Bagaimana Pengaruh Medsos Terhadap Partisipasi Politik Generasi Z pada Pemilu th 2024?

Oleh: Rian Efirmansyah
(Mahasiswa Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas)

Seberapa besar partisipasi politik masyarakat sebuah negara adalah salah satu faktor yang menentukan kehidupan berdemokrasinya. Ketika masyarakat terlibat secara aktif dalam kehidupan politik, partisipasi akan terlihat. Contohnya adalah pemilihan presiden dan kepala daerah, serta pemilihan wakil-wakil untuk parlemen pusat dan daerah.

Dalam bukunya yang berjudul Partisipasi dan Partai Politik, Miriam Budiardjo, seorang pakar ilmu politik, menyatakan bahwa tingkat partisipasi politik yang tinggi atau rendah di masyarakat merupakan indikator penting dari kemajuan demokrasi negara tersebut.

Jika tingkat partisipasi politik masyarakat suatu negara lebih tinggi, itu menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap perkembangan politik di negara mereka. Sebaliknya, jika tingkat partisipasi politik masyarakat suatu negara lebih rendah, itu merupakan pertanda yang buruk.

Dalam proses demokrasi itu tadi akan ada kelompok-kelompok masyarakat yang nantinya akan ikut serta. Salah satunya adalah generasi muda. Dalam perkembangannya mereka disebut sebagai Generasi Z. Badan Pusat Statistik mendefinisikan Generasi Z sebagai penduduk Indonesia yang lahir dalam rentang tahun 1997-2012. Mereka ini di yakini sebagai generasi yang sangat melek teknologi.

Hasanuddin Ali dari Alvara Research menyatakan bahwa sebagian besar Generasi Z selalu menggunakan internet. Bahkan tingkat ketergantungan mereka terhadap internet, yang dikenal sebagai generasi mobile, mencapai 93,9 persen. Kehidupannya lebih banyak diwarnai dengan kebahagiaan.
Karena ketergantungan ini rata-rata Generasi Z sangat peka terhadap isu sekitar yang sedang hangat di perbincangkan, salah satunya adalah isu politik.

Mereka bisa peka terhadap isu ini karena platform media sosial. Selain tempat persebaran isu-isu yang hangat media sosial juga menjadi tempat di mana Generasi Z berpartisipasi dalam diskusi politik. Mereka dapat berdialog tentang isu-isu penting, berdebat, dan berbagi pandangan mereka dengan teman-teman dan rekan sebaya. Ini membantu mereka memproses informasi politik dengan lebih baik dan mendorong partisipasi politik yang lebih aktif.

Baca Juga :  Musrenbang Nagari Limo Kaum: Peningkatan SDM Dan Ekonomi Kreatif

Melihat sekarang merupakan tahun-tahun pemilu, para politisi yang terlibat dalam pemilihan di Februari 2024 nanti,l berlomba-lomba turun ke ranah digital terutama platform media sosial seperti, instagram, youtube, twitter, tik-tok dan lainnya.

Mereka gencar melakukan kampanye politik melalui platform tersebut. Mereka menilai dengan terjun ke dalam ranah media sosial ini akan mempermudah menarik perhatian para pemilih muda nanti nya. Selain itu, dengan melakukan kampanye online ini juga sangat menghemat biaya.

Menilik dari pernyataan-peryataan di atas dapat kita simpulkan media sosial memiliki potensi besar untuk meningkatkan partisipasi politik Generasi Z pada Pemilu 2024. Dengan pendidikan yang tepat tentang penggunaan media sosial yang bertanggung jawab, Generasi Z dapat berperan aktif dalam proses politik, membentuk masa depan politik mereka sendiri, dan membuat suara mereka didengar dalam pemilihan umum mendatang. (*)