Batusangkar, Jurnal Minang.com. News&Web TV. Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menargetkan angka prevalensi stunting di Tanah Datar dari 21 persen tahun 2021 lalu menjadi prevalensi 10 persen pada tahun 2024.
Hal tersebut disampaikan Wabup Richi saat membuka acara Konsilidasi dengan Pemangku Kebijakan Tingkat Daerah (Kemitraan) dalam percepatan penurunan stunting yang bekerjasama dengan BKKBN Sumbar melalui dana aspirasi anggota DPRD RI Suir Syam di Emersia Hotel Batusangkar, Minggu (30/10).
Wabup Richi sampaikan pemerintah kabupaten Tanah Datar optimis akan bisa menekan angka stunting, dimana kabupaten Tanah Datar merupakan lumbung pangan di Sumatera Barat. Selain itu, upaya dalam waktu dekat akan melaunching orang tua asuh bagi anak stunting sebanyak 648 orang berdasarkan penimbangan di Posyandu dan Puskesmas sampai usia 2 tahun.
“Insyaallah, dalam waktu dekat pemerintah daerah akan melaunching orang tua asuh bagi anak stunting yang akan menjadi donatur tetap,” sampai wabup.
Wabup tambahkan, dalam rangka mewujudkan Kabupaten Tanah Datar yang sejahtera dan siap untuk menghadapi bonus demografi yaitu usia angkatan kerja akan lebih banyak dari tidak bekerja pada tahun 2045 nanti.
Wabup berharap dengan bertemu pemuka masyarakat se Tanah Datar ini dapat mendukung upaya pemerintah dalam menekan angka stunting. “Kita berharap dukungan dari semua pihak terutama pemangku kebijakan, termasuk pemuka masyarakat,” tuturnya.
Wabup juga ucapkan terima kasih kepada anggota DPR RI Suir Syam dan BKKBN Sumbar, yang terus mendukung dan mensuport pemerintah Tanah Datar untuk mencarikan upaya penurunan angka stunting.
Sementara, anggota DPRD RI Suir Syam juga sampaikan untuk menghadapi bonus demografi pada tahun 2045 nanti, tentunya kita harus menyiapkan generasi yang cerdas, maka sekarang saatnya untuk mewujudkan dengan mencegah stunting.
Dalam paparannya Suir Syam menyampaikan, stunting adalah masalah kurang gizi atau gizi buruk yang sangat berpengaruh kepada kualitas generatif kehidupan manusia. Oleh sebab itu, tambahnya dirasa semua pihak perlu turut andil dalam memerangi dan berupaya mempercepat penurunan stunting di Indonesia.
“Walaupun secara kuantitatif angka stunting dibandingkan Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat, Tanah Datar masih relatif rendah, namun kita berupaya terus supaya capaian angka penurunan itu lebih cepat,” papar Suir Syam. (KD/Red.Jm)