Batusangkar, Jurnal Minang. Sebanyak 10 orang mahasiswa unggulan Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar berkesempatan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) yakni KKN Moderasi Beragama di Provinsi Jawa Barat dan KKN Melayu Serumpun di Provinsi Aceh tahun 2024.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Batusangkar, Dr. M. Hafiz, M.Si mengatakan, KKN Moderasi Beragama di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat diikuti sebanyak 3 orang mahasiswa UIN Mahmud Yunus Batusangkar, diantarnya Rinaldi Irawan mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES), Amelia Rahmadani Prodi Akuntansi Syariah dan Salma Nadzira Prodi Psikologi Islam.
KKN Moderasi Beragama Keempat tahun ini diikuti sebanyak 330 orang mahasiswa dari 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di seluruh Indonesia. Mereka akan ditempatkan di 6 desa di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, selama 40 hari, dari tanggal 16 Juli hingga 25 Agustus 2024, dengan penyelenggara UIN Sunan Gunung Djati Bandung,“ ucapnya.
“Sedangkan KKN Melayu Serumpun Angkatan V Tahun 2024 ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan 22 PTKIN se-Sumatera dengan peserta 157 mahasiswa, dilaksanakan pada 20 Juli – 28 Agustus di Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur, dengan penyelenggara IAIN Langsa,“ sambungnya.
KKN Melayu Serumpun ini diikuti sebanyak 7 orang mahasiswa UIN Mahmud Yunus Batusangkar yakni, Muhammad Rasyid Ridho Prodi Psikologi Islam, Al Amin Mahasiswa Prodi Manajemen Bisnis Syariah, Nazihul Amin Prodi Psikologi Islam, Anggy Marsely utusan Prodi Akuntansi Syariah, sedangkan Putri Nur Azizah dari Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Sastra Bekty Prodi Manajemen Bisnis Syariah dan Rafiqah Zuhri Sulaiman dari prodi Jurnalistik Islam, urai Dr. M. Haviz., M.Si.
Di tempat terpisah, Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar Prof. Dr. Marjoni Imamora, M.Sc mengatakan, mahasiswa yang kita rekomendasikan di Program KKN tersebut dengan harapan agar mereka belajar, karena kehidupan itu jauh lebih kompleks dari pada sekedar teori yang ada pada lembaran buku.
“Program KKN ini merupakan wujud komitmen Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dalam membangun kerukunan antar umat beragama di Indonesia,
Karena untuk menyerap Ilmu dari berbagai kalangan masyarakat yang ada di lokasi KKN, yang mungkin tidak semegah pendidikan yang ada, tapi mereka tau bagaimana hidup dan cara merawat Indonesia,” tegas Prof. Marjoni.
Lebih lanjut Prof. Marjoni berpesan agar mahasiswa yang mengikuti KKN, baik KKN Moderasi Beragama maupun KKN Serumpun Melayu, agar senantiasa dapat menjaga nama baik kampus, kepercayaan masyarakat dan tidak menjadi pribadi yang paling tau akan segala sesuatu.
Pentingnya pengabdian ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan kepada masyarakat di lokasi KKN masing-masing.
“Setiap program yang dibuat harus memiliki dampak positif bagi masyarakat,” tegasnya. (Doni/Red.Jm)