Pentingnya Informasi Evaluasi Program Pendidikan

Oleh: Dra.Ernadiati
Mahasiswa Pascasarjana IAIN Batusangkar & Guru SMA Negeri 1. X Koto Diatas, Solok

Evaluasi merupakan assesmen atau penilaian terhadap program yang telah ditetapkan sebelumnya oleh lembaga pendidikan. Progran tersebut mempunyai komponen-komponen yang perlu dievaluasi. Baik bagian manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen pendidik, manajemen layanan khusus, dan lain-lainnya. Melalui evaluasi kita dapat mengetahui peningkatan dari pengimplementasian manajemen.

Setelah kepala sekolah/madrasah mengidentifikasi kebutuhan dari stakehoder, maka kepala sekolah /madrasah akan melakukan penilaian terhadap kebutuhan yang telah diberikan kepala sekolah/madrasah tersebut. Demikian pula hasil yang akan dicapai setelah dilakukannya penilaian program manajemen. Apakah dari komponen-komponen manajemen tersebut? Lanjut, dibenahi, atau diberhentikan? Sehingga dapat memperbaiki program yang belum mencapai hasil maksimal.

Sukardi, (2014:4) menjelaskan bahwa evaluasi program merupakan sebagai proses terstruktur yang menciptakan dan menyatukan informasi bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian para pemangku kepentingan tentang program dan kebijakan yang ditentukan. Atau evaluasi program adalah metode yang sistematis untuk mengumpulkan data, menganalisis data, dan menggunakan informasi untuk menjawab pertanyaan tentang proyek, kebijakan dan program, khususnya yang terkait dengan efektivitas dan efesiensi (Sugiyono, 2014:741).
Kedua pendapat para ahli tersebut menjelaskan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan dan sebagai pedoman atau tolak ukur bagi pelaksana evaluasi untuk meninjau sejauh mana tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien oleh suatu lembaga pendidikan. Berhasil atau tidaknya manajemen kepala sekolah beserta bawahannya secara bersama-sanma berusaha, mengarah pada pencapaian visi dan misi sekolah. Hal ini tentu tidak terlepas dari hal-hal berikut:


