Mengeal Apa Saja Bentuk Takhayul Yang Ada di Gelanggang Hantu Sungai Pua

Oleh: M.Dzaki Annnafi. N (Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas Padang)

Takhayul adalah suatu kepercayaan atau keyakinan masyarakat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan gaib tanpa dasar rasional. Takhayul sering kali melibatkan keyakinan suatu masyarakat terhadap kekuatan mistis, ramalan, pertanda, atau pengaruh-pengaruh supranatural lain pada kehidupan sehari-hari. Takhayul juga dapat berkaitan dengan pantangan-pantangan atau larangan-larangan yang sudah ada turun-temurun dari nenek moyang dahulu. Takhayul ini masih dipercayai oleh beberapa kelompok masyarakat terutama di Galanggang Hantu.

Di Galanggang Hantu, takhayul sebenarnya sudah lama adanya dan masih diyakini oleh beberapa kelompok masyarakat. Bentuk-bentuk takhayul yang ada pun tidak bisa dikatakan selalu berhubungan dengan hal gaib. Ada beberapa bentuk takhayul yang memang sebenarnya memiliki pesan dan makna. Tentu orang-orang tua zaman dahulu bukan sembarangan memberi larangan kepada anak-anaknya. Pasti ada pesan tersirat pada larangan tersebut walau mungkin beberapa larangannya tidak masuk akal.

Adapun bentuk-bentuk takhayul yang ada di Galanggang Hantu, yaitu:

1) Dilarang atau Jangan memotong kuku pada malam hari.

Jika dipikir-pikir tentu aneh saja sarannya mengapa memotong kuku di malam hari dilarang oleh orang-orang tua zaman dahulu. Mengapa orang tua di zaman dahulu melarang memotong kuku hanya di malam hari. Mungkin bisajadi karena bahanya memotong kuku di malam hari yang membuat hal tersebut jadi larangan. Bisa saja di zaman dahulu karena minimnya penerangan di malam hari yang membuat orang-orang tua melarang anaknya memotong kuku.

2) Wanita hamil dilarang duduk di depan pintu masuk rumah.

Tentu jika dipikir-pikir larangan tersebut juga aneh saja rasanya, dan mengapa hanya di depan pintu saja yang dilarang. Namun, kalimat tersebut masih ada lanjutannya yaitu jika seorang wanita hamil duduk di depan pintu rumah akan membuat kelahiran bayi nya akan lama. Jadi karena hal itulah dilarang supaya para wanita hamil lancar saat proses kelahirannya.

Baca Juga :  Apakah Korupsi Waktu dan Prokrastinasi Sudah Membudaya di DPRD Tanah Datar?

3) Dilarang atau Jangan mandi pada tengah hari.

Jika dipikir-pikir, mengapa larangan tersebut hanya berlaku pada tengah hari saja. Mungkin saja karena pada saat tengah hari pastinya akan panas. Kedudukan atau posisi matahari yang berada tepat di atas kepala. Bisa saja karena badan yang berada pada hawa panas jadi terkejut ketika dibasuh dengan air dingin.

4) Mandi tengah hari akan membuat keteguran (tasapo).

Dulu orang-orang tua juga melarang anak-anaknya untuk mandi tengah hari karena takut nantinya keteguran atau tasapo. Hal ini terjadi karena bisa saja makhluk gaib yang berada di tempat tersebut terganggu oleh kehadiran manusia. Biasanya orang-orang yang keteguran atau tasapo akan merasakan pusing,badan panas dingin, dan sakit-sakit seluruh badannya.

5) Dilarang atau Jangan keluar di waktu senja atau menjelang magrib.

Hal seperti ini pasti dilakukan atau diucapkan oleh orang-orang tua kepada anaknya. Karena di waktu senja atau menjelang magrib biasanya banyak saja yang terjadi. Seperti dirasa sakral saja waktu pada senja atau menjelang magrib tersebut. Biasanya orang tua akan menakuti anaknya dengan mengatakan jika masih saja keluar di sore hari akan dibawa oleh hantu.

6) Dilarang atau Jangan memotong rambut di hari Selasa.

Larangan ini pun dirasa aneh dan mengapa hanya dilarang pada hari Selasa saja. Alasan pastinya pun belum diketahui hingga saat ini. Namun beberapa masyarakat masih mempercayai larangan tersebut.

7) Dilarang atau Jangan bersiul di malam hari.

Larangan ini pun masih dipercayai oleh beberapa kelompok masyarakat. Konon katanya jika bersiul di malam hari akan mendatangkan atau memanggil sosok ular. Bisa saja hal tersebut benar adanya dan mungkin juga karena bersiul berisik apalagi dilakukan pada malam hari.

Baca Juga :  Seberapa Penting Peran Generasi Muda dalam Kontestasi Pemilu 2024?

8) Dilarang atau Jangan menyapu pada malam hari.

Rasanya larangan ini pun masih dipercayai oleh beberapa kelompok masyarakat. Memang benar adanya larangan ini , karena banyak dari masyarakat yang memang tidak mau menyapu pada malam hari. Mungkin saja karena emang baiknya menyapu itu pada pagi hari. Dan mungkin saja kalau dilakukan pada malam hari tidak bersih dan tidak terlalu terlihat karena gelap.

9) Dilarang atau Jangan duduk di kuburan

Larangan ini juga masih dipercayai oleh beberapa kelompok masyarakat. Mungkin saja hal tersebut dilarang karena untuk menghargai orang-orang yang sudah meninggal. Ketika duduk di atasnya sama saja menduduki mayatnya.

10) Dilarang atau Jangan menunjuk kuburan

Larangan ini juga tampaknya masih dipercayai oleh masyarakat. Konon katanya jika menunjuk kuburan maka harus menggigit telunjuk dengan kuat. Hal ini pun masih banyak dilanggar oleh masyarakat dan tentu ketika dilanggar mereka akan menggigit telunjuk nya. Bisa saja larangan ini berkaitan dengan adab ketika berada di kuburan.

Tentu saja bentuk-bentuk takhayul diatas ada yang bisa diterima akal ada juga yang tidak. Keberadaan takhayul pun masih dipercayai dan diyakini oleh beberapa kelompok masyarakat. Walaupun beberapa dari masyarakat ada yang tidak percaya dengan takhayul. Mereka yang tidak percaya pun kadang sering kali tidak sadar melakukan hal-hal yang emang semestinya dilarang atau menjadi pantangan di Galanggang Hantu.

Terlihat bahwa bentuk-bentuk takhayul memang sudah ada dan menjadi bagian dari masyarakat di Galanggang Hantu. Baik masyarakat yang percaya atau pun tidak, mereka tetap menghargai adanya bentuk kepercayaan tersebut. Namun untuk saat ini beberapa dari bentuk-bentuk takhayul diatas sudah tidak ada dan tidak lagi dipercayai. Pada akhirnya keberadaan bagian dari kebudayaan atau tradisi Minangkabau akan tetap terus ada walau sudah berkurang.

Baca Juga :  Lantik 8 Orang Kepsek, Deri Berharap Dapat Memajukan Pendidikan di Sawahlunto

Sumber gambar: HiTekno.com.