Padang Panjang, Jurnal Minang.com. PROF.Dr.Ir Rokhmin Dahuri yang merupakan guru besar fakultas perikanan dan ilmu kelautan-IPB sampaikan orasi ilmiah pada acara wisuda periode II Institut Seni Indonesia Padang Panjang tahun akademik 2022-2023 di Padang Panjang pada hari Senin, 20-03-2023.
Rokhmin memaparkan, informasi tentang status dan tantangan pembangunan bangsa Indonesia, modal dasar pembangunan Indonesia, dinamika peradaban global, dan peta jalan pembangunan menuju Indonesia emas 2045. Dalam orasi ilmiahnya “lulusan perguruan tinggi yang kompeten, inovatif, beretos kerja unggul, berakhlak mulia, dan beriman-tagwa: merupakan kunci sukses kehidupan di era kepastian global”.
Menurutnya, wisudawan dan wisudawati perlu untuk memperkirakan dan menentukan jenis-jenis IPTEK, keahilan, profesi, dan profil (karakter) SDM (lulusan Peguruan Tinggi) yang dibutuhkan saat ini dan di masa depan (abad-21). “Adapun profil alumni PT yang dibutuhkan di abad-21 yang penuh dengan ketidakpastian, dan insya Allah hidupnya sukses serta bahagia adalah mereka yang memiliki 8 karakter”. kata Prof. Rokhmin Dahuri.
Pertama adalah kompeten pada bidang IPTEK (Prodi) yang ditempuh selama kuliahnya. “Di era Industry 4.0 dan Soceity 5.0 ini, keahlian (expertise) dan keterampilan (skills) para alumni ISI Padang Panjang, baik yang berasal dari Fakultas Seni Pertunjukan maupun Fakultas Seni Rupa dan Desain semakin dibutuhkan, baik di Indonesia maupun di dunia,” ujarnya.
Pasalnya, kata dia, semakin maju dan makmur kehidupan suatu bangsa atau masyarakat dunia, maka kebutuhan terhadap ekonomi kreatif dan pariwisata akan semakin meningkat. Contohnya, pada tahun 2000 kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Dunia hanya 10 persen, pada 2019 (sebelum Pandemi Covid-19) kontribusinya meningkat menjadi sekitar 30 persen (WTO, 2019). “Dan, sepuluh Prodi (Program Studi) pada Fakultas Seni Pertunjukan, dan sebelas PRODI pada Fakultas Seni Rupa dan Desain dari ISI Padang Panjang itu semuanya merupakan keahlian dan keterampilan yang menjadi fondasi dari sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” paparnya.
Kedua, memiliki kemampuan analisis, sintesis, kritis, kreatif, inovatif, dan problem solving (memecahkan masalah).“Ketiga, menguasai dan terampil menggunakan teknologi digital termasuk komputer, HP, dan gadget lainnya,” kata Prof. Rokhmin yang juga Guru Besar Kehormatan Mokpo National University, Korea Selatan.
Keempat, memiliki soft skills seperti dapat memelihara dan memompa motivasi diri, adaptive (cepat belajar dan menyesuaikan diri dengan hal baru), agile (gesit, cekatan), bisa bekerjasama, teamwork, disiplin, entrepreneurship, dan leadership. ‘Kelima, menguasai sedikitnya satu bahasa asing seperti Inggris, Arab, atau Mandarin,” kata Prof. Rokhmin yang juga Guru Besar Emiritus Shinhan University, Korea Selatan.
Keenam, berakhlak mulia termasuk jujur, amanah, fathonah (cerdas dan visioner), tabligh, berempati, menyayangi sesama makhluk Tuhan YME, sabar, dan bersyukur. Dan, ketujuh adalah beriman dan taqwa kepada Tuhan YME menurut agama masing-masing. Lebih dari itu, dia menghormati pemeluk agama lain, dan senang hidup harmonis penuh kedamaian dengan sesama insan, tanpa memandang suku, agama, dan latar belakang primordial lainnya.
Prof. Rokhmin menegaskan, “Iman dan taqwa kepada Allah SWT, Tuhan yang menciptakan kita manusia dan alam semesta, ini sangat penting supaya kita terus istiqomah mengerjakan kebajikan, menuntut dan mengamalkan IPTEK, menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan, merawat lingkungan hidup, dan amal saleh lainnya. Juga agar kita terus konsisten menjauhi beragam jenis kemaksiatan, korupsi, kebohongan, kedzaliman, kemalasan, iri, dengki, kemalasan, dan larangan Tuhan yang lainnya. Iman dan Taqwa juga membuat kita ikhlas, sabar, dan tangguh dalam menghadapi segala bentuk ujian duniawi. Sebab, baginya kehidupan di dunia ini hanya sementara dan panggung sandiwara. Sedangkan, kehidupan yang sejati, adil, dan abadi adalah di akhirat kelak,” paparnya.
Terakhir, kata Prof. Rokhmin, setelah acara wisuda ini, para wisudawan harus terus membaca dan belajar tentang IPTEKS baru. “Karena, belajar dan menuntut ilmu itu sejatinya harus ‘dari sejak kita lahir hingga sebelum wafat.’ (Hadits). Long-life Education,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri. (Andi/Red.Jm)