Batusangkar, Jurnal Minang. Mengantarkan dokumen tentang galodo tahun 1979, peristiwa yang memilukan tersebut mengakibatkan 29 orang meninggal meluluh lantakkan Nagari Pasia Laweh Kecamatan Sungai Tarab Tanah Datar.
Hal tersebut dilakukan Wali Nagari Pasie Laweh Hidayat, didampingi tokoh masyarakat Pasie Laweh Yuhardi.
Ketua Satgas Nagari Pasie Laweh Arizal Sutan Kayo, ketika menyerahkan dokumen tentang galodo pada Rabu 31 Juli 2024 di kantor Perpustakaan dan Kearsipan Tanah Datar yang dipimpin Thamrin.
Penyerahan dokumen tragedi galodo tahun 1979 merupakan hasil kliping dari tokoh masyarakat Pasie Laweh Rahmayulis.
Jika dulu namanya aia gadang, kini banjir bandang atau disebut Galodo, akibatnya warga Pasie Laweh Kecamatan Sungai Tarab mengikuti Transmigrasi lokal ke Sitiung III Dharmasraya dan Muaro Sakai Pesisir Selatan.
Tokoh masyarakat Pasie Laweh Yuhardi yang turut menyerahkan kliping peristiwa galodo di Kabupaten Tanah Datar awal mula istilah galodo 30 April tahun 1979, dan 30 Maret 2009.
Pada tahun 1979 belum ada HP, Bupati Tanah Datar waktu itu Sulaiman Zulhudi , Gubernur Azwar Anas, sehingga waktu kejadian musibah yang begitu besar Gubernur Azwar Anas stand by di Pasie Laweh. yang ada hanya koran makanya ketika terjadi Galodo koran Haluan dan Singgalang begitu terbit lansung habis.
Waktu kejadian galodo tahun 1979 tidak ada dokumen satupun, untunglah ada kliping koran yang dijilid oleh Rahmayulis dan Yuhardi. Saat kejadian Galodo bangunan pasar dan taman kanak kanak hanyut dihantam galodo atau banjir bandang. Kemudian peristiwa tersebut 30 tahun kurang sebulan berulang kembali pada tahun 2009.
Adanya penyerahan dokumen kliping koran diharapkan mampu dijadikan pelajaran bagi generasi muda yang akan datang, sehingga setiap peristiwa terjadi ada dokumentasi sebagai bahan masukan bagi para pemimpin masa depan. (Kasdi Ray/Red.Jm)