A.Mengumpulkan Informasi

  1. Megumpulkan informasi Evaluasi.
    Artinya Informasi tentang objek atau konteks terpilih dalam mengevaluasi, dikembangkan dari pertanyaan evaluasi yang telah dirumuskan. Dalam bagian ini tugas evaluator adalah menguraikan tentang pertanyaan terinci dari masing-masing pertanyaan evaluasi yang diajukan.
  2. Kriteria yang digunakan dalam menentukan prioritas informasi antara lain adalah kredibilitas, kepraktisan, ketepatan waktu, ketepatan isi, kemudahan dianalisis, objektivitas, kejelasan, cakupan isi, ketersediaan, kegunaan, keseimbangan, dan efektivitas biaya. Tentu saja kriteria tersebut dapat dipilih sesuai dengan situasi dan kondisi sesuai dengan sumber data yang terpecaya.
    Sebagaimana diketahui berdasarkan sumber asal data diperoleh, maka sumber data dalam evaluasi program dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: Data Internal dan Data eksternal. Data internal merupakan data yang berasal dari dalam lingkungan sendiri. Sedangkan Data Eksternal merupakan data yang berasal dari luar lingkungan sendiri. Untuk kelancaran pengelolaan sekolah maka setiap kepala sekolah memerlukan informasi yang berasal dari luar lingkungan sekolah. Menurut Arikunto dan Jabar (2009:88) sumber data dalam evaluasi program dikenal dengan istilah 3P, rinciannya adalah: a. Person atau orang dalam hal ini responden yang terlibat secara langsung dengan program yang dievaluasi maupun secara tak langsung berhubungan dengan program. Pengungkapan data dari sumber data person ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara maupun menggunakan angket/kuesioner. b. Paper atau kertas, dalam hal ini bukan hanya dibatasi pada dokumen dalam bentuk kertas saja tetapi lebih dari itu adalah segala bentuk simbol berupa grafis, tulisan, gambar, tabel, denah, motif dan sebagainya. Paper dimaksudkan juga bukan ditulis pada media kertas saja, tetapi dapat juga ditulis di media batu, kayu, plastik dan sebagainya bahkan ditulis dalam media yang saat ini modern seperti di compact disk, hard disk, flash disk maupun sarana digital lainnnya termasuk e-mail. Untuk sumber data paper ini maka metode yang tepat digunakan dalam mengungkapkan atau mengumpulkan data adalah melalui dokumentasi. c. Place atau tempat/lokasi. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan tempat bukan hanya terbatas pada ruangan, tetapi hal lain yang lebih dalam berada di suatu tempat (ruang). Istilah place adalah untuk mempermudah pengumpul data menelusuri lebih jauh apa yang menjadi objek pengamatan, tempat, benda diam, bergerak atau kegiatan. Jadi ika di dalam rencana tertera tempat sebagai sumber data, harus langsung dilanjutkan dengan penelusuran spesifikasi tempat tersebut. Metode yang digunakan untuk mengungkapkan data dari sumber data place adalah menggunakan observasi atau pengamatan. Instrumen yang biasa dipakai dalam prosedur pengumpulan data dan informasi dalam evaluasi program menurut Tayibnapis (2000:102-103) adalah: 1) Surveys. Survey dilakukan dengan open ended instruments (instrumen terbuka) dan forced choice instruments (instrumen pilihan). 2) Interviews. Interviews dilakukan dengan: (1) closed formats yaitu wawancara dengan format tertutup, pertanyaan dan jawaban dibacakan kepada responden, (2) semi open (semi terbuka) pertanyaan ditentukan, dan pewawancara membuat interpretasi jawaban ke dalam formulir, dan (3) open format (format terbuka), petunjuk umum diberikan kepada pewawancara, jawaban didesain atau dicatat atau dapat juga direkam dengan tape. 3) Observations. Observastion dilakukan dengan: (1) open format, observer membuat catatan atau reaksi umum, prilaku, dan sebagainya tentang subjek yang dievaluasi, (2) logs, semacam buku harian di mana observer mencatat reaksi dan prilakunya sendiri, (3) sign system, di mana setiap prilaku khusus dihitung, dilakukan untuk merekam prilaku tertentu dalam tempo waktu yang telah ditentukan, dan (4) category system, di mana prilaku diamati, digolongkan ke dalam kategori tertentu untuk membuat rekaman tentang prilaku yang telah ditentukan dalam waktu yang telah ditentukan. 4)Tests.Tes dilakukan dengan: (1) multiple choice tests (tes pilihan ganda), (2) true-false (benar-salah), (3) matching (tes menjodohkan), shorts answers, fill in blanks (jawaban pendek, mengisi), dan (5) essay tests (tes uraian). 5)Inventories. Inventories dilakukan dengan: (1) open ended yaitu responden membuat catatan tentang objek tertentu dan item yang mereka temukan, dan (2) checklist formats, yaitu responden mengecek atau menghitung dan memberi nomor di sebelah item yang terdaftar dalam instrumen. 6) Site visits, expert reviews, panel hearning. Dalam hal ini peneliti atau evaluator itu sendiri sebagai instrumen. Instrumen bentuk ini dapat berupa para ahli, wakil konsumen, anggota/ karyawan, publik, orang tua murid dan lain-lain yang terlibat dalam suatu program.

