Opini Oleh: Muhammad Intania, SH
(Advokat & Pengamat Sosial Politik)
Dalam upaya mendedikasikan diri pada peningkatan keterbukaan informasi publik di Tanah Datar, penulis memiliki kewajiban moril untuk meluangkan waktu, menganalisa dan menulis artikel untuk disajikan kepada publik Tanah Datar baik di Salingka Luhak Nan Tuo maupun di perantauan agar publik mendapatkan informasi yang mencerahkan berbasis data dan sekaligus dapat menambah wawasan dan meningkatkan kepedulian publik terhadap kondisi yang ada di Tanah Datar.
Sejak dilantiknya pemerintahan Era Baru, Eka-Richi pada tgl 26 Februari 2021 lalu, penulis dan tim sudah memberi atensi melakukan kegiatan kontrol sosial, baik itu berkenaan masalah hukum, masalah sosial, masalah adat, maupun terhadap isu isu politik Tanah Datar. Namun baru pada akhir tahun 2021 penulis makin meningkatkan peran kontrol sosial berbasis data agar ada pegangan tertulis kepada publik, sehingga argumentasi yang diberikan bukan berdasarkan asumsi belaka.
Setelah penulis bahas tentang Evaluasi Kehadiran Anggota DPRD Tanah Datar Periode Semester 1 Tahun 2023, saat ini penulis berkesempatan membahas kehadiran 5 (lima) Fraksi dalam Rapat Paripurna (RP), yaitu Fraksi Demokrat, Fraksi NasDem, Fraksi PKS dan Fraksi Gerindra serta Fraksi Perjuangan Golkar. 5 Fraksi tersebut yang penulis bahas terlebih dahulu karena terbaca masing masing fraksi ada “keunikan” tersendiri perihal kehadiran anggotanya yang bisa penulis sampaikan untuk menambah wawasan publik Luhak Nan Tuo.
Mari kita bahas ke 5 fraksi tersebut berdasarkan kehadiran anggota fraksi tersebut dalam Rapat Paripurna berdasarkan rekap kehadiran sejak awal tahun 2022 hingga pertengahan tahun 2023 (3 semester) dengan paparan sebagai berikut.
FRAKSI DEMOKRAT
Selama 3 semester tersebut, rata rata kehadiran anggota fraksi Demokrat adalah 80,11%, sebuah indikator kehadiran tertinggi kehadiran dibanding 4 fraksi lainnya. Kehadiran tertinggi perseorangan dibukukan oleh Eri Hendri, SP (Dapil TD 1) sebanyak 90,15% dan terendah dibukukan oleh Syafril, SH (Dapil TD 3) sebanyak 74,05%
Dari catatan perseorangan, grafik kehadiran per semesternya naik turun (inkonsisten), tidak ada yang menunjukkan grafik yang menunjukkan tren peningkatan semester ke semester. Namun demikian karena kehadiran perorangannya termasuk tinggi, sehingga dapat mendongkrak perolehan kehadiran akumulatif secara fraksi sebagai kehadiran anggota fraksi tertinggi dalam 3 semester tersebut.
FRAKSI NASDEM
3 semester yang telah berlalu ini, Fraksi NasDem menunjukkan rata rata kehadiran paling rendah yaitu hanya sebanyak 70,52% saja dibanding kehadiran rata rata 4 fraksi lainnya.
Tingkat kehadiran perseorangan anggota F. NasDem tertinggi dibukukan oleh Nova Hendria, SH (Dapil TD 3) sebanyak 79,92%, dan tingkat kehadiran terendah dibukukan oleh Adrijinil Simabura, SH (Dapil TD 2) sebanyak 60,98% saja. Sedangkan grafik yang menunjukkan tren peningkatan kehadiran dibukukan oleh Khairul Abdi dari Dapil TD 4 dari semula 56,25% pada Semester 1 th 2022, naik jadi 68,18% pada Semester 2 th 2022 dan naik lagi jadi 87,50% pada Semester 1 th 2023.
“Agaknya Khairul Abdi salah seorang anggota DPRD yang mau mengevaluasi diri dari kontrol sosial yang diberikan Wan Labai sebagai masukkan konstruktif untuk perbaikan kinerja personal dan perbaikan kinerja partai” ujar Wan Labai menganalisa data yang ada.
