News  

Study Lapangan Mahasiswa IPII IAIN Batusangkar Ke Kota Padang Panjang Sukses

Padang Panjang, Jurnalminang.com. News&Web TV. Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII) mengadakan study lapangan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang, pada hari Selasa, 07 Desember 2021. Dalam kunjungan tersebut staf Pembinaan Perpustakaan Daerah Kota Padang Panjang Rahmi Fadilla, A.md, serta para pegawai sangat menyambut baik kedatangan para mahasiswa dari jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam ini.

Kegiatan ini dihadiri juga oleh dosen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam, IAIN Batusangkar serta mahasiswa sebanyak 57 orang. Adapun tujuan dari kegiatan kunjungan ini merupakan wujud dari Misi prodi IPII yaitu ”Melakukan perubahan kehidupan manusia yang lebih literate dan cultured yang terkoneksi dengan kajian IPII.”

Harapannya adalah kegiatan ini memberikan wawasan kepada mahasiswa terkait pengembangan fasilitas sarana prasarana pelayanan perpustakaan yang sesungguhnya, bagaimana pustakawan dalam melayani dengan melihat langsung pada kegiatan di lapangan.
Tema yang diangkat kali ini adalah “Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan di Era Society 5.0”.

“Ini juga merupakan wadah bagi mahasiswa terkait bagaimana sebenarnya konteks ilmu perpustakaan yang sesungguhnya, mungkin pada saat bangku kuliah mahasiswa hanya mengetahui teoritisnya saja, tapi disini kita mengetahui kondisi realnya bahwa perpustakaan tidak hanya sekedar jaga-jaga buku, tapi perpustakaan itu luas sekali” tutur Sri Wahyuni salah satu dosen IPII yang turut membina dalam kegiatan kunjungan ini.

Pelaksanaan studi lapangan ini juga bertujuan menggali potensi dan kompetensi bagi para mahasiswa IPII angkatan 2021, yang akan terjun di tengah kemajemukan masyarakat sebagai perantara pengantar kepada literasi sebagai sumber informasi dengan turut mengembangkan inovasi dan kreatifitas terhadap fasilitas pelayanan sarana prasarana perpustakaan.

Dari penjelasan staf pembinaan perpustakaan, keberadaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota Padang Panjang tidak lain adalah merupakan salah satu wujud penyebarluasan informasi melalui teknologi terhadap program terkait perpustakaan, dimana perpustakaan ini tidak hanya melayani untuk sumber bacaan pemustaka saja tetapi pelayanan dalam berbagai hal juga seperti layanan pojok Hamka, statistik, audio visual, dan ruang baca anak.

Baca Juga :  420 Guru SD dan SMP Ikuti Bimtek Analisis CP Mulok BAM, Ini Harapan Bupati Safaruddin

Dinas Perpustakaan Kota Padang Panjang baru berdiri sejak 1 januari 2017, dengan lokasi yang sangat strategis. Di depan gedung perpustakaan sendiri disuguhkan dengan tugu monumen gempa padang panjang 1926. Di tengah-tengah tugu tersebut terdapat replika gambaran kota Padang Panjang yang diterjang gempa sekitar satu minggu pada tahun 1926. Kemudian disamping itu terdapat 2 unit mobil pelayanan perpustakaan keliling. Tepat di sebelah kiri tugu monument terdapat taman wifi.

Kemudian beberapa fasilitas yang ada di dalam gedung seperti pusat layanan atau administrasi perpustakaan teruntuk pengunjung berbentuk digital, tempat penitipan barang setiap pengunjung, pojok disabilitas, ruang smart kids room dimana anak-anak dengan berbagai macam mainan edukasi. Jadi, anak-anak tidak hanya edukasi lewat buku tetapi juga dapat melalui permainan edukasi sesuai dengan tuntutan perpustakaan modern saat ini yang mana melakukan pendekatan dengan buku sejak dini yang dikhususkan untuk anak usia dibawah lima tahun, ruang laktasi khusus ibu menyusui.

Artinya tidak ada halangan bagi ibu menyusui untuk membawa anaknya, kemudian ruangan yang dikelompokakan menjadi khusus laki-laki dan khusus perempuan, wariteg (warung informasi teknologi) dengan sarana 3 unit pc komputer ruang audio visual. Selain untuk pertemuan juga digunakan untuk menonton film dan biasanya menjadi kunjungan rutin anak-anak sekolah.

Melalui kegiatan kunjungan tersebut para mahasiswa jurusan IPII diharapkan dapat meningkatkan inovasi dan kreatifitasnya untuk pengembangan layanan perpustakaan dimasa mendatang. Juga, perlu mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan kebutuhan para pemustaka terhadap ketersediaan informasi dan bagaimana mengembangkan sarana perpustakaan yang dapat dinikmati semua kalangan terutama disabilitas, serta meningkatkan peran literasi sebagai informasi dan minat baca masyarakat. (IN/CA/Red. Jm).