B. Menganalisis Data

  1. Analisis Data
    Data yang merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan baik kualitatif maupun kuantitatif disebut data mentah. Data merupakan keterangan-keterangan tentang sesuatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau dianggap. Jadi data dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap (anggapan). Sesuatu yang diketahui biasanya didapat dari hasil pengamatan atau percobaan dan hal itu berkaitan dengan waktu dan tempat. Anggapan atau asumsi merupakan suatu perkiraan atau dugaan yang sifatnya masih sementara, sehingga belum tentu benar. Oleh karena itu, anggapan atau asumsi perlu diuji kebenarannya. Atas dasar sifat dan bentuknya maka data dapat dibedakan atas dua jenis sebagaimana dijelaskan Riduwan (2002), yaitu:
    a/ Data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka sebagai hasil pengamatan atau pengukuran yang dapat dihitung dan diukur.
    b. Data kualitatif.
    Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik yang berwujud pernyataan atau berupa kata-kata. Misalnya baik-buruk, senangsedih, harga minyak naik, rumah itu besar, pohon itu rindang, laut itu dalam dan sebagainya. Menurut waktu pengumpulannya, data dapat dikelompokkan atas dua jenis yaitu:
    1). Data berkala (time series). Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk emberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan. Misalnya, data perkembangan harga bahan pokok selama 10 bulan terakhir yang dikumpulkan setiap bulan.
    2). Data cross section.
    Data cross section adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan keadaan atau kegiatan pada waktuitu. Misalnya hasil ujian semester 1, data sensus penduduk tahun 2010. Menurut sumber pengambilannya, data dapat dikelompokkan atas dua jenis yaitu:
    a). Data primer.
    Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.
    b). Data skunder.
    Data skunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporanlaporan, dokumen peneliti yang terdahulu. Data skunder disebut juga data tersedia. Menurut susunannya, data dapat dikelompokkan atas dua jenis sebagai berikut:
    Data acak atau data tunggal.
    Data acak atau tunggal adalah data yang belum tersusun atau dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval.
    Data kelompok.
    Data kelompok adalah data yang sudah tersusun atau dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval. Data kelompok disusun dalam bentuk distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.
    Prinsip dan Kriteria Menganalisis
    Ada beberapa prinsip dan kriteria dalam menganalisis data yang harus diketahui seorang evaluator. Prinsip dan kriteria tersebut dijelaskan oleh Purwanto dan Suparman (1999:187) sebagai berikut:
  2. Jangan terlalu menyederhanakan.
    Pertanyaan evaluasi selalu berkaitan dengan gejala yang bersifat dinamis dan kompleks. Prosedur analisis harus peka terhadap hal-hal yang kompleks tersebut, dan janganlah mengurangi kompleksitas tersebut untuk memudahkan dan menyederhanakannya.
  3. Perhatikan perbedaan-perbedaan tentang kondisi dan yang mempengaruhinya.
  4. Gunakan teknik yang beragam. Jika memungkinkan gunakanlah analisis yang beragam.
  5. Yakinkan diri bahwa asumsi-asumsi untuk mempergunakan teknik analisis tersebut telah dipenuhi dan sesuai dengan data yang diperoleh.
  6. Gunakanlah metode yang cocok dengan audien dan tujuan.
  7. Gunakan metode praktis dan terjangkau biayanya.
  8. Upayakan analisis yang sesederhana mungkin.
  9. Janganlah menuntut yang serba sempurna, setiap teknik analisis memiliki keterbatasan.
Baca Juga :  1000 guru di Tanah Datar Ikuti Seminar Pendidikan demi Tingkatkan Wawasan dan Kemampuan

C. Mengorganisasi Data
Menurut Purwanto dan Suparman (1999:184) ada tiga kegiatan utama dalam pengorganisasian data yaitu:

  1. Pengkodean atau Pembuatan Daftar Kode Data (Coding).
    Setiap variabel dan indikator yang akan dianalisis dibuatkan kodenya dalam bentuk angka dan menentukan jumlah kolomnya. Berhubung pilihan-pilihan dalam instrumen terkadang tidak seragam ada yang berwujud nominal, interval ataupun ordinal maka harus menyeragamkannya dalam bentuk yang sama agar dapat diolah dengan mudah. Artinya harus dilakukan manipulasi atas variabel dan indikator-indikator tersebut dengan menggunakan kode/label.
    Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam, model CIPP yang merupakan sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu Context, Input, Process, and Product. Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem.
    Keunikan model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil keputusan (decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah program. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang komprehensif/menyeluruh pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap konteks, masukan, proses, dan produk.
    Model CIPP ini bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Dalam hal ini Stufflebeam melihat tujuan evaluasi sebagai:
    a. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif.
    b. Membantu audience untuk menilai dan mengembangkan manfaat program pendidikan atau obyek.
    c. Membantu pengembangan kebijakan dan program. Aspek yang dievaluasi dan prosedur pelaksanaan evaluasi model CIPP menurut Stufflebeam dalam Oliva (1992:491)

