Opini Oleh: Muhammad Intania, SH
(Advokat & Pengamat Sosial Politik)
Menjalani triwulan pertama tahun 2024 terasa gaung Program Unggulan (Progul) Bajak Gratis Kabupaten Tanah Datar dibawah kepemimpinan Eka Putra ini sudah mulai meredup.
Kenapa demikian? Karena pemberitaan atas capaian progul Bajak Gratis tahun 2023 terasa tidak sesemarak dipublikasikan media di tahun 2022 dan awal tahun 2023 lalu, baik oleh media independen maupun media dari corong pemerintah kabupaten Tanah Datar.
Namun demikian, layakkah Progul yang dibanggakan pemerintah Tanah Datar dibawah kepemimpinan Eka Putra ini dianggap berhasil? Yuk simak artikel opini ini sampai selesai agar tidak gagal paham.
Penulis senantiasa menulis berbasis data, sehingga kecil kemungkinan dianggap menggiring opini karena penulis menyampaikan pendapat berdasarkan analisa data, apalagi hanya sekedar tebak-tebakan semata. Jadi artikel ini disampaikan secara objektif, namun jika ada yang keberatan, silahkan disangkal dengan data juga. Lagi pula, bukankah di tim Pemkab Tanah Datar banyak diisi oleh orang orang akademis dan intelektual? Mari kita bahas secara intelek, dengan demikian bahasan yang dibicarakan nantinya akan menambah bobot kualitas pengetahuan masyarakat yang rutin mengikuti tulisan-tulisan penulis.
Tahun 2022, Pemkab Tanah Datar menargetkan capaian Progul Bajak Gratis sebanyak 4.200 HA, dan tahun 2023 menargetkan capaian progul Bajak Gratis sebanyak 4.300 HA. Hasil penelusuran penulis bahwa benar Pemkab Tanah Datar dapat melampaui target yang ditetapkan pemerintah daerah itu sendiri. Namun apakah Progul Bajak Gratis tersebut lantas dianggap berhasil dan sukses? Eiitt tunggu dulu.
Dari situs resmi Bajak Gratis https://bajak-gratis.tanahdatar.go.id menyebutkan bahwa tujuan pelaksanaan progul ini adalah untuk mengurangi biaya, percepatan tanam, meningkatkan IP (Indeks Pertanaman), meningkatkan produksi, dan peningkatan pendapatan. Namun sayang selepas tutup buku tahun 2022 dan tutup buku tahun 2023 BELUM TERPUBLIKASIKAN kepada publik secara resmi berapa angka pengurangan biaya yang tercatat, berapa nilai IP yang dibukukan dari tahun ke tahun, dan berapa peningkatan nilai produksi padi dari tahun sebelumnya dan berapa peningkatkan pendapatan yang diperoleh petani melalui program tersebut.
“Jangan jangan peningkatan pendapatan adalah untuk penyelenggara Progul Bajak Gratis semata, bukan untuk petani itu sendiri. Bisa jadi karena tidak ada ukuran yang jelas dan terukur yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atas capaian (yang dianggap berhasil) progul Bajak Gratis tersebut” gumam Wan Labai seraya manggut manggut menghisap kretek merahnya.
Data yang penulis kumpulkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tanah Datar dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Lima Kaum menyebutkan bahwa jumlah petani di Tanah Datar untuk tahun 2023 adalah 67.246 orang dan total luas lahan sawah adalah 22.170 HA (lihat tabel). Jadi kalau Pemkab Tanah Datar hanya mampu menyelesaikan progul Bajak Gratis sebanyak 4.200 HA ditahun 2022, maknanya Pemkab Tanah Datar dibawah kepemimpinan Eka Putra ini hanya mampu menyelesaikan 18,94% dari total lahan sawah yang ada di Tanah Datar. Dan saat bisa menyelesaikan progul Bajak Gratis sebanyak 4.300 HA ditahun 2023, maknanya Pemkab Tanah Datar dibawah kepemimpinan Eka Putra ini hanya mampu menyelesaikan 19,40% dari total lahan sawah yang ada di Tanah Datar. Jadi ketika Pemkab Tanah Datar mampu menyelesaikan 8.500 HA lahan sawah untuk progul Bajak Gratis selama 2 (dua) tahun, artinya hanya mampu menyelesaikan 38,34 % saja. Jadi dimana letak berhasil dan suksesnya?
“Kalau dikalkulasikan secara deret hitung, sampai selesai masa pemerintahan Eka Putra sekalipun tidak akan tercapai total target realisasi Bajak Gratis tersebut” ujar Wan Labai tersenyum penuh makna.
