Mengenal Permainan Tradisional ‘Sekwek’ di Nagari Piobang yang Sudah Terlupakan

Oleh: Dwino Scorpio
(Mahasiswa jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Andalas Padang)

Suku Minangkabau merupakan suatu etnis yang berada di provinsi Sumatera Barat, yang terletak di pulau Sumatera. Minangkabau memiliki masyarakat yang beragama Islam, dan agama Islam sangat berpengaruh dalam budaya Minangkabau, kalau ada orang yang mengaku orang Minang tetapi dia tidak beragama Islam berarti sesungguhnya dia bukan orang Minang dan jika orang Minang keluar dari agama Islam dan mereka tidak dianggap lagi sebagai orang Minang.

Orang Minang memiliki sistem kekerabatan yaitu sistem kekerabatan matrilineal yang garis keturunan menurut garis ibu. Dan biasanya orang-orang menyebut orang Minang dengan "urang Padang" atau urang awak, mungkin karena ibukota Sumatera Barat terletak di Padang sehingga orang terbiasa menyebut orang Padang. Di Minangkabau memiliki budaya adat istiadat, tradisi, dan permainan tradisional yang beragam, tetapi seiring berjalannya waktu, adat istiadat, dan permainan tradisional sudah mulai memudar, seperti permainan tradisional Minangkabau yang sudah mulai dilupakan dan sudah ditinggalkan seiring kemajuan zaman.

Permainan tradisional adalah permainan yang terbentuk atau berkembang dari kebiasaan masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun atau permainan yang dimainkan oleh anak-anak jaman dulu yang dimainkan dengan cara yang sederhana, yang di dalam permainan tradisional itu memiliki ciri khas dari daerah masing-masing dan cara memainkannya yang berbeda-beda atau ada yang sama cara memainkannya tapi beda namanya. Salah satu contoh permainan tradisional yang sudah mulai dilupakan adalah permainan tradisional yang berasal dari nagari Piobang, yaitu nagari yang terletak di kabupaten Lima Puluh Kota, kecamatan Payakumbuh, yaitu permainan yang sering disebut dengan permainan 'sekwek.

Sedikit orang yang mengetahui tentang permainan sekwek ini, mungkin permainan ini juga ada di daerah lainnya tetapi permainan sekwek ini berbeda nama di daerah mereka. Permainan Sekwek ini merupakan permainan sejenis petak umpet tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak terutama bagi anak laki-laki. Sebenarnya permainan sekwek ini hampir mirip dengan permainan sepak tekong tetapi permainan sepak tekong menggunakan tekong atau kaleng sebagai alatnya. Dalam permainan sekwek hal-hal yang diperlukan dalam permainannya hanya memerlukan tiga ranting kayu sebagai alat untuk memainkannya.

Selanjutnya ketiga ranting kayu tersebut didirikan saling menopang satu sama lain sehingga membentuk segitiga, tetapi ada juga sebagian orang menggantinya dengan sendal. Biasanya permainan ini dimainkan pada tempat yang agak lapang atau tempat yang kosong, seperti lapangan atau di halaman rumah. Waktu permainannya biasanya dimainkan pada sore hari yang dimainkan dari pukul 4 sore dan berakhir biasanya sampai Maghrib atau biasa juga dimainkan sesudah melakukan mengaji di surau, ada juga sebagian orang memainkannya pada malam hari sekitar jam 8 malam, dan paling sering dimainkan pada bulan ramadhan pada malam harinya.

Pemain yang dibutuhkan dalam permainan ini harus lebih dari satu orang atau minimal dua orang pemain karena satu orang menjadi penjaga dan satu orang bersembunyi, tetapi kalau hanya berdua saja permainan ini terasa tidaklah seru, tidaklah mengasikan dan terasa membosankan. Disarankan setidaknya empat orang atau lebih pemain supaya lebih ramai dan lebih seru. Sebelum bermain mereka harus bersuit atau hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang akan menjadi penjaga dari ranting sekwek yang telah didirikan, dan sebagian dari pemain lainnya harus bersembunyi.

Sebelum bersembunyi, ranting itu harus dirobohkan terlebih dahulu dan pemain lain harus bersembunyi secepat mungkin sebelum ranting tersebut didirikan kembali oleh penjaga. Jika ranting telah berdiri kembali maka penjaga mulai mencari pemain yang telah mengumpat tadi sambil menjaga ranting sekwek supaya tidak dirusak atau dirobohkan. Apabila penjaga menemukan orang yang sedang mengumpat, maka penjaga harus berlari secepat mungkin ke arah sekwek atau ranting kayu dan melangkahi ranting kayu atau sekwek tersebut sambil menyebutkan nama orang yang ia temukan dan ditambah dengan mengatakan kata “sekwek”, contohnya “ Bima Sekwek”. Dan apabila pemain lain yang masih bersembunyi berhasil merobohkan ranting tersebut atau ranting tersebut tak sengaja dirobohkan oleh penjaga maka pemain yang sudah ditemukan tadi harus bersembunyi kembali, dan seandainya apabila semua pemain berhasil ditemukan dan tidak ada yang bisa merobohkan ranting tersebut, maka penjaga diganti dengan orang pertama yang ditemukan.

Biasanya dari hasil permainan tersebut yang ditentukan atau ditunjuk menjadi pemenang dalam permainan itu adalah orang yang tidak pernah menjadi penjaga, dan yang kalah adalah pemain yang sering atau yang paling lama menjadi penjaga. Pandangan dari masyarakat permainan ini dipandang dengan baik karena dari permainan ini kita diajarkan untuk saling bekerjasama, saling membantu, melatih sportivitas dan strategi dalam permainan. Tapi sayangnya sekarang ini permainan sekwek ini sudah jarang terlihat anak-anak yang memainkan permainan sekwek tersebut dan lebih parah lagi ada anak-anak zaman sekarang tidak tahu lagi tentang permainan itu.

Mungkin karena pengaruh perkembangan zaman atau globalisasi, dan mereka lebih sibuk dengan gadget mereka dan memainkan permainan digital pada gadget masing-masing sehingga mereka tidak mengetahui permainan tradisional nagari tersebut yang lebih seru dari permainan yang ada pada gadget mereka. kita sebagai generasi penerus seharusnya kita harus tetap menjaga dan melestarikan supaya permainan tersebut tetap ada, dengan cara mengenalkan permainan itu kepada anak-anak nagari dengan cara menceritakan keseruan permainan itu oleh orang terdekat seperti orang tua yang mempunyai pengalaman tentang permainan tersebut sehingga anak-anak mereka mengetahui permainan tradisional itu, sehingga permainan-permainan tradisional tetap terjaga hingga ke generasi generasi seterusnya.

Baca Juga :  Bibit Durian Komoditi Unggulan Kota Sawahlunto Dibagikan, Ini Daftar Penerimanya