Empat aspek dalam model evaluasi CIPP yaitu context, input, process, dan output membantu pengambil keputusan untuk menjawab empat pertanyaan dasar mengenai:
1) Apa yang harus dilakukan (What should we do?) mengumpulkan dan menganalisa need assessment data untuk menentukan tujuan, prioritas dan sasaran.
2) Bagaimana kita melaksanakannya (How should we do it?) sumber daya dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan dan mungkin meliputi identifikasi program eksternal dan material dalam mengumpulkan informasi.
3) Apakah dikerjakan sesuai rencana (Are we doing it as planned?) Ini menyediakan informasi bagi pengambil keputusan tentang seberapa baik program diterapkan. Dengan secara terus-menerus monitoring program, pengambil keputusan mempelajari seberapa baik pelaksanaan telah sesuai petunjuk dan rencana, konflik yang timbul, dukungan staff dan moral, kekuatan dan kelemahan material, dan permasalahan penganggaran.
4) Apakah berhasil (Did it work?); Dengan mengukur outcome dan membandingkannya pada hasil yang diharapkan, pengambil-keputusan menjadi lebih mampu memutuskan jika program harus dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan sama sekali.
a. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Evaluasi konteks membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program (Tayibnapis, 2000:14). Tujuan evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang diperlukan.
Evaluasi konteks juga terkait dengan upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek (Arikunto dan Jabar, 2009:48). Lebih lanjut keduanya mengilustrasikan dengan memberi contoh evaluasi program makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) dalam pengajuan pertanyaan evaluasi sebagai berikut:
1). Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program, misalnya jenis makanan dan siswa yang belum menerima?
2). Tujuan pengembangan apakah yang belum tercapai oleh program, misalnya peningkatan kesehatan dan prestasi siswa karena adanya makanan tambahan?
3). Tujuan pengembangan apakah yang dapat membantu mengembangkan masyarakat, misalnya kesadaran orang tua untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anaknya?
4). Tujuan-tujuan manakah yang paling mudah dicapai, misalnya pemerataan makanan, ketepatan penyediaan makanan?
b. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong diselenggarakannya program yang bersangkutan. Dalam hal ini komponen evaluasi masukan meliputi: (1) sumber daya manusia, (2) sarana dan peralatan pendukung, (3) dana atau anggaran, dan (4) berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.
c. Process Evaluation (Evaluasi Proses)
Evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan: (1) do detect or predictin procedural design or its implementation during implementation stage, (2) to provide information for programmed decision, dan (3) to maintain a record of the procedure as it occurs.
Penjelaskan di atas bemakna bahwa evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan program.
Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana (Arikunto dan Jabar,2009:47).
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada untuk evaluasi proses menurut Stufflebeam sebagai berikut:
1). Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?
2). Apakah staf yang terlibat didalam pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan?
3). Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?
4). Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan?
d. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)
Evaluasi produk/hasil adalah: to allow to project director (or teacher) to make decision of program. Evaluasi produk diharapkan dapat membantu pimpinan proyek atau guru untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir, maupun modifikasi program. Menurut Tayibnapis (2000:14) evaluasi produk untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang evaluator dapat menentukan atau memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah suatu program dapat dilanjutkan, dikembangkan/ modifikasi, atau bahkan dihentikan.
Pada tahap evaluasi ini diajukan pertanyaan evaluasi sebagai berikut:
a. Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?
b. Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan pencapaian tujuan?
c. Dalam hal apakah berbagai kebutuhan siswa sudah dapat dipenuhi selama proses pemberian makanan tambahan (misalnya variasi makanan, banyaknya ukuran makanan, dan ketepatan waktu pemberian)?
d. Apakah dampak yang diperoleh siswa dalam waktu yang relatif panjang dengan adanya program makanan tambahan ini?
Model evaluasi CIPP lebih komprehensif diantara model evaluasi lainnya, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses, dan hasil. Selain kelebihan tersebut, di satu sisi model evaluasi ini juga memiliki keterbatasan, antara lain penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran di kelas mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tidak adanya modifikasi.
D. Analisis Data
Data yang merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan baik kualitatif maupun kuantitatif disebut data mentah. Data merupakan keterangan-keterangan tentang sesuatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau dianggap. Jadi data dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap (anggapan). Sesuatu yang diketahui biasanya didapat dari hasil pengamatan atau percobaan dan hal itu berkaitan dengan waktu dan tempat. Anggapan atau asumsi merupakan suatu perkiraan atau dugaan yang sifatnya masih sementara, sehingga belum tentu benar. Oleh karena itu, anggapan atau asumsi perlu diuji kebenarannya. Atas dasar sifat dan bentuknya maka data dapat dibedakan atas dua jenis sebagaimana dijelaskan Riduwan (2002), yaitu:

