News  

Mengukur Kekuatan Paslon untuk Tanah Datar

Tanah Datar, JurnalMinang.com. Hampir bisa dipastikan sampai saat ini baru tiga pasang balonbup yang akan ikut pada pilkada di Tanah Datar tgl 9 Desember 2020 nanti. Namun masih ada peluang satu pasangan lagi muncul jika Partai Nasdem, Hanura dan PDIP berkoalisi mengusung Paslon lain. Tiga pasang yang hampir pasti itu adalah Zuldafri Darma dengan Sultani, Betty Shadiq Pasadigoe dengan Edytiawarman dan Eka Putra dengan Richi Aprian. Siapa yang akan unggul?

Menurut Direktur Pusat Kajian Politik “Studia Politika” Novi Budiman, M.Si bahwa kita harus berbicara dengan data dan fakta serta kondisi real saat ini. “Keunggulan pasangan Zuldafri Darma dengan Sultani adalah dukungan suara PKS yang solid ditambah dengan pengalaman partai Golkar di Tanah Datar. Perolehan suara PKS dan Golkar jika digabungkan pada pileg 2019 yang lalu mencapai angka 52 ribuan.” Apakah suara ini akan tetap bertahan pada pilkada nanti? Itu adalah tugas tim sukses pasangan ini untuk mencapainya.

Sementara itu pasangan Betty Shadiq Pasadigoe dg Edytiawarman yang didukung oleh partai PAN dan PPP juga memiliki basis suara yang tidak sedikit. Jika konstituen PAN dan PPP solid pada pilkada nanti akan terjadi persaingan yang sangat ketat. Pasangan Eka Putra dg Richi Aprian juga didukung oleh partai Gerindra dan Demokrat. Tentu tidak bisa diabaikan. Gerindra adalah pemenang pileg di Tanah Datar.

Namun pengalaman menunjukkan bahwa suara pada Pileg tidak terlalu berkorelasi signifikan pada pilkada kecuali dari satu atau dua partai yang memiliki militansi serta pengkaderan yang tangguh dan terukur. “Pilkada lebih cenderung kepada figur yang diusung, strategi kampanye yang jitu serta dukungan finansial yang cukup” tambah Novi Budiman. Seperti apa strategi pemenangan yang jitu di Pilkada nanti? Novi menjawab bahwa peranan media sangat vital untuk mensosialisasikan Paslon serta membangun jaringan yang luas.

Baca Juga :  Wabup Richi Aprian Pimpin Rapat Persiapan Kafilah Tanah Datar untuk MTQ Provinsi

Konsultan politik yang profesional juga sangat dibutuhkan karena semua pekerjaan harus terukur. Tidak bisa hanya dipercayakan kepada “Tukang Sorak” saja jika ingin sukses. Porsi tukang sorak tetap ada. Siapapun ada perannya. Bak kata pepatah “nan pakak palapeh badia, nan buto paambuih lasuang, nan lumpuah pangajuik ayam” tambah Novi memakai petuah Minang. Tentu semuanya bisa dipastikan jika Paslon sudah mendaftar nanti dan ditetapkan menjadi calon. Sebelum ditetapkan oleh KPU, semua bisa berubah. (GN/red.jm).