Opini: Ahmad Rizal Caniago (Peneliti dan Akademisi)
Dalam seminggu ini salah satu isu yang cukup hangat terkait pilkada Tanah Datar adalah munculnya koalisi Partai Nasdem, Golkar dan PAN. Koalisi tersebut santer disebut akan mendukung Richi Aprian dan Doni Karson untuk menjadi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tanah Datar periode 2024-2029 yang pemilihannya akan dilaksanakan pada tgl 27 November 2024 nanti. Bagaimana peluang mereka?
Pertama, secara figur keduanya memang layak untuk dicalonkan. Richi Aprian adalah tokoh muda yang menjabat wakil Bupati, ketua DPD Nasdem Tanah Datar, berpendidikan, bermodal dan punya pengalaman. Sedangkan Doni Karson adalah pengusaha muda, pemangku adat dan politisi muda yang maju pada pileg kemaren untuk menjadi caleg DPRD provinsi. Suaranya cukup banyak namun masih ada pesaing sesama partai yang memiliki suara yang lebih tinggi.
Kedua, Kampungnya? Richi Aprian adalah putra nagari Rao Rao Kecamatan Sungai Tarab sedangkan Doni Karson adalah putra Batu Taba, Kec.Batipuh Selatan. Keduanya asli putra daerah Tanah Datar dan masih sama sama muda. Tak perlu diragukan. Richi dikenal cukup alim dan sabar namun kurang royal, tapi tidak boleh dibilang pelit. Dan Doni Karson adalah seorang Datuk. Berpendidikan pula. Klop juga pasangan ini.
Ketiga, secara geopolitik (keterwakilan wilayah), cukup bagus. Kecamatan dan dapil keduanya berbeda sehingga sebaran suara bisa lebih menyebar. Richi diprediksi menang di daerah tarantang sayang sedangkan Doni Karson bisa dominan di Batipuh dan Batipuh Selatan. Sebagian pemilih dari kecamatan X Koto bisa juga diraih oleh Richi Aprian maupun Doni Karson.
Keempat, mesin partai yang akan bekerja cukup bagus karena Golkar, Nasdem dan PAN sama sama memiliki kader yang cukup solid. Jika dilihat dari hasil pileg kemaren, kursi ketiga partai tersebut berjumlah 13 kursi. Golkar pemenang pileg (5 kursi) untuk DPRD Tanah Datar. PAN meraih 4 Kursi dan Nasdem 4 kursi.
Strategi? Tentu butuh teknis kerja yang terukur dan masif. Tidak setengah setengah. Logistik? Mungkin bisa dipenuhi karena keduanya memiliki kecukupan logistik. Jika pelit? Yaa, siap siap untuk kalah.
Kompetitor tentu harus dihitung pula. Yang baru muncul sebagai pesaing adalah pasangan Eka Putra-Ahmad Fadly (Demokrat dan Gerindra). Eka Putra adalah incumbent yang cukup kuat. Namun Ahmad Fadly diprediksi banyak pihak tidak akan terlalu mengatrol suara pasangan tersebut. Mengapa demikian? Karena Ahmad Fadly tidak begitu dikenal oleh pemilih Tanah Datar kecuali hanya sebagian kecil di X Koto. Kita mesti jujur!
Secara teori politik dan hasil survey yang benar benar dilakukan, jika star awal calon hanya pada angka 3-7 persen, sangat sulit untuk dipacu kecuali dengan logistik yang berlimpah dan tim yang kuat.
Pesaing lain? Yang disebut sebut adalah Suherman-Budiman (koalisi PKB dan PKS). Tapi gabungan kedua partai ini masih “dilamun ombak” untuk mencari tepian utuk berlabuh. Jika terwujud, bagus juga.
Prediksi penulis, jika Richi Aprian – Doni Karson melawan Eka Putra – Ahmad Fadly, maka Richi Menang. Jika muncul Suherman-Budiman, maka permainan cukup berimbang diantara ketiga pasangan tersebut. Jika Eka Putra berganti pasangan dengan yang lebih kuat, Eka menang. Jika logistik Suherman-Budiman memang cukup dan ditambah dengan koalisi partai lain seperti PPP, Ummat dan Hanura, mereka berpeluang. menang.
Kita tunggu koalisi yang benar benar nyata nanti pada saat pendaftaran ke KPU yang dimulai tgl 27 Agustus 2024 ini. Siapa yang mendaftar, itulah pasangan dan koalisi yang sebenarnya. Hari ini, semuanya masih bisa diganti dan berubah. Politik itu fleksibel dan dinamis. (*)