Pentingnya Mitigasi Bencana di Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Pasaman

Oleh: Nadiati Husna (Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Andalas)

Bencana alam merupakan salah satu fenomena alam yang biasa dan sering terjadi pada suatu tempat atau wilayah. Bencana alam yang terjadi menunjukkan bukti bahwa setiap wilayah di muka bumi ini selalu memberikan potensi atau peluang untuk bisa terjadinya sebuah bencana. Hanya saja terdapat beberapa hal dan faktor yang menjadikan wilayah tersebut lebih rawan dibanding wilayah lainnya. Sehingga bencana alam terjadi lebih sering dan berada di titik yang sama.

Kabupaten Pasaman adalah kabupaten yang terletak di bagian utara wilayah Provinsi Sumatera Barat yang dilintasi oleh garis khatulistiwa (garis khayal keliling bumi). Kabupaten ini memiliki 12 kecamatan, salah satunya Lubuk Sikaping sekaligus yang menjadi ibukota kabupatennya. Salah satu kenagarian yang terdapat di Lubuk Sikaping adalah Nagari Pauh. Nagari ini terdiri dari tiga jorong, yaitu Jorong Pauh, Jorong Taluk Ambun, dan Jorong Tanjung Alai.

Salah satu dampak yang ditimbulkan dari wilayah yang dilewati garis khatulistiwa di antaranya adalah memiliki curah hujan dan kelembaban yang tinggi. Dengan kondisi seperti itu, Kabupaten Pasaman memiliki potensi yang lumayan besar terhadap bencana alam, salah satu yang terbesar di antaranya adalah banjir dan tanah longsor. Kondisi ini tidak bisa terus dibiarkan dan dilepas sebagai fakta begitu saja. Perlu adanya pencegahan atau minimal edukasi kepada masyarakat setempat agar lebih sadar dan bersiap dengan segala kemungkinan terburuk yang ada.

Salah satu program kerja mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas 2023 adalah sosialisasi edukasi program mitigasi bencana alam di kenagarian Pauh yang bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD). Kegiatan ini berlangsung pada 9 Agustus 2023 di Kantor Wali Nagari Pauh. Dalam sosialisasi edukasi mitigasi bencana ini dihadiri langsung oleh Wali Nagari Pauh, Dedi Rahmadani, perwakilan dari BPBD, perwakilan Babinsa setempat, wali jorong, masyarakat, dan mahasiswa KKN Unand. Adapun penyampaian materi diwakili oleh Ibu Wenny Tamsil, S.KM. yang menjelaskan tentang mitigasi, kajian resiko bencana, dan upaya-upaya yang bisa kita lakukan.

Baca Juga :  Pesilat UIN Batusangkar Raih Juara I pada Nasional Championship Cup 1

Mitigasi adalah serangkaian upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk menanggulangi bencana dan meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari bencana alam. Berdasarkan Kajian Hasil Resiko tahun 2022, Kabupaten Pasaman memiliki ancaman bencana alam berupa banjir.

“Yang perlu kita lakukan dalam mitigasi ini salah satunya adalah membangun bendungan untuk menahan banjir. Hasil kajian resiko kita juga memetakan bagaimana kesiapsiagaan masyarakat Pauh ini hasilnya rendah hingga sedang.” Ujar Ibu Wenny Tamsil, S.KM. dalam materinya.

Hasil kajian resiko rendah hingga sedang memiliki makna bahwa masyarakat hendaknya perlu untuk meningkatkan kesiapsiagaan di nagari tersebut. Perlu diperhatikan bahwa pohon-pohon yang sudah tua bisa berpotensi akan tumbang jika dikenai hujan terus-menerus dan lebih parahnya akan menyebabkan terjadinya longsor di tebing atau tempat dengan tanah yang tinggi.

Mitigasi ataupun simulasi kebencanaan sebenarnya sangat diperlukan oleh masyarakat, bukan hanya sekadar pemberian informasi tetapi juga kegiatan ini diharapkan bisa mengurangi kepanikan saat terjadinya bencana karena masyarakat sudah dibekali ilmu dan wawasan agar bagaimana sebaiknya sikap yang harus dilakukan ketika bencana itu muncul. Minimal bisa meningkatkan tingkat kewaspadaan masyarakat jika sewaktu-waktu bencana terjadi. (*)