Secara kepartaian juga kita lihat ada perubahan kehadiran yang signifikan anggota Fraksi NasDem pada Semester 1 tahun 2023 ini, dari semula hanya 63,64% pada Semester 2 tahun 2022 menjadi 79,14% pada Semester 1 tahun 2023. Apakah ini karena pengaruh pergantian Ketua DPD Partai Nasdem Tanah Datar yang komitmen melakukan restorasi yang sejak Maret 2023 lalu dipimpin oleh Richi Aprian, SH, MH? Wallahualam. Namun yang pasti grafik kehadirannya menunjukkan peningkatan yang signifikan walau secara rata rata masih berada pada posisi kehadiran paling rendah diantara 3 fraksi lainnya. Seharusnya tingkat kehadiran anggota Fraksi NasDem sudah bisa pada angka diatas 90% dan kalau betul betul komitmen melakukan restorasi sudah harus berada di angka 100%. Kecuali jika ada panggilan partai ke pusat yang mengharuskan para anggota legislativ partai NasDem izin berangkat semuanya.
Karena tingkat kehadiran rata rata perseorangan dibawah 80%, maka tingkat kehadiran secara fraksinya juga menjadi kurang bagus. Agaknya disinilah peran Ketua DPD Partai NasDem dan Ketua Fraksi NasDem harus membuktikan perannya untuk meningkatkan skor kehadiran anggota dan fraksi.
FRAKSI PKS
Walau Fraksi PKS berada pada urutan ke dua tingkat kehadiran (78,03%) dari 4 fraksi lainnya, namun secara perseorangan, para kader partainya termasuk kader kader partai yang mau mendengar hasil kontrol sosial dan mau berbenah serta bisa dikategorikan cukup amanah mendengar aspirasi publik walau disampaikan melalui saluran kontrol sosial sekalipun.
Hal itu dibuktikan dengan respon positif 3 kader PKS sekaligus yang menunjukkan tren peningkatan jumlah kehadiran, yaitu:
1). Dekminil (Dapil TD 4), dari semula hanya hadir 37,50% pada Semester 1 tahun 2022, meningkat menjadi 81,82% pada Semester 2 tahun 2022 dan menjadi 87,50% pada Semester 1 tahun 2023.
2). Istiqlal (Dapil TD 1), dari semula 68.75% tingkat kehadiran pada Semester 1 tahun 2022, meningkat menjadi 100% pada Semester 2 tahun 2022 dan dapat mempertahankan posisi 100% pada Semester 1 tahun 2023.
3). Nurzal (Dapil TD 1), walaupun tingkat kehdirannya terbilang rendah, namun sudah menunjukkan tren peningkatan dari semester ke semester. Dibukukan tingkat kehadiran hanya 56,25% pada Semester 1 ahun 2022, meningkat menjadi 68,18% pada Semester 2 tahun 2022 dan menjadi 68,75% pada Semester 1 tahun 2023.
Terbaca juga Abu Bakar, Lc (Dapil TD 2) yang pernah menjadi anggota DPRD satu satunya yang membukukan kehadiran 100% pada Semester 1 tahun 2022, akhirnya melorot signifikan dan posisinya digantikan oleh rekan separtai yang lebih konsisten yaitu Istiqlal.
Perubahan kehadiran menjadi 100% juga dibukukan oleh Saidani, SP (Dapil TD 3) pada Semester 1 tahun 2023. Saidani, SP yang juga menjadi Wakil Ketua DPRD menunjukkan kinerja kehadiran yang sangat bagus bersama Istiqlal sehingga secara kefraksian membukukan tingkat kehadiran 100% oleh 2 orang anggota DPRD Tanah Datar pada Semester 1 tahun 2023 hanya terjadi di Fraksi PKS saja, disusul oleh 1 orang dari salah satu fraksi lainnya.
Tingkat kehadiran tertinggi di Fraksi PKS dalam 3 semester tersebut dibukukan oleh Saidani, SP dengan skor 91,29% dan tingkat kehadiran terendah dibukukan oleh Nurzal dengan skor 64,39% saja.
FRAKSI GERINDRA
Fraksi Gerindra yang memiliki 6 kursi di DPRD Kabupaten Tanah Datar ini terbaca tidak cukup menunjukkan kinerja yang maksimal. Terkesan “ala kadarnya” saja. Hal ini bisa penulis baca pada tingkat kehadiran rata rata 3 semester hanya di skor 74,56%, sedikit lebih baik diatas perolehan Fraksi Golkar Perjuangan (72,35%), namun dibawah skor F. PKS (78,03%).
“Seharusnya sebagai fraksi besar yang memiliki kursi terbanyaklah yang harus menunjukkan kinerja terbaik terlebih dahulu sebagai wujud pertanggung jawaban moral kepada publik. Namun apa lacur, apa karena kurangnya jam terbang, minim kompetensi atau kurangnya kemampuan kepemimpinan (leadership) seorang Ketua Fraksi? Sehingga tidak mampu membuat rapor terbaik dibanding fraksi lain? Wallahualam. Hal ini bisa mempengaruhi citra partai dimata publik yang cerdas” ujar Wan Labai mencermati fenomena ini.