  1. Data kuantitatif.
    Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka sebagai hasil pengamatan atau pengukuran yang dapat dihitung dan diukur.
  2. Data kualitatif.
    Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik yang berwujud pernyataan atau berupa kata-kata. Misalnya baik-buruk, senang-sedih, harga minyak naik, rumah itu besar, pohon itu rindang, laut itu dalam dan sebagainya. Menurut waktu pengumpulannya, data dapat dikelompokkan atas dua jenis yaitu:
    a. Data berkala (time series).
    Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk emberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan. Misalnya, data perkembangan harga bahan pokok selama 10 bulan terakhir yang dikumpulkan setiap bulan.
    b.. Data cross section.
    Data cross section adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan keadaan atau kegiatan pada waktu itu. Misalnya hasil ujian semester 1, data sensus penduduk tahun 2010.
    Menurut sumber pengambilannya, data dapat dikelompokkan atas dua jenis yaitu:
    1). Data primer.
    Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru.
    2). Data skunder.
    Data skunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan, dokumen peneliti yang terdahulu. Data skunder disebut juga data tersedia. Menurut susunannya, data dapat dikelompokkan atas dua jenis sebagai berikut:
    a). Data acak atau data tunggal.
    Data acak atau tunggal adalah data yang belum tersusun atau dikelompokkan
    ke dalam kelas-kelas interval.
    b). Data kelompok.
    Data kelompok adalah data yang sudah tersusun atau dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval. Data kelompok disusun dalam bentuk distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.
    B. Prinsip dan Kriteria Menganalisis
    Data Beberapa prinsip dan kriteria dalam menganalisis data yang harus diketahui seorang evaluator. Prinsip dan kriteria tersebut dijelaskan oleh Purwanto dan Suparman (1999:187) sebagai berikut:
  3. Jangan terlalu menyederhanakan.
    Pertanyaan evaluasi selalu berkaitan dengan gejala yang bersifat dinamis dan kompleks. Prosedur analisis harus peka terhadap hal-hal yang kompleks tersebut, dan janganlah mengurangi kompleksitas tersebut untuk memudahkan dan menyederhanakannya.
  4. Perhatikan perbedaan-perbedaan tentang kondisi dan yang mempengaruhinya.
  5. Gunakan teknik yang beragam. Jika memungkinkan gunakanlah analisis yang beragam.
  6. Yakinkan diri bahwa asumsi-asumsi untuk mempergunakan teknik analisis tersebut telah dipenuhi dan sesuai dengan data yang diperoleh.
  7. Gunakanlah metode yang cocok dengan audien dan tujuan.
  8. Gunakan metode praktis dan terjangkau biayanya.
  9. Upayakan analisis yang sesederhana mungkin.
  10. Janganlah menuntut yang serba sempurna, setiap teknik analisis memiliki keterbatasan.
Baca Juga :  Makna Membantai Kerbau Bagi Penghulu

C. Mengorganisasi Data
Menurut Purwanto dan Suparman (1999:184) ada tiga kegiatan utama dalam pengorganisasian data yaitu:

