Oleh: Sowatul Islah
(Mahasiswa Universitas Andalas, Jurusan Sastra Daerah Minangkabau)
Indonesia memiliki berbagai ragam budaya yang menjadi Indentitas bangsa. salah satunya di Minangkabau. Di Minangkabau juga memiliki berbagai budaya masyarakatnya dengan makanan khas Minangkabau, salah satuya adalah rendang. Rendang, makanan khas Minangkabau yang berasal dari daging kerbau, sapi,atau juga ada rendang vegetarian yaitu dari paku, daun singkong yang rasanya juga tidak kalah enak dengan rendang daging.
Alat masak yang digunakan oleh orang Minangkabau dulu dan sekarang mengalami perubahan karena seiring dengan perkembangan teknologi yang canggih. Oleh karena itu, banyak masyarakat Minangkabau yang mengubah cara masaknya yang mudah dan instan juga,karena alat masak orang Minangkabau zaman dahulu dikerjakan secara manual, tidak menggunakan mesin. Maka dari itu membuat masakan secara tradisional menghabiskan waktu yang lama, sedangkan alat yang canggih dan modern pada saat ini sangatlah praktis digunakan. Oleh karena itu banyak Masyarakat yang beral
ih ke alat yang canggih dan modern.
Rasa dan aroma yang dihasilkan dengan alat masak tradisional tersebut juga berbeda. Untuk itu, perlu kita perkenalkan kembali kembali beberapa peralatan masak tradisional Minangkabau yang sudah mulai terpinggirkan.
- Piring Kanso
Pada saat ini kalau ditanya kepada masyarakat atau generasi muda sekarang banyak yang tidak tahu apa itu Piring Kanso. Kosa kata ini sudah mulai hilang di masyarakat Minangkabau. Piring Kanso ini adalah bentuk piring yang bewarna putih yang memiliki corak bunga yang berwarna merah pada bagian tengah Piring Kanso, dan di sekeliling Piring memiliki warna corak merah, biru, dan hijau. Piring kanso ini terbuat dari bahan kaleng sehingga dia bisa awet dan tahan lama. Fungsi dan peran piring kanso ini sudah ditinggalkan karena berganti dengan piring berbahan kaca dan keramik. - Lasuang dan Alu
Lasuang dalam bahasa Indonesia adalah lesung dan alu atau antan adalah alat yang digunakan untuk menumbuk beras yang diletakkan di dalam lasuang. Kemudian beras itu ditumbuk terus hingga menjadi tepung, kemudian disaring dan dipisahkan antara yang halus dan yang masih kasar. Jika ada yang masih kasar ditumbuk lagi sampai semuanya halus, dan lakukan secara berulang. Alu ini terbuat dari kayu bulat yang panjang. Sekarang alu dan lasuang ini sudah jarang digunakan atau mulai hilang di masyarakat Minangkabau karena sudah berpindah pada alat yang canggih untuk menggiling beras menjadi tepung, yang kerjanya sangat cepat dan instan sedangkan lesung memakan waktu yang sangat lama hingga bisa berjam-jam. Maka dari itu orang sudah berpindah kepada alat yang modern dan sangat canggih sekali. tetapi menumbuk beras dengan lesung itu memiliki cita rasa yang lebih wangi dan enak, dibandingkan digiling dengan mesin. - Balango atau Belanga
Balango adalah alat yang terbuat dari tanah liat, dan ada juga terbuat dari besi yang memiliki bentuk bundar, dan bagian bawah dan atasnya sama besar dan memiliki pegangan berbentuk seperti kuping. Balango digunakan oleh masyarakat Minangkabau pada zaman dulu untuk memasak gulai sedangkan pada zaman sekarang tidak menggunakan balango lagi untuk masak gulai dan sekarang orang memasak pada alat seperti kuali dan lain-lain. - Dandang
Dandang terbuat dari bahan aluminium, yang berfungsi untuk memasak nasi. Cara menggunakan dandang oleh masyarakat Minangkabau adalah dengan cara memasukan beras yang sebelumnya dimasak dengan periuk dan setelah setengah matang dipindahkan kedalam dandang, karena nasi yang dimasak dengan dandang akan badarai atau juga disebut dengan nasi pera. Kini masyarakat Minangkabau sangat jarang menggunakan dandang lagi untuk memasak nasi, yang dianggap memakan waktu yang lama dan juga ribet. Nasi yang dimasak dengan dandang lebih enak dan wangi. Masyarakat Minangkabau lebih memilih magiccom yang lebih mudah dan praktis karena cukup hanya memasukan nasi dan tunggu nasi sampai matang dan langsung bisa dimakan. Jadi dandang alat masak tradisional Minangkabau ini sudah mulai jarang digunakan lagi oleh masyarakatnya. - Cerek
Cerek adalah alat untuk memasak air minum yang terbuat dari besi yang digunakan memasak air di atas tungku, dan juga bisa digunakan sebagai tempat penyimpanan air. Pada saat ini cerek mulai tidak dipakai lagi karena sudah banyak yang memakai Dispenser yang fungsinya bisa memanaskan air dan tempat penyimpanan air. Kita tidak perlu lagi untuk menuangkannya ke gelas , karena hanya dengan memutar keran saja airnya langsung keluar, karena itu banyak orang Minangkabau beralih pada alat yang canggih dan modern pada saat ini. - Niru atau Nyiru
Niru terbuat dari bambu yang dianyam yang digunakan menepis beras, memisahkan beras yang masih ada serpihan kulit padi. Niru ini sangat jarang digunakan karena sudah ada mesin yang memisahkan beras dari serpihan-serpihan kulitnya langsung, tidak perlu diserpih lagi, karena berasnya keluar sudah bersih . - Katidiang Katidiang adalah alat yang digunakan untuk tempat padi yang dipakai setelah panen. katidiang ini terbuat dari bambu yang dianyam seperti lingkaran, bagian tepi katidiang diberi bingkai dari rotan, supaya lebih mudah dibentuk dan kokoh. Tetapi kini katidiang juga sudah mulai tidak digunakan karena masyarakat mengukur beras dengan timbangan agar lebih mudah dan terukur.
- Tungku Tungku terbuat dari batu dan ada juga dari besi yang digunakan untuk memasak, dan dinyalakan api dibawahnya pakai kayu. Tungku memiliki tiga buah kaki dan berbentuk lingkaran, tapi sayangnya orang Minangkabau sekarang sudah sangat jarang mengunakan tungku karena sudah beralih ke kompor gas, yang hanya memutar tombolnya saja maka langsung keluar api tanpa ada kayu dan korek api. Sangatlah canggih sekali orang pada zaman sekarang.
Karena perkembangan zaman yang begitu modern dan canggih, berdampak buruk juga bagi masyarakat, karena dengan menggunakan alat yang memakai bahan kimia lebih mudah menimbulkan penyakit, dan juga akan ada rasa malas bagi masyarakat karena sudah terbiasa dengan cara yang lebih mudah. Alat tradisional Minangkabau sudah mulai hilang dan jarang digunakan lagi, karena sudah beralih ke yang modern dan canggih. Untuk pelestarian adat dan budaya Minangkabau maka mulailah gunakan kembali alat masak tradisional Minangkabau, karena dengan memakai alat masak tradisional memiliki cita rasa yang berbeda dan enak, dan juga minim untuk kena penyakit.