Sawah Berpematang Batu; Produk Baru atau Warisan Leluhur?

Batusangkar, jurnalminang.com. Kabupaten Tanah Datar yang dikenal sebagai Luak Nan Tuo menyimpan berbagai peninggalan budaya baik yang tangible maupun yang intangible. Salah satu peninggalan tersebut yang belum pernah terekspos adalah ‘sawah berpematang batu’ di daerah Padang Laweh Malalo. Dari pantauan media ini di lapangan pada tgl 22 Maret 2020 terlihat sawah berpematang batu yang tersusun indah di lereng tebing dan perbukitan. Ketika ditanyakan kepada penduduk setempat yang sedang menanami padi mereka mengatakan kalau sawah seperti ini sudah diwarisi secara turun temurun dan tidak dikenal siapa yang membuatnya dahulu. “Kami hanya mewarisi saja sawah ini dan memelihara nya sebaik mungkin untuk ditanami padi” ujar Mak Katik warga setempat. Fenomena ini hendaknya menjadi kajian bagi BPCB Sumbar yang berkantor di Pagaruyung Batusangkar. Mungkin saja ‘sawah berpematang batu’ ini adalah peninggalan nenek moyang orang Minangkabau semenjak zaman dahulu kala atau baru dibuat beberapa tahun belakangan. Untuk menjawab teka teki tersebut tentu butuh penelitian dan kajian yang mendalam dari pihak yang kompeten. Menurut salah seorang budayawan di Tanah Datar, sawah seperti ini ditemukan di beberapa lokasi seperti di nagari Minangkabau, kec. Sungayang dan di daerah Rambatan. Tentu ada sebab musabab terbentuk nya sawah seperti ini.

Baca Juga :  Program Daya Budaya Desa di Nagari Batu Taba Mendapat Dukungan Positif dari Masyarakat