Opini Oleh: Muhammad Intania, SH
Sekretaris LBH Pusako
Semula penulis tertarik untuk memberikan informasi kepada publik perihal animo politik masyarakat terhadap 3 (tiga) partai politik yang dominan di DPRD Tanah Datar sebagai bagian dari upaya menambah wawasan politik masyarakat Tanah Datar. Namun karena data yang diberikan tidak sesuai harapan, maka topik tulisan kali ini beralih kepada menakar “gaya komunikasi” Ketua Partai yang dominan di DPRD Tanah Datar tersebut terkait dengan informasi jumlah anggota partai (kader).
Tulisan kali ini akan menyampaikan kondisi faktual yang penulis alami, jadi jangan digeneralisir ke hal hal lain, karena penulis yakin, apa yang penulis alami tidak akan sama perlakuannya dengan apa yang diterima oleh orang lain.
Tulisan ini semata mata untuk menyampaikan pandangan / opini penulis untuk makin memperkaya wawasan pembaca khususnya publik Tanah Datar agar nantinya semakin melek, arif dan bijaksana dalam menentukan pilihan politiknya. Semakin banyak informasi diperoleh, maka akan semakin banyak opsi / pilihan untuk menentukan sebuah sikap politik kedepannya.
Penulis sudah menghubungi 3 (tiga) orang ketua partai yang dominan di DPRD Tanah Datar. Dominan dalam hal ini adalah yang partainya memiliki raihan kursi dan suara terbanyak sehingga salah satu anggota fraksinya kemudian dipercaya menjadi Pimpinan DPRD Tanah Datar.
Tiga Ketua Partai tersebut adalah Rony Mulyadi Dt. Bungsu, SE selaku Ketua Partai Gerindra Tanah Datar, dan Anton Yondra, SE, MM selaku Ketua Golkar Tanah Datar serta Adib Fadhil S.S selaku Ketua PKS Tanah Datar (Adib Fadhil tidak di legislatif karena wakil PKS di pimpinan adalah Saidani, SP).
Sebenarnya materi yang ditanyakan adalah tentang jumlah total anggota / kader partai di masing masing partai tersebut serta jumlah bakal calon legislatif (bacaleg) yang sudah mendaftar di masing-masing partai itu. Ya, tidak ada yang perlu dirahasiakan.
Materi yang diminta ini hanya materi umum saja, namun setidaknya dengan mempublikasikan hasil materi kepada publik, maka publik akan mengetahui apakah di partai tersebut peminatnya banyak atau tidak dan juga untuk melihat banyaknya animo masyarakat yang menjadi bacaleg lewat partai tersebut.
Ketua Partai Golkar Tanah Datar, Anton Yondra, SE, MM berkenan memberikan data bahwa total anggota partai Golkar yang terentri dalam data Sipol adalah sebanyak 2.440 orang. Sedangkan jumlah fungsionaris partai Golkar sebanyak 42 orang sesuai data yang dikirimkan ke DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Barat.
Dari data yang diberikan tersebut, maka publik dapat menganalisa menurut cara pandang masing masing perihal potensi SDM yang dimiliki oleh partai Golkar Tanah Datar. Secara umum penulis memandang jumlah anggota sebanyak 2.440 orang se kabupaten Tanah Datar itu merupakan potensi yang signifikan untuk membesarkan partai dan 42 orang fungsionaris partai juga merupakan potensi untuk mengembalikan kejayaan partai Golkar Tanah Datar. Tentunya pengurus partai Golkar memiliki kebijakan dan strategi tersendiri untuk mencapai visi misi partai.
Namun sangat disayangkan penulis tidak bisa membahas secara head to head dengan partai lain karena Ketua Partai Gerindra TD dan Ketua PKS Tanah Datar tidak merespon sama sekali, bahkan untuk sebuah kalimat penolakan sekalipun, hehehe.
Tak apalah, itu hak personal masing masing. Mungkin mereka sedang sibuk, bahkan tak sempat untuk membalas sebuah pesan WA sekalipun. Namun publik jangan sampai multi tafsir dan berpandangan negatif terhadap model komunikasi seperti ini.
Namun dalam hal ini, ketika tidak ada respon sama sekali sementara notifikasi menyampaikan telah dibaca penerima pesan, maka kita bisa menilai Ketua Partai Gerindra TD dan Ketua PKS TD sepertinya belum berkenan membuka komunikasi dan memberikan informasi serta terkesan menutup diri. Wallahualam.
Setidaknya dengan informasi yang penulis sampaikan ini, publik bisa menilai mana figur dan kepribadian Ketua Partai yang terbuka dan komunikatif serta sudah berpengalaman menghadapi publik dan kenyang dengan dinamika dunia politik dan mana figur Ketua Partai yang masih dianggap “pemula” dan perlu belajar banyak dalam kancah politik Tanah Datar. Ketua partai tak perlu eksklusif, sebaliknya dia harus inklusif.
Kemajuan teknologi saat ini telah merubah pola pikir dan pola politik publik. Metode berpolitik pun telah mengalami pergeseran. Saat ini metode berpolitik sudah mengarah berbasis IT dan kompetensi, bukan sekedar memiliki koneksi dan kekuatan finansial semata.
Jika seseorang berjiwa introvert dan terkesan eksklusif (pilih pilih) menghadapi beragam elemen publik , maka akan cukup kesulitan baginya untuk mengelola sebuah organisasi publik yang melibatkan banyak orang karena komunikasi adalah syarat dasar untuk menyampaikan informasi, menyampaikan maksud dan tujuan.
Pimpinan sebuah organisasi seyogyanya adalah seorang yang arif bijaksana yang dapat memahami pandangan orang lain, dapat mengerti apa yang tersurat dan yang tersirat. Apalagi Pimpinan Partai yang juga menduduki jabatan publik!
Tahu dikilek baliuang nan ka kaki, kilek camin nan ka muko.
Tahu jo gabak di ulu tando ka hujan, cewang dilangik tando ka paneh.
Ingek di rantiang ka mancucuak, tahu di dahan ka maimpok.
Tahu di unak ka manyangkuik, pandai maminteh sabalun hanyuik. Begitu kata bijak Minangkabau menjelaskan.
Pimpinan sebuah organisasi ibarat seorang nahkoda yang bertanggung jawab membawa kapal dan isinya menyeberangi lautan lepas menuju dermaga tujuan. Nakhoda harus tahu kapan harus menghadapi kru nya, kapan harus menghadapi penumpangnya dan kapan harus bersikap menghadapi gelombang dan badai yang bakal menerjang sepanjang pelayaran.
Jika nakhoda hanya pasif menerima laporan kru dan tak pandai membaca peta perjalanan serta tak mau pula belajar dari nakhoda pendahulu serta nakhoda kapal tetangga, maka membawa kapal ke dermaga tujuan hanya sebatas berharap pada kondisi “aji mumpung” semata.
Untuk itu, calon penumpang kapal untuk pelayaran tahun 2024 harus lebih arif dan bijaksana memilih kapal dan siapa nakhodanya agar ada kepastian layanan dan kenyamanan selama berlayar ke dermaga tujuan dan ada garansi menghadapi 5 tahun kehidupan politik berikutnya. Untuk lebih jelas, lihatlah lirik lagu Chris Isaak yang berjudul Shadow in a Mirror! Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna.
Jadi, untuk urusan keterbukaan informasi jumlah kader partai dan Bacaleg, Golkar nomor satu. (*)