  1. Pengkodean atau Pembuatan Daftar Kode Data (Coding).
    Setiap variabel dan indikator yang akan dianalisis dibuatkan kodenya dalam bentuk angka dan menentukan jumlah kolomnya. Berhubung pilihan-pilihan dalam instrumen terkadang tidak seragam ada yang berwujud nominal, interval ataupun ordinal maka harus menyeragamkannya dalam bentuk yang sama agar dapat diolah dengan mudah. Artinya harus dilakukan manipulasi atas variabel dan indikator-indikator tersebut dengan menggunakan kode/label.
    Tujuan dari pemberian atau pengkodean data adalah untuk memudahkan pengorganisasian data, terutama apabila data tersebut akan diolah menggunakan komputer. C. Interpretasi Data atau Informasi Evaluasi
    Hasil pengolahan data selanjutnya perlu diinterpretasikan untuk memudahkan dalam penyusunan kesimpulan dan rekomendasi. Membuat interpretasi berarti membuat hasil analisis tersebut menjadi sesuatu yang dapat dibandingkan dengan standar tertentu, harapan atau referensi lain. Membandingkannya dengan tingkat signifikansi adalah salah satu cara menginterpretasikan hasil analisis kuantitatif.
    Membuat interpretasi juga bermakna menafsirkan temuan dari kegiatan evaluasi di lapangan. Evaluator perlu mencurahkan segenap kemampuan analitis dan kritisnya dalam menguraikan dan merangkai permasalahan yang menjadi fokus evaluasi. Berbagai referensi yang dapat dijadikan dasar untuk interpretasi data menurut Purwanto dan Suparman (1999:201)
    adalah:
  2. Pertimbangan ahli (expert judgement).
  3. Harapan staf.
  4. Pendapat masyarakat.
  5. Standar institusi.
  6. Peraturan, hukum.
  7. Laporan penelitian.
  8. Norma.
    Selanjutnya menurut Worthen dkk sebagaimana dikutip Tayibnapis (2000:129) memberikan petunjuk untuk melakukan menafsirkan hasil pengolahan data evaluasi sebagai berikut:
  9. Menentukan apakah tujuan sudah dicapai.
  10. Menentukan apakah hukum, norma-norma, demokrasi, aturan dan prinsip-prinsip tidak dilupakan.
  11. Menentukan apakah analisis kebutuhan telah dikurangi.
  12. Menentukan nilai pencapaian.
  13. Bertanya kepada kelompok penilai, melihat kembali data, menilai keberhasilan, dan kegagalan, menilai kelebihan dan kelemahan tafsiran.
  14. Membandingkan variabel-variabel penting dengan hasil yang diharapkan.
  15. Membandingkan analisis yang dilaporkan oleh program lain yang usahanya sama.
  16. Menafsirkan hasil analisis dengan prosedur yang menghasilkannya. Purwanto dan Suparman (1999:202) memaparkan pedoman dalam melakukan interpretasi atau penafsiran hasil pengolahan data sebagai berikut:
  17. Selesaikan dengan bukti-bukti yang lengkap. Hal ini penting agar dapat dihindari kesalahan interpretasi.
  18. Jangan berasumsi bahwa signifikansi statistik adalah berarti signifikan secara nyata, atau sebaliknya jika tidak signifikan, bukan berarti secara praktis tidak ada signifikansi.
  19. Waspadai efek regresi. Dalam hal ini skor atau nilai ekstrim yang di luar batas (terlalu tinggi atau terlalu rendah) dibandingkan dengan nilai dalam kelompok.
  20. Carilah informasi dan konsisten dari sumber lain. Data tunggal sering tidak cukup, misalnya peserta menyatakan dengan rating bahwa ia puas dengan program pelatihan yang diikutinya. Janganlah lantas segera menyimpulkan, sebaiknya dilihat apakah peserta tersebut mengikuti keseluruhan proses dan kegiatan pelatihan. Apa kata instruktur, benarkah demikian halnya. Jadi pada hal-hal tertentu perlu melakukan triangulasi sumber data.
  21. Ketahuilah kapan harus berhenti. Ingatlah bahwa tidak akan pernah memperoleh hasil analisis yang sempurna. Batas berhenti untuk data kuantitatif adalah jika telah yakin dapat mempertahankannya, sedangkan untuk data kualitatif adalah ketika dihadapkan kepada pengulangan (redundancy).
  22. Hati-hatilah dengan keterbatasan teknik analisis data yang digunakan. Ada keterbatasan yang melekat pada setiap teknik analisis data yang digunakan, dan asumsi-asumsi yang mendasari penggunaanya. Misalnya koefisien korelasi tidak memperhitungkan semua varians, dan ia hanya cocok untuk menyimpulkan hubungan.
  23. Hati-hatilah dengan keterbatasan data yang diperoleh. Tidak ada penemuan dalam kondisi vakum, semua harus dihadapkan pada data yang lain.
  24. Hati-hatilah dengan kemungkinan keterlibatan audien dalam interpretasi.

C. Laporan Informasi Evaluasi
1. Pengertian
Laporan evaluasi adalah media komunikasi antara evaluator dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan ingin mengetahui hasil evaluasi, oleh karena itu laporan harus mampu berperan sebagai media komunikasi yang baik (Purwanto dan Suparman, 1999:210).
2.. Tujuan dan Manfaat Laporan Evaluasi
Tujuan laporan evaluasi berhubungan langsung dengan tujuan pemakaiannya. Pada evaluasi formatif tujuan utamanya yaitu untuk memperbaiki dan mengembangkan program, dan laporannya harus diserahkan secepatnya kepada pihak yang meminta untuk dilakukan evaluasi program, diinformasikan pula tentang bagaimana program berfungsi dan perubahan-perubahan apa yang harus dilakukan untuk tujuan tersebut (Tayibnapis, 2000:134-135).
Selanjutnya dijelaskan Tayibnapis apabila evaluasi dilakukan adalah evaluasi sumatif, maka laporan harus berisi informasi dan penilaian tentang kegunaan program yang dilaporkan kepada orang-orang yang ingin memakainya, orang yang akan menentukan alokasi sumber-sumber untuk melanjutkan program dan orang-orang yang berhak mengetahui tentang program untuk tujuan-tujuan yang lain.
Fitzpatrick dkk (2004) menjelaskan tujuan laporan evaluasi program dapat dilihat dari dua perspektif yaitu:

