Benar Atau Tidak
Yang Disampaikan Ini

Oleh: STS. DT.RAJO INDO, S.H, M.H.

Hidup di Negara lndonesia sebaiknya memang beragama. Agama adalah keseluruhan pendapat dari Tuhan Alloh yang maha benar. Bahkan buruk baik tingkah laku di dunia tidak lepas dari Agama. Alloh memberi kebenaran yang sebenar-benarnya "benar". Namun bukan karena kebenaran itu atas upaya sosialisai tercapai dan dipahami melalui budi. Melainkan karena difirmankan Alloh tersebut.

Sesungguhnya, kebenaran itu yang diwahyukan dan apa maksud wahyu itu yang sebenarnya. Adalah sesuatu untuk meluruskan diantara kita yang sesat. Setelah tersusun kebenaran tersebut lahirlah suatu sistem.
Memang tidak semua makhluk yang mendapat wahyu, hanya Nabi. Bagi kita ilham namanya. Melalui daya insaninya manusia merenungkan.
Dari Alloh yang lebih sempurna dan dengan budinya manusia memahami ilham. Manusia mengambil kesimpulan dari yang diilhami tersebut. Jika benar kesimpulan tersebut maka benarlah ilmu yang disosiali sasikan itu.

Kendatipun demikian manusia punya usaha untuk merenungkan kebenaran tersebut. Oleh sebab itu setiap manusia punya pendapat tentang kebenaran. Tetapi rumusan kebenaran itu tidak spontan diterima oleh semua manusia.

Karena manusia yang berfikir untuk itu akan selalu mengawali dari penyelidikan setapak demi setapak hingga sampai membuahkan hasil. Itulah kebenaran dari manusia, tidak sama dengan wahyu atau penerangan dari Alloh yang secara istime wa kepada manusia.

Sementara bagi orang yang beragama, mempercayai akan suatu yang dikatakan orang “benar”. Ia Tidak langsung menerima yang diajukan orang itu benar. Melainkan diuji dan diselidikinya apa yang dikatakan orang itu terlebih dahulu. Atau hal itu sudah lulus dari suatu hasil penelitian yang telah diuji kebenarannya.

Bahkan bagi orang Minangkabau menurut hukum adat sudah dikatakan secara halus. Dek bajalan tak salangkah sampai, dek bakato tak sapatah salasai, dilatak kato dalam turak”. Sadar atau tidak sadar dan itulah tandanya manusia yang halus untuk manusia yang halus.
Yang kebenaran dari sesuatu itu sebenarnya haruslah yang diajukan oleh ahli ilmu. Dari pengajuannya itu tidak ada lagi pertanyaan karena sudah tidak diragukan lagi apa yang disampaikannya itu. Atas tidak adanya keragu-raguan itu kita dapat mengatakan, bahwa kapal yang ditumpang itu mempunyai juru mudi yang profesional.

Baca Juga :  Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat Laksanakan Kegiatan Bimtek Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah di Kab.Dharmasraya

Dengan yang profesional menuju pelabuhan tidak dicemaskan lagi. Perahu dengan kemudi dan juru mudi berusaha dengan alatnya. Sementara mercusuar hanya menunjuk dan bukan mengemudi. Namun hal ini satu sama lainnya punya kaitan pada satu tujuan.

Menyelidiki tentang tingkah laku manusia tersebut dari sudut baik buruknya dan banyak samanya dengan agama. Kalau dalam penilaian dicari oleh etika, dalam ilmu dicari dengan renungan. Sementara dalam agama penilaian didasarkan atas firman Alloh. Agama suatu yang ada dan dipecayai keberadaanya, serta dapat diilmukan. Sementara syarat ilmiah dengan cara kerjanya. Karena itu setiap ilmu pengetahuan ada maksudnya dalam menuju kebenaran.

Jika sesuatu yang disosialisasikan itu tidak kontradiksi dengan kepastian hukum yang mengandung asas mamfaat dan keadilan dapat dipastikan tidak akan ada komplik. Apalagi jika hal tersebut dari ahlinya dan setiap ahli sadar benar akan batas-batas bidangnya. Bahkan tahu betul akan batas ilmu pengetahuannya, tahu benar akan kekuatan putusannya, semoga saling hormat. (*)