Masyarakat juga tahu bahwa satu lahan sawah bisa diolah 2 hingga 3 kali dalam 1 tahun oleh petani yang sama. Jadi seharusnya Pemkab Tanah Datar sudah bisa memetakan lahan dan pemilik serta pengelola sawah tersebut. Penulis yakin bahwa masih sangat banyak petani di Tanah Datar ini yang belum tersentuh oleh progul Bajak Gratis ini. Tidak percaya? Silahkan pengelola aplikasi Bajak Gratis ini memaparkan kepada publik berapa orang yang sudah menerima progul ini, berapa tambahan penghasilan yang mereka terima, pola apa saja yang mereka terima, sebaran penerima progul Bajak Gratis per kecamatan, dan banyak lagi data yang sebenarnya bisa dipaparkan kepada publik.
Penulis meyakini bahwa sebenarnya progul Bajak Gratis itu tidak tepat sasaran. Kenapa? Karena memang tidak pernah diinformasikan ke publik berapa orang petani penerima manfaat dibanding jumlah petani yang ada se kabupaten Tanah Datar. Berapa ton peningkatan hasil panen padi dari progul ini, berapa banyak peningkatan Indeks Pertanaman yang tercatat, dll.
Jadi bisa dikatakan proyek progul Bajak Gratis ini kurang berhasil dibandingkan dengan biaya yang sudah digelontorkan serta berapa banyak dampak progul ini dalam menekan biaya produksi, dll. Semuanya tentu harus terdata dengan baik.
Namun begitu, penulis memperhatikan bahwa ada evaluasi dan pembenahan yang dilakukan oleh manajemen Bajak Gratis ini. Hal baiknya adalah adanya tampilan aplikasi Bajak Gratis yang enak dipandang (eye catching), walau konten aplikasinya tidak terlalu informatif. Hal baik lainnya adalah bahwa sudah tidak ada lagi sebutan Manajer Alsintan dan sudah diganti dengan sebutan Tenaga Administrasi.
“Ya iyalah, masak ada sebutan Manajer Alat dan Mesin Pertanian (Manajer Alsintan)? Kan tugasnya di bagian administrasi, bukan sebagai operator Alsintan, hehehe. Untung ada koreksi dalam hal ini” ujar Wan Labai yang rutin membuka aplikasi Bombastis, eh aplikasi Bajak Gratis ini.
Hal baik lainnya adalah bahwa progul ini sudah menambah lapangan pekerjaan baru untuk posisi Tenaga Administrasi per kecamatan, lapangan pekerjaan baru untuk posisi Tenaga Mobilisasi dan untuk posisi Tenaga Mekanik.
Secara keseluruhan, ada baiknya progul Bajak Gratis ini dievaluasi oleh Anggota DPRD Tanah Datar menyangkut azas manfaat, sisi pendanaan, sisi biaya operasional, sisi aset dan pertanggungjawaban manajemen, dll.
Logika umum saja ketika diawal launching progul Bajak Gratis ini pada tahun 2022 Pemkab sudah berinvenstasi membeli miliaran rupiah kendaraan operasional dan mesin bajak serta mematok target di angka 4.200 HA, maka logika umumnya pada tahun kedua tidak lagi membeli kendaraan operasional dan mesin bajak, maka seharusnya target capaian bajak gratis bisa ditingkatkan diangka 4.500 HA keatas daripada hanya naik 100 HA saja.
“Atau sengaja progul ini dijadikan proyek tahunan oleh segelintir orang lingkar kekuasaan? Siapa yang pegang proyek untuk beli kendaraan operasional dan mesin bajak? Apakah proyek tersebut ditenderkan atau ditunjuk sepihak saja? Silahkan nanti diklarifikasi oleh Pemkab Tanah Datar agar tidak menjadi rumor negatif dikalangan masyarakat. Publik tentu saja menginginkan Keterbukaan Informasi Publik” gumam Wan Labai penuh tanda tanya.
Semoga saja progul Bajak Gratis ini bukan dianggap progul yang “rancak dilabuah” saja dan bukan pula sebagai program yang “tinggi ruok daripado boto.”
Maka sangat tidak masuk akal untuk minta 2 periode dengan alasan banyak program yang dijanjikan belum bisa dikerjakan di periode pertama, hehehe. Gimana mau menawarkan visi misi baru jika masih ada pekerjaan rumah yang belum kelar? Jika program kerja yang ditawarkan tidak terukur dan tidak reasonable serta tidak didukung dengan kondisi keuangan daerah , jangan minta 2 periode dong, minta aja 3 periode sekalian sambil makan siang gratis. (*)