  1. Tujuan laporan evaluasi formatif berkaitan perbaikan dan mengembangkan program, dan laporannya diserahkan kepada pihak pengguna program. Laporan evaluasi berisikan bagaimana program berfungsi dan perubahanperubahan apa yang harus dilakukan untuk mencapai program.
  2. Tujuan laporan evaluasi sumatif adalah laporan evaluasi yang berisi informasi dan penilaian (judgement) tentang kegunaan program. Laporan disampaikan kepada:
    a. Pihak-pihak yang ingin mengadopsi program.
    b.Pihak-pihak yang akan menentukan alokasi-alokasi sumber untuk melanjutkan program.
    c. Pihak-pihak yang berhak menentukan tentang program untuk tujuan-tujuan yang lain.
    Laporan evaluasi program dapat memberikan banyak manfaat namun yang paling penting yaitu menyampaikan pesan, memberi informasi yang tepat kepada audiensi tentang penemuannya dan kesimpulan hasil pengumpulan informasi, analisis dan penafsiran informasi evaluasi. Dalam hal ini Brinkerhoff sebagaimana dikutip Tayibnapis (2000:135) menjelaskan bahwa manfaat laporan evaluasi bagi pengambil keputusan sebagai berikut: (1) pertanggungjawaban, (2) menjelaskan, meyakinkan, (3) mendidik, (4) meneliti, (5) dokumen, (6) turut terlibat, (7) mendapat dukungan, (8) menambah pengertian, dan (9) hubungan masyarakat.
Baca Juga :  Tim Penilai dari Kwarda 03 Sumbar Sambangi Kwarcab 0304 Tanah Datar untuk Penilaian

Kisi-Kisi Angket
NO Variabel Sub Variabel NO
PERTANYAAN
1 Context (a) Visi, Misi Madrasah (b) Pengelolaan Kepala Madrasah terhadap kebutuhan Stakeholder (c) Kepemimpinan (d) Sistem Informasi Manajemen Berbasis Madrasah (e) Kondisi Geografis
23 Input (a) Memiliki Kebijakan, Tujuan, dan Sasaran Mutu yang Jelas (b) Sumber daya Tersedia dan Siap
(c) Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
(d) Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
(e) Fokus pada Pelanggan (khususnya Siswa)
3 Proses (a) Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas Yang Tinggi (b) Lingkungan Madrasah Yang Aman dan Tertib
(c) Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
(d) Memiliki budaya mutu
(e) Memiliki Teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis
(f) Madrasah Memiliki Kewenangan
(g) Partisipasi yang Tinggi dari Warga Madrasah dan Masyarakat
(h) Madrasah Memiliki Keterbukaan (Tranparansi) Manajemen
(i) Melakukan evaluasi dan perbaikan secara 41 NO Variabel Sub Variabel NOPERTANYAAN berkelanjutan
4 Output (a) prestasi akademik
(b) prestasi non akademik

B. Analisis Data
Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan. Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Berdasarkan jawaban angket yang diberikan kepada responden, analisis yang digunakan untuk mengetahui evaluasi program manajemen berbasis madrasah, dianalisis dengan menggunakan rumus persentasi. Tujuan penggunaan persentasi adalah untuk memberikan gambaran ketercapaian evaluasi pada setiap tahapan evaluasi dalam program pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran.
Jadi, untuk menentukan teknik analisis data, pada perencanaan evaluasi, perlu dijelaskan cara yang akan digunakan untuk memahami informasi yang dikumpulkan. Ada empat tahap utama dalam menganalisis data yaitu mengkaji pertanyaan-pertanyaan (atau tujuannya), menyiapkan analisis deskriptif setiap data dan distribusi frekuensi (untuk data kuantitatif), menyajikan hasilnya, menyiapkan ringkasan isu dasar, kecenderungan dan keterkaitan serta bukti-bukti, dan menilai ketersediaan bukti-bukti untuk menegaskan isu dan pertanyaan evaluasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis data adalah jangan terlalu menyederhanakan permasalahan. Sebaliknya harus peka, perhatikanlah keanekaragaman pengaruh dan kondisi, gunakan teknik analisis yang bervariasi. Yakinkan bahwa asumsi yang dituntut oleh teknik yang akan digunakan terpenuhi oleh data yang diperoleh. Gunakan teknik yang cocok dengan tujuan, pilihlah teknik yang praktis, terjangkau dan tidak terlalu rumit.
Penentuan teknik analisis data ditentukan oleh tingkat pengukuran atau level of measurement dan jenis data/informasinya. Teknik analisis yang sering digunakan dalam evaluasi program adalah statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi, mean, median, mode, simpangan baku, percentile rank, skor standar, analisis korelasi, analisis isi dan lain-lain.

