Moderasi Beragama Untuk Mengatasi
Intoleransi di Indonesia

Oleh: Waitsa Qisthi dan Annisaa Zahratul Jannah (Mahasiswa FISIP Universitas Andalas Padang)

Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam suku, agama, ras, budaya, dan bahasa. Di Indonesia sendiri, terdapat enam agama yang diakui secara resmi. Keberagaman dalam agama ini tidak hanya menjadi kekuatan bangsa Indonesia, tapi hal ini juga menimbulkan tantangan dalam menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai bentuk intoleransi semakin banyak terjadi di Indonesia dan hal ini dapat mengancam keseimbangan sosial, seperti timbulnya ujaran kebencian karena perbedaan keyakinan atau agama, adanya sikap diskriminatif terhadap kelompok minoritas, dan terjadinya perselisihan yang berakar pada isu agama.

Untuk mengatasi masalah inteloransi ini pemerintah dan masyarakat harus memperkuat dan menerapkan prinsip moderasi beragama kepada masyarakat Indonesia. Moderasi beragama adalah cara pandang dan sikap yang proporsional terhadap agama, yaitu sikap yang menunjukkan penghargaan dan penerapan ajaran agama secara seimbang dan tidak berlebihan.

Dengan memperkuat nilai-nilai moderasi beragama, masyarakat dapat menghindari fanatisme yang berlebihan dan bisa menjaga kerukunan antar umat beragama. Dengan demikian, moderasi beragama menjadi solusi untuk mengatasi masalah intoleransi di Indonesia dan menjadi hal penting dalam menjaga persatuan untuk menghindari konflik berbasis agama.

Pembahasan
A. Pengertian Moderasi Beragama
Moderasi beragama merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan agama. hal ini berbicara mengenai cara pandang, sikap, serta perilaku sebagai umat beragama agar tidak keras, tidak berlebihan, dan menghargai sebuah perbedaan. dalam artian lain, bagaimana seseorang itu tetap dalam pendirianya ketika menjalankan agamanya, dan tidak memaksakan keyakinannya kepada orang lain, dengan tetap hidup rukun dan damai bersama pemeluk agama yang berbeda.

Moderasi beragama juga memiliki prinsip-prinsip penting sebagai dasar utama, yaitu:
1.Toleransi, saling menghargai satu sama lain dengan pemeluk agama yang berbeda.
2.Anti Kekerasan, menindaklanjuti segala macam bentuk permasalahan agama tanpa adanya kekerasan satu sama lain.
3.Akomodatif terhadap budaya lokal, yaitu menerima segala bentuk kearifan lokal yang ada, dengan unsur utama tidak bertentangan terhadap ajaran agama.
4.Komitmen Kebangsaan, memiliki rasa kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dasar Negara Indonesia, Pancasila.

Baca Juga :  Pagelaran Alek Nagari Andaleh Baruah Bukik Ditutup Oleh Bupati Tanah Datar

B. Bentuk-Bentuk Intoleransi di Indonesia
Indonesia sendiri sangat menjunjung tinggi prinsip Bhineka Tunggal Ika, namun saat ini intoleransi masih menjadi permasalahan yang dikhawatirkan. dapat kita lihat beberapa bentuk intoleransi yang masih terjadi di Indonesia:

1.Pelarangan atau pembubaran ibadah, biasanya dilakukan oleh kelompok agama minoritas
2.Ujaran kebencian berbasis agama, banyak terjadi serta disebarluaskan melalui sosial media
3.kekerasan fisik atau ancaman, terutama pada individu serta kelompok yang dianggap berbeda pandangan keyakinan.

Contoh kasusnya yaitu penolakan terhadap pembangunan rumah ibadah oleh sebagian mayoritas di beberapa daerah. dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa masih banyak masyarakat yang belum paham bagaimana pentingnya toleransi dan sikap saling menghormati terhadap hak beragama warga negara Indonesia.

C. Moderasi Beragama sebagai Solusi Intoleransi
Menurut Hunsberger (1995), intoleransi adalah sebuah perilaku tidak baik yang timbul dari prasangka yang berlebihan. Intoleransi adalah perilaku yang menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap perbedaan dan ketidakmampuan untuk memahami serta menghargai orang lain. Indonesia memiliki beragam suku, agama, ras, budaya, bahasa, dan adat istiadat.

Indonesia memiliki enam agama yang di akui secara resmi, yaitu islam, Hindu, Budha, Katolik, Protestan, dan Konghucu. Di balik keanekaragaman agama ini, terdapat hal negatif yang muncul, yaitu sifat fanatisme yang muncul terhadap agama yang di anut oleh suatu individu. Sifat ini dapat di sebut sebagai sikap intoleransi karena sifat fanatisme akan mendorong seseorang untuk bersikap intoleran atau tidak menghargai perbedaan yang ada dan sikap berlebihan yang menganggap bahwa agama nya lah yang paling benar.

Sikap Intoleransi ini dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu kepribadian orang tersebut dan juga keyakinan bahwa kelompok nya itu lebih benar. Intoleransi ini juga dapat di sebabkan karena perkembangan globalisasi yang kian merusak nilai-nilai dan norma yang ada sehingga membuat kurangnya sikap toleransi dalam masyarakat Indonesia.

