Reportase oleh: Irwan Malin Basa TACB di Kab. Tanah Datar/Dosen IAIN Batusangkar
Setiap daerah di Minangkabau memiliki variasi rendang yang berbeda beda. Ada rendang daging, rendang lokan, rendang telur, rendang belalang, rendang Belut dan sebagai nya. Rendang belut di berbagai daerah pun beraneka ragam variasinya.
Di daerah Tanah Datar yang dikenal sebagai Luak Nan Tuo, ada beberapa daerah yang memiliki tradisi membuat rendang belut. Misalnya, Sumaniak, Pagaruyung, Saruaso dan beberapa daerah lainnya.
Salah satu yang memiliki daya tarik adalah randang baluik di jorong Kubang Landai, nagari Saruaso, kec. Tanjung Emas, kab. Tanah Datar. Rendang belut di jorong ini dibuat dengan puluhan macam dedaunan.
Untuk satu kilo belut, harus disediakan sebanyak dua panci dedaunan yang sudah diiris halus. Kemudian 10 buah kelapa, 1 kg cabe giling, lengkuas, pala, bawang merah dan bawang putih.
Sebelum direndang, belut dikeringkan terlebih dahulu dengan bara api. Kemudian digoreng selama beberapa menit. Setelah dedaunan dan santan menyatu dalam kancah kemudian belut dimasukkan dan dimasak sampai kering.
Proses memasaknya bisa memakan waktu sekitar 3 jam. Rendang yang sempurna masaknya, bisa tahan sampai dia Minggu. Rendang biasa disajikan ketika acara pesta perkawinan, akikah, sunatan dan acara tahlilan ketika kematian.
Randang Baluik ini sudah diwarisi secara turun temurun dan menjadi tradisi bagi masyarakat Kubang landai sampai saat ini. Koki yang terkenal sampai kini adalah bapak Syafrizal. Beliau mengetahui seluk beluk proses dan bumbu randang baluik.(*)