Menang Dalam Debat, Belum Tentu Menjadi Kepala Daerah

Batusangkar, Jurnal Minang.
Menang benar dalam berdebat dan kepala cukup berisi. Akan tetapi belum tentu akan menang dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada). Begitu antara lain dari pengamatan media Jurnal Minang.

Debat rangkaian acara pemilihan Pilkada di Indonesia selalu diadakan debat antar calon kepala daerah itu. Baik dalam pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota. Sehubungan dengan itu, Sabtu (26-10/24) malam untuk memilih Bupati Kabupaten Tanah Datar, debat itu dilaksanakan oleh komisi pemilihan umum (KPU) setempat.

Calon Bupati untuk Kabupaten Tanah Datar hanya dua pasang saja. Pertama Eka Putra, S.E, MM selaku petahana bersaing dengan Richi Aprian, SH, MH. Dalam merebut kursi empuk itu atau dalam upaya menjadi orang No.1 di Kabupaten Tanah Datar. Eka Putra dari Lintau Sembilan Koto berpasangan dengan Ahmad Fadly, S.Psi dari Panyalaian Kecamatan X Koto Tanah Datar.

Sementara Richi Aprian putra Rao-Rao Kecamatan Sungai Tarab berpasangan dengan Donny Karsont Dt.Bijo Angso Nan Tinggi. Panghulu Adat itu berasal dari Batu Taba kecamatan Batipuah Selatan. Putra tapi danau Singkarak tersebut adalah seorang pengusaha yang tidak asing lagi bagi masyarakat Tanah Datar bahkan masyarakat Sumbar tidak meragukannya lagi.

Sedangkan Richi Aprian dulunya sebagai wakil Bupati dari rivalnya Eka Putra. Sebelum menjadi wakil bupati tersebut Richi Aprian adalah seorang Pengacara/ Advokat yang reputasinya juga tidak dapat diragukan oleh masyarakat. Namum umur pasangannya dengan Eka Putra dikabarkan retak dan “putus.”

Richi yang berprinsip “beda pendapat soal biasa, namun merobah pendapat tanpa alasan hukum yang jelas tidak bisa diterima. Akan tetapi soal pendapatan baginya tidak persoalan karena itu sudah ditentukan oleh Allah Yang Mahakuasa. Begitu katanya pada bulan Maret yang lalu.

Baca Juga :  Bupati Eka Putra Kunjungi Madrasah Mu'alimin Muhammadiyah, Tanjung Bonai

Dalam debat walaupun anak Rao-Rao ini berada di atas rivalnya, namun ia berpendapat, roda sedang berputar dan debat belum selesai karena baru pada putaran pertama. Bahkan diantara tim pemenangannya mengatakan, 5 pelanggaran yang dilakukan pihak lawanya ditindak lanjuti.

Disamping itu, dari pengamatan awal media Jurnal Minang, semua yang disampaikan panelis dan pertanyaan pasangan sebelah dijawabnya dengan tuntas. Kendatipun demikian diantara awak yang berusaha memenangkan punya pendapat yang sama dengan pengamatan Jurnal Minang.

Menang benar dalam berdebat belum tentu menang dalam Pilkada. Karena yang menentukan menang kalah adalah yang memperoleh suara terbanyak. Banyak sedikitnya perolehan suara ditentukan oleh pemilih. Tidak terlalu signifikan korelasi debat dengan Hasil pilkada apalagi debat pilkada Tanah Datar hanya ditonton tak lebih dari 30 an ribu orang. (Datuok/Red.Jm).