Dari ke enam anggota DPRD dari F. Gerindra tersebut, hanya Kamrita, S.Pd (Dapil TD 2) yang menunjukkan tren kenaikan jumlah kehadiran. Dari semula 62,50% pada Semester 1 tahun 2022, meningkat jadi 68,18% kehadiran pada Semester 2 tahun 2022 dan menjadi 93,75% kehadiran pada Semester 1 tahun 2023. Tercatat hanya 1 kali Izin tidak hadir pada SP tanggal 02 Mei 2023. Jika tidak ada izin, maka Kamrita, S.Pd akan membukukan kehadiran 100%. Tak salah seorang lulusan sarjana pendidikkan ini sudah terbiasa membaca laporan dan mendengar info dari muridnya, eh dari rakyatnya.
Tingkat kehadiran tertinggi perseorangan dari F. Gerindra dibukukan oleh Surva Hutri (Dapil TD 4) di skor 84,47% dan tingkat kehadiran terendah dibukukan oleh Afrizal Dt. Rajo Lenggang, ST (Dapil TD 3) pada skor 67,99% saja. Sementara itu Rony Mulyadi, SE Dt. Bungsu (Dapil TD 3) yang juga Ketua DPRD Tanah Datar hanya membukukan kehadiran dengan skor 71,97% saja.
Sejatinya sebagai Ketua DPRD tentu harus memberi contoh yang elok (role model) kepada anggota F. Gerindra dan anggota fraksi lainya serta kepada segenap publik Tanah Datar untuk dapat menunjukkan performa terbaik personal dan fraksinya di lembaga yang terhormat ini.
Jangan sampai publik menilai “bak cando tungkek nan mambaok rabah”. Apa karena kekurangan kemampuan manajerial atau memang kurang peduli karena fokus untuk menuju kursi DPRD Provinsi? Wallahualam. Tentu tugas dan kewajiban moril kepada publik harus diprioritaskan terlebih dahulu dibandingkan kepentingan pribadi dan kepentingan partai.
FRAKSI PERJUANGAN GOLKAR
Masing masing fraksi punya karakteristiknya masing masing. Walaupun skor kehadiran terendah dibukukan oleh anggota fraksi ini, nmun karena diimbangi dengan skor kehadiran maksimal dari anggota fraksi lain, maka skor secara akumulatif kehadiran anggota fraksi ini menjadi cukup terbantu.
Skor kehadiran tertinggi dibukukan oleh Anton Yondra, SE (Dapil TD 4) sebesar 92,80% dan skor kehadiran terendah dibukukan oleh Dedi Irawan, A.Md (Dapil D 3) dengan skor 48,86% saja.
Adapun yang menunjukkan tren perubahan kenaikan jumlah kehadiran dari semester ke semester dibukukan oleh Anton Yondra, SE dari semula 87,50% pada Semester 1 tahun 2022, menjadi 90,91 pada Semester 2 tahun 2022 dan menjadi 100% kehadiran pada Semester 1 tahun 2023.
Tren kenaikan kehadiran juga diikuti oleh Herman Sugiarto, SH (Dapil TD 2) dari semula 75% pada Semester 1 tahun 2022, meningkat menjadi 81,82% pada Semester 2 tahun 2022 dan terakhir menjadi 87,50% pada Semester 1 tahun 2023.
Kesimpulan umum, hanya 2 (dua) Pimpinan DPRD saja, yaitu Saidani, SP (F. PKS) dan Anton Yondra, SE (F. Perjuangan Golkar) yang mampu menunjukkan kehadiran 100% pada Semester 1 tahun 2023. Agaknya kedua Wakil DPRD Tanah Datar tersebut dapat menjadi panutan bagi para anggota fraksinya untuk menunjukkan kinerja kehadiran anggota yang lebih baik. Setidaknya dapat mendongkrak kenaikan kehadiran secara kefraksian.
Demikianlah pandangan penulis yang dirangkum dari beragam pandangan tim dan data yang diperoleh dari PPID Utama. Semoga publik semakin tercerdaskan dan semakin selektif serta semakin objektif untuk menentukan wakil rakyat yang amanah dan partai yang terbukti amanah menjalankan titipan rakyat.
Jika kehadiran di Rapat Paripurna yang merupakan Forum Tertinggi DPRD saja tidak bisa menghargai, bagaimana membuktikan bahwa para wakil rakyatnya amanah mewakili suara rakyat? Sama saja dengan tidak menghargai diri sendiri dan tidak menghargai amanah rakyat.
Tulisan kali ini penulis tutup dengan kiasan: Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya. Dan “kok indak pandai babadak, jaan camin yang dipacahkan”. Atau dengan kiasan lain: “kok indak pandai manari, jaan dikecek an lantai indak data.”
Introspeksi dan memperbaiki diri jauh lebih baik. Mumpung masih ada waktu!