Tradisi Manjalang Sebelum dan Sesudah Puasa

Oleh: Monica Milda Fitriani
(Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas)

Minangkabau adalah salah satu suku yang kaya akan adat dan tradisinya. Sampai saat ini meskipun zaman telah berkembang tradisi yang dari dulu dilakukan oleh nenek moyang kita sampai saat ini masih dilakukan. Meskipun kehidupan masyarakat kurang mampu tapi mereka akan selalu menyisihkan uangnya untuk menghantarkan makanan ke rumah mertua dan keluarga mertua. Salah satu tradisi yang sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat Minangkabau adalah tadisi manjalang mintuo.

Tradisi ini dilakukan menjelang puasa. Tradisi manjalang ini terbagi dua yaitu: tradisi manjalang mintuo dan tradisi maantaan pabukoan. Tradisi manjalang mintuo dilakukan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Biasanya pasangan suami istri baik yang baru menikah maupun yang sudah lama menikah biasanya menghantarkan makanan dan limau hias ke rumah mertuanya. Sementara tradisi menghantarkan pabukoan itu dilakukan saat hari pertama puasa. Biasanya para menantu menghantarkan makanan untuk berbuka puasa kepada mertua nya. Makanan itulah yang akan dimakan oleh keluarga saat waktu berbuka puasa telah masuk.

Biasanya orang mengantarkan makanan saat akan memasuki bulan puasa. Isi dari rantang tersebut masing-masing daerah berbeda-beda. Di daerah Solok misalnya di jorong Tanah Sirah, masyarakat di sana menggunakan tilam yang ditutupi tudung hias untuk dihantarkan ke rumah mertua. Tilam itu berisi: dendeng balado, apik ayam, sampadeh dagiang, pregedel, ayam goreng dan selada seperti gado-gado. Selada itu pakai santan kacang tanah dan kemudian dimasak kol timun kentang.

Masing-masing dari lauk pauk ini diletakkan di piring besar dan berisi sepuluh potong daging. Itu adalah bawaan yang paling besar. Kalau secara sederhana dalam satu piring besar berisi lima potong saja. Kalau rumah mertua jauh biasanya para menantu membawa dengan menggunakan rantang kemudian samba itu diletakkan di atas tilam dan kemudian ditutup dengan tudung hias. makanan pangacok (lamang besarnya sepanjang 30 cm disesuaikan dengan besar piring, sari kayo dan kue bolu).

Baca Juga :  DPRD Tanah Datar Gelar Paripurna, Tiga Ranperda Ditetapkan Menjadi Perda

Makanan pangicok ini diletakkan di atas talam yang ditutupi tudung hias. panjang talam 50 cm satu talam satu makanan kemudian dijujung oleh satu orang. Mereka kemudian berbaris dan berjalan sambil membawa tilam yang berisikan makanan tadi sambil di junjuang. Sedangkan di Padang masyarakat menggunakan rantang untuk dibawa ke rumah calon mertua. Isi dari rantang tersebut adalah: mengisikan samba randang, sampadeh lawuak, goreng ayam, sambal goreng talua bulek lado merah, kue bolu dan raga-raga.

Biasanya rantang yang dibawa itu berjumlah satu sampai dua rantang. Rantang ini akan diantar ke rumah mertua dan saudara dari pihak laki-laki. Tradisi ini dilakukan setiap akan memasuki bulan suci Ramadhan. Tujuannya untuk menjalin tali silaturahmi dengan keluarga mertua dan saling bermaaf-maafan. Sebelum memasuki bulan suci Ramadhan biasanya kita selalu meminta maaf atas apa yang selama ini diperbuat perbuatan yang disengaja maupun tidak sengaja dilakukan. Bulan puasa adalah bulan yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya oleh seluruh umat Islam yang ada di dunia.

Pada bulan puasa kita berlatih untuk menahan nafsu, amarah serta menjaga pandangan dan perkataan terhadap orang lain maupun diri kita sendiri. Bulan suci Ramadhan ialah bulan penuh ampunan maka dari itu sebelum memasuki bulan suci Ramadhan masyarakat melaksanakan tradisi manjalang mintuo. Tata cara melakukan tradisi manjalang mintuo yaitu :

  • pasangan suami istri membawa rantang tersebut ke rumah mertuanya dan saudara dari mertuanya.
  • setelah sampai di rumah mertua kemudian menantu memberikan rantang tersebut kepada ibu mertuanya.
  • isi dari rantang tersebut disalin ke piring dan kemudian mertua mengisi rantang tersebut dengan uang atau dengan barang-barang yang akan diberikan.
  • Tradisi seperti ini sudah menjadi rutinitas masyarakat Minangkabau. Sudah menjadi tanggung jawab pasangan suami dan istri untuk melakukan tradisi itu. Jika tidak melakukan, biasanya keluarga tersebut akan menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Mengapa menantu tidak pergi manta ke rumah mertuanya. Sehingga keluarga akan merasa malu. Maka dari itu mereka setiap tahunnya pasti akan mengantarkan makanan ke rumah mertuanya. Pada saat-saat ini menjelang memasuki bulan suci Ramadhan masyarakat sudah sibuk dengan persiapan untuk manjalang mintuo Masyarakat sudah mulai memikirkan makanan apa yang akan di buat dan yang mana yang harus di pesan. di sekeliling jalan sudah mulai ada orang yang menjual bunga-bunga dan limau hias. Di tepi jalan saat memasuki bulan suci ramadhan banyak orang menjual bunga. masyarakat menjual bunga untuk orang yang pergi berziarah ke makam sanak saudara mereka. masyarakat banyak membuat lamang ada juga yang memesan lamang dan limau hias untuk dibawa ke rumah mertua.
  • Intinya adalah makanan yang di bawa untuk manjalang mintuo itu juga harus di pertimbangkan dengan kesanggupan masing-masing. Jika rasanya sanggup dilaksanakan secara sederhana ya cukup dilakukan secara sederhana. Begitu pun sebaliknya jika dirasa mampu dan memang dilakukan secara besar maka lakukanlah secara besar pula. Bawalah rantang itu sesuai dengan kemampuan dan keperluan. Ambil hikmah dari tradisi manjalang mintuo. Sempatkan waktu untuk bersilaturahmi ke seluruh keluarga.
Baca Juga :  Masa Tanggap Darurat Bencana di Tanah Datar Diperpanjang 14 Hari Lagi

Ambil hikmah dari tradisi manjalang mintuo. Sempatkan waktu untuk bersilaturahmi ke seluruh keluarga. Jika keluarga jauh cukup ditelpon atau bisa juga di video call saja.