Pariangan, Jurnal Minang. Wali Nagari Pariangan bersama tokoh masyarakat, Ninik mamak dan stakeholder lainnya mendirikan Sekolah Adat di Nagari Pariangan, Jumat, 12 Juli 2024. Hal ini terealisasi karena banyaknya dukungan dari berbagai pihak karena sudah minimnya penerapan ABS SBK di tengah masyarakat Minangkabau.
Tasman, SE Wali Nagari Pariangan mengundang tokoh tokoh masyarakat untuk menggelar rapat menentukan apa bentuk sekolah atau lembaga pendidikan adat yang dibentuk. Turut hadir Ketua KAN Pariangan , Ketua BPRN, Praktisi pendidikan, peneliti, dosen, Ninik Mamak, penulis dan penggiat pendidikan adat.
“Alhamdulillah, berkat masukan dan kesepakatan kita bersama, hari ini, Jumat 12 Juli 2024 adalah hari yang bersejarah bagi kita semua, kita dirikan Lembaga Pendidikan Adat Nagari Tuo Pariangan. Mudah mudahan segala proses kedepan lancar dan sukses. Pemerintahan Nagari akan selalu memfasilitasi lembaga ini” ungkap Pak Wali yang penuh haru dan penuh kebahagiaan.
Dalam rapat tersebut juga ditetapkan pengurus sekaligus pengelola Lembaga Pendidikan Adat Nagari Tuo Pariangan. Terpilih dengan suara terbanyak sebagai Ketua Lembaga adalah Irwan Malin Basa yang merupakan dosen UIN Batusangkar dan juga peneliti dan penggiat kebudayaan yang sudah banyak menghasilkan karya. Sekretaris terpilih adalah M.Danil Malin Mudo yang juga seorang guru dan Ketua BPRN Pariangan. Bendahara dijabat oleh R.Dt.Gadang yang juga seorang master pendidikan. Kemudian dilengkapi dengan berbagai bidang dan jabatan lainnya.
Segala persiapan pendirian secara resmi sekolah atau lembaga pendidikan adat ini sudah disiapkan sejak beberapa waktu yang lalu. Kurikulum sudah mulai dibuat. Program pembelajaran, pengajar, dan kelengkapan lainnya. Lokasinya untuk sementara akan dilaksanakan di ruang kelas yang ada di komplek kantor wali nagari Pariangan.
Kini, menunggu selesai pembuatan akta notaris lembaga, namun kegiatan pendukung lembaga ini sudah mulai dijalankan. Pada tahun 2023 yang lalu, Wakil Ketua DPRD Tanah Datar, Saidani, SP yang juga putra Pariangan sudah menganggarkan dana Pokir nya untuk sekolah adat ini.
Semua pihak berharap agar sekolah adat ini bisa menjadi pelopor dalam pembelajaran adat Minangkabau. Bisa pula menjadi rujukan bagi daerah lain. Sekolah ini terbuka untuk seluruh anggota masyarakat yang ingin mempelajari kebudayaan Minangkabau. (Red.Jm)