Baca Juga :  LPPM UIN Batusangkar Motori Kerjasama dengan UIN Imam Bonjol Padang dan UIN Bukittinggi

Sikap intoleransi harus di hilangkan karena dapat memicu terjadinya perpecahan dan konflik sosial. Sikap intoleransi akan memunculkan prasangka, kebencian, bahkan hingga diskriminasi terhadap kelompok yang berbeda keyakinan. Pada akhirnya hal ini akan merusak keutuhan bangsa yang dimana keberagaman yang seharusnya menjadi kekuatan bangsa malah menjadi sumber kehancuran bangsa.

Sikap intoleransi beragama ini dapat di atasi dengan memperkuat prinsip moderasi beragama yang mengedepankan keseimbangan, keadilan, toleransi, anti kekerasan, akomodatif terhadap budaya lokal, hingga rasa kesetiaan terhadap negara Indonesia. Moderasi beragama menekankan sikap menghormati antar umat beragama, membebaskan setiap masyarakat untuk meyakini keyakinan nya masing-masing tanpa adanya paksaan dan rasa keyakinan yang lebih unggul di banding yang lain.

Moderasi beragama membangun kesadaran seseorang untuk hidup berdampingan dalam keberagaman dengan sikap toleransi dan menghargai perbedaan yang ada.
Penerapan nilai-nilai moderasi beragama seperti menumbuhkan sikap toleransi, anti kekerasan, akomodasi terhadap budaya lokal, serta rasa kesetiaan terhadap negara Indonesia tidak terlepas dari peran lembaga pendidikan, pemerintah, bahkan hingga tokoh agama dalam menanamkan sikap ini kepada masyarakat Indonesia.

Lembaga pendidikan berperan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama dalam memberikan pelajaran agama yang berisi kesetaraan dan tidak ada perbedaan dalam memperoleh ilmu serta mempraktikkan ajaran agama Masing-masing. Hal ini nantinya akan menghilangkan potensi rasa intoleransi yang tumbuh di generasi muda karena mereka sudah menjalankan prinsip-prinsip moderasi beragama.

D. Tantangan dalam Implementasi Moderasi Beragama
• Hambatan Sosial:
1.Keberagaman latar belakang budaya & sosial-ekonomi
Variasi dalam pendidikan, latar belakang suku, budaya lokal yang sangat heterogen membuat pendekatan moderasi harus sangat kontekstual.
2.Fanatisme dan kelompok identitas religius yang kuat
Ada kelompok-kelompok dengan pandangan keagamaan yang sangat kaku, yang sulit menerima pluralisme yang berbeda.
3.Kurangnya literasi keagamaan dan literasi digital
Tidak semua orang punya pemahaman yang cukup dalam tentang konteks teks agama, Ditambah lagi, dalam ranah digital banyak yang tidak kritis terhadap konten keagamaan yang disebarkan.

Baca Juga :  Wabup Richi Aprian Buka Rakor Analisa Pertumbuhan Ekonomi

• Hambatan Politik:
Ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya
Pemerataan fasilitas, dana untuk program moderasi, dan dukungan infrastruktur berbeda antar daerah. Kawasan terpencil, dengan akses terbatas mungkin kurang mendapatkan perhatian.
• Hambatan budaya:
di indonesia banyak terdapat suku, agama, budaya yang berbeda beda, hal itu bisa menjadi penghambat dalam proses moderasi beragama, lalu juga terdapat tradisi dan kearifan lokal yang turun termurun hal itu bisa menghambat dalam proses moderasi beragama dan kurangnya pendidikan tentang moderasi beragama.

Penutup
A. Kesimpulan
Jadi, Moderasi beragama adalah langkah strategis bagaimana seseorang menjaga keharmonisan dan juga mencegah munculnya sikap intoleransi ditengah keberagaman bangsa Indonesia. Pendapat dari Fadlullah Saeed (2019) dalam Religious Moderation and Social Harmony in Southeast Asia juga menguatkan bahwa moderasi beragama adalah fondasi penting untuk mengurangi konflik dan menciptakan harmoni sosial dalam masyarakat yang beragam.

Maka dari itu, moderasi beragama ini penting dalam mengajak individu untuk menjalankan ajaran agamanya secara tepat, tidak ekstrem, dan tidak memaksakan keyakinan, dan saling menghargai satu sama lain dengan kelompok berbeda keyakinan. Nilai-nilai penting yang ada pada moderasi beragama ini, menjadi fondasi penting untuk membangun kehidupan yang damai ditengah keberagaman agama.

Adanya sikap Intoleransi menunjukan bahwa sikap moderasi beragama ini perlu di perdalam dan diperkuat ditengah kehidupan sosial masyarakat. Semakin kuat nya prinsip ini, maka masyarakat indonesia akan mampu hidup berdampingan ditengah keberagaman dengan menjunjung tinggi nilai persatuan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (*)

Sumber gambar: diakses dari google free access