C. Interpretasi Informasi Evaluasi
Interpretasi informasi evaluasi adalah memberi makna dari hasil analisis, memutuskan signifikansi dan implikasi data yang disajikan. Cara interpretasi dan penarikan kesimpulan. Suatu desain evaluasi hendaknya memuat dan menjelaskan bagaimana cara mendapatkan nilai-nilai dan arti informasi yang dikumpulkan dan kriteria apa yang dipergunakan untuk menilai. Menafsirkan meliputi pula tindakan membuat klaim, misalnya tentang manfaat pelatihan, keberhasilan pelatihan dan sebagainya. Penafsiran data juga melibatkan penilaian atau perbandingan tentang apa yang ditunjukkan oleh data dengan nilai-nilai.

D. Pelaporan Informasi
Ramadhani, ( 2011 ), menjelaskan Laporan merupakan suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secra tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang dan tanggung jawab yang ada antara mereka. Pelaporan informasi merupakan salah satu alat untuk menyampaikan informasi baik formal maupun nonformal, dan cara pelaksanaan komunikasi dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya, Penyampaian informasi dari petugas/ pejabat tertentu kepada petugas/ pejabat tertentu dalam suatu sistem administrasi. laporan itu adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan. Fakta yang disajikan itu pada umumnya berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pembuat laporan. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pembuat laporan (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pembuat laporan itu melakukan suatu kegiatan. Dalam laporan tentu perlu susunan yang benar.
Menyusun laporan evaluasi adalah kegiatan akhir dari evaluasi program. Laporan hasil evaluasi disusun dalam bentuk tulisan dan dapat dipublikasikan. Secara garis besar laporan evaluasi program terdiri dari empat pokok hal yaitu permasalahan, metodologi evaluasi, hasil evaluasi dan kesimpulan hasil evaluasi.
laporan evaluasi yang menggunakan pendekatan kualitatif umumnya tersusun dari beberapa bab dan sub bab yang dapat diidentifikasi menjadi tiga bagian pokok, yaitu: pendahuluan, inti pembahasan dan kesimpulan.
Secara garis besar laporan hasil evaluasi diharapkan diususun secara ringkas, padat, jelas dan paling tidak memuat hal-hal berikut: ringkasan eksekutif, pendahuluan, kajian pustaka, komponen dalam metodologi evaluasi, hasil evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi yang terakhir adalah daftar pustakan.

E. Penggunaan Laporan Informasi
laporan evaluasi dapat memberikan banyak manfaat namun yang paling penting yaitu “menyampaikan pesan”, memberi informasi kepada audien yang yepat tentang penemuannya dan kesimpulan hasil pengumpulan informasi, analisis dan tafsiran informasi evaluasi. Kepada siapa informasi ditujukan, apa informasi yang diberikan, bagaimana dan bila. Peranan evaluator lebih kurang mencerminkan dua peranan sebagai berikut:

  1. Sebagai penolong dan penasehat terhadap perencana dan pengembang program. Pada waktu program baru mulai dikerjakan mungkin evaluator akan dipanggil untuk menerangkan dan memonitor kegiatan program. Memeriksa kemajuan dan pencapaian program, perubahan sikap, melihat masalah-masalah yang potensial dan melihat bagian-bagian yang memerlukan perbaikan. Daam hal ini evaluator berperan sebagai evaluator formatif.
  2. Evaluator bertanggungjawab dan bertugas membuat pernyataan singkat tentang pengaruh umun dan pencapaian program. Dalam hal ini evaluator harus menyaipkan laporan tertulis yang harus diserahkan kepada pimpinan atau direktur program. Laporan berisi tentang penjelasan program. Laporan berisi tentang penjelasan program, pencapaian tujuan umum program, mencatat hasil-hasil yang diharapkan, membuat perbandingan dengan program-program alternatif. Dalam hal ini evaluator berperan ebagai evaluator sumatif (Brinkerhoff dalam Tayibnapis, 1989: 100).
  3. Disamping berperan sebagai evaluator formatif dan sumatif, evaluator juga dapat berperan sebagai evaluator internal dan eksternal. Apabila peranan evaluator sudah jelas maka ia sudah dapat mulai untuk merencanakan pengembangan komunikasi. Mengenal audien primer dan mengetahui kebutuhan mereka merupakan faktor yang paing penting dalam mengembangkan rencana laporan yang efektif.
    Jadi dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam melakukan evaluasi program pendidikan perlu pengumpulan informasi, menganalisis informasi, menginterpretasi informasi, dan membuat laporan informasi.