Pilkada Tanah Datar: Paslon Incumbent dalam “Bahaya”, Jarak hanya 4,1 Persen

Oleh: Ahmad Rizal Caniago (Peneliti dan Akademisi)

Peran lembaga survey yang kredibel tidak tidak bisa dipungkiri dalam sebuah pilkada maupun pemilu. Dalam pilkada serentak tgl 27 November 2024 nanti, berbagai lembaga survey sudah memainkan peran, termasuk di kabupaten Tanah Datar. Mereka sudah mulai bekerja secara profesional sesuai kesepakatan dengan “majikan” nya.

Di Tanah Datar, setahu saya, setidaknya sudah ada minimal lima lembaga survey yang sudah melakukan survey popularitas dan elektabilitas Paslon. Tiga lembaga survey dibiayai calon dan dua yang bekerja secara mandiri. Nama masing masing lembaga survey tidak perlu disebutkan satu persatu karena sudah ada dirilis oleh berbagai media.

Yang menarik untuk disimak adalah hasil dari lima lembaga survey itu. Ada hasilnya yang kurang masuk akal, ada pula yang diekspose ke publik, dan ada pula yang dirahasiakan. Hanya sponsor yang mengetahui hasilnya.

Contoh yang tidak masuk akal, ada lembaga survey yang menemukan angka elektabilitas Paslon tertentu diatas angka 60 persen. Sangat tidak realistis untuk kondisi saat ini. Saya menduga, mungkin saja hasil survey itu hanya untuk menyenangkan hati sponsor yang membayar biaya survey.

Saya mencoba mencari rata rata dari data hasil survey tersebut. Kemudian saya olah dengan program statistik terbaru dan menginput data secara hati hati dan detail. Ini beberapa kesimpulannya:

Pertama, rata rata popularitas dan elektabilitas Paslon Bupati di Tanah Datar hanya pada angka 30 s/d 38 persen. Tidak ada data yang mencolok dari hasil survey yang benar benar real.

Kedua, massa yang belum menentukan pilihan berada pada angka 28 s/d 32 persen. Artinya, masih terbuka peluang untuk meraih suara yang belum menentukan pilihan tersebut. Kalau 30 persen dari pemilih yang datang, (th 2020 sekitar 190.000) maka masih ada sekitar 57.000 suara.

Baca Juga :  Epyarda Asda dan Richi Aprian Hadiri Diklat Kader Golkar di Hotel Emersia Batusangkar

Ketiga, posisi keunggulan rata rata incumbent ada pada angka 4 s/d 5,4 persen. Artinya, posisi incumbent masih terbuka untuk dikejar karena menurut teori politik bahwa setidaknya incumbent harus memiliki keunggulan minimal 7 persen dari pesaingnya. Dapat disimpulkan posisi incumbent saat ini belum aman alias “berbahaya” untuk sebuah kontestasi.

Mumpung masa kampanye masih panjang maka kedua Paslon masih bisa melakukan berbagai hal untuk meraih suara demi mencapai kemenangan di Pilkada tgl 27 November nanti.

Berdayakan lah seluruh potensi yang ada untuk menarik simpati masyarakat. Tawarkan lah berbagai program yang menyentuh dan dibutuhkan masyarakat. Tentunya program harus logis alias masuk akal.

Siapapun yang memang nanti, itulah pilihan masyarakat Tanah Datar. Yang akan dipilih hanya dua: nomor 1 atau nomor 2. Jangan sampai kita tidak memberikan pilihan. (*)

Gambar: kompas.com. diakses dari google free access.