasi muda Tanah Datar yang tangguh dengan berbagai ilmu keagamaan dan tentunya gizi yang sehat.

Tanah Datar merupakan penghasil beras terbesar di Sumatera Barat, dari itu jangan sampai ada lagi anak-anak yang tumbuh stunting, ini tentunya membutuhkan kerjasama semua elemen masyarakat termasuk juga perantau.
Wabup Richi juga berharap melalui sosialisasi ini akan mampu memberikan pencerahan dan pengetahuan kepada seluruh masyarakat, terutama bisa mencarikan solusi dalam menyelesaikan kasus-kasus stunting di Tanah Datar. “Target kabupaten Tanah Datar tahun 2024 angka prevalensi menjadi 0% harus tercapai,” pungkasnya.

Sementara anggota komisi IX DPR RI H. Suir Syam, di kesempatan yang sama menyampaikan untuk percepatan penurunan stunting yang paling utama adalah harus memaksimalkan pelayanan kesehatan.

H. Suir Syam juga menyinggung terkait angka prevalensi kabupaten Tanah Datar yang saat ini sebesar 21,5% yang menurutnya ini cukup tinggi.

Baca Juga :  Bupati Tanah Datar Letakkan Batu Pertama Pembangunan Kembali Masjid Muslimin Di Nagari Lubuak Jantan

“Angka prevalensi 21,5% itu artinya satu dari lima anak memiliki peluang mengalami stunting, ini memang perlu dilakukan penurunannya,” ujar Suir Syam.

Sementara tokoh masyarakat setempat Novitra Kemala, menyampaikan ucapan terima kasih atas terlaksananya sosialisasi ini. Menurutnya ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat guna menambah wawasan terutama tentang stunting.

Tampak hadir pada acara tersebut Koordinator Litbang Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat Nurbaiti Djabang, Kepala Dinas PMDPPKB Novendril, Camat Lima Kaum Irwan bersama forkopimca, Wali Nagari se kecamatan Lima Kaum dan undangan lainnya. (KD/Red.Jm)

Print Friendly, PDF & Email