“Mahasiswa KKN Universitas Andalas Menghidupkan Kembali Permainan Tradisional Kepada Anak-Anak di Jorong Guguak Naneh Nagari Tanjung Gadang”
Sijunjung, Jurnalminang.com. News&Web TV. Pada masa modern seperti saat ini, banyak anak-anak yang kecanduan game online. Game online ini merupakan bentuk hiburan digital berbasis internet yang sangat banyak jenisnya. Anak-anak yang sudah kecanduan game online dapat memainkan permainan tersebut seharian penuh dan juga sering memainkan game dalam jangka waktu yang lama (tiga jam atau lebih).
Memainkan game online secara berlebihan dapat berdampak buruk terhadap tumbuh kembang anak, diantaranya malas melakukan aktifitas lain, kurang bersosialisasi dengan masyarakat, emosional, gangguan pada mata, sering berkata kasar, dll. Game online juga dapat menyebabkan anak bersifat acuh tak acuh terhadap lingkungan sosialnya dan bahkan mengabaikan dunia nyata karena kesenangan dalam dunia maya yang bisa berakibat pada sikap agresif yang ditunjukan oleh anak (Musthafa, 2015).
Kecanduan game online bukan hanya berdampak pada perilaku anak tetapi juga mempengaruhi kesehatan fisiknya. Anak yang terlalu banyak bermain game berisiko mengalami gangguan pendengaran, pengelihatan, insomnia, bahkan gangguan perkembangan otak. (https://buletin.k-pin.org).
Selain itu, bermain game tanpa pengawasan orang tua juga dapat berdampak negatif terhadap anak karena tidak semua game aman untuk dimainkan oleh anak.
Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya game-game yang mulai dilarang untuk dimainkan karena membawa dampak negatif terhadap anak seperti berperilaku agresif dan mengikuti hal yang tidak baik pada game tersebut.
Dengan demikian, kita perlu melakukan tindakan agar hal tersebut tidak terus berlanjut, seperti mengenalkan sekaligus mengajak anak-anak tersebut melakukan permainan tradisional.
Permainan tradisional merupakan permainan yang sangat dirindukan oleh generasi 90-an. Pasalnya memang di zaman sekarang ini sangat jarang sekali dijumpai permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak. Ada banyak manfaat dan filosofi yang tersirat di dalam permainan tradisional itu sendiri.
Manfaat dari permainan tradisional diantaranya, seperti membangun rasa percaya diri, melatih konsentrasi dan ketangkasan anggota badan, menyambung persahabatan, mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan mengubah hal-hal sederhana menjadi hal yang lebih menyenangkan.
Di sini mahasiswa KKN Universitas Andalas mengajak anak-anak melakukan berbagai macam permainan, seperti permainan petak umpet, lompat tali karet, congklak dan juga kumpulan angka.
Petak umpet di sini disebut cik mancik merupakan permainan tradisional yang cukup populer. Ini bisa dimainkan oleh dua orang, namun akan lebih seru jika dimainkan dengan banyak pemain. Diawali dengan satu orang yang jadi penjaga yang disebut sebagai kucingnya, ia akan menemukan pemain lain (mancik / tikus) yang bersembunyi. Penjaga biasanya akan menutup mata selama waktu yang disepakati, antara 10-100 detik.
Semakin luas tempat atau arena bermainnya, akan semakin menarik pula jalannya. Selagi ditantang menemukan pemain yang bersembunyi, motorik kasar anak-anak akan terasah. Di samping itu, kreativitas dan kepekaan anak juga semakin meningkat.
Selanjutnya, permainan ‘lompat tali karet’. Permainan ini terbuat dari karet gelang yang dirangkai membentuk jalinan menyerupai rantai. Diawali dengan dua orang yang memegang tali, mereka akan menaikkan ketinggian talinya. Mulai dari setinggi lutut, perut, dada, telinga, kepala, hingga setinggi tangan yang diangkat di atas kepala.
Jika gagal, berarti giliran anak berikutnya. Permainan bermakna semakin lama kehidupan, semakin sulit pula rintangan yang harus dilewati. Dengan melakukan permainan ini, anak akan melatih ketangkasan, konsentrasi, serta kelincahannya.
Lalu, ada juga yang disebut dengan permainan congklak. Congklak merupakan permainan yang sudah tidak asing lagi bagi orang Indonesia. Karena hampir seluruh wilayah Indonesia mengetahui permainan tersebut. Permainannya dilakukan dengan cara mengisi lubang-lubang kecil dengan batu ataupun kerangka kerang. Lubang-lubang kecil tersebut bisa dibuat ditanah dengan cara melubangi tanah tersebut ataupun dibeli.
Permainan selanjutnya, yaitu ‘kumpulan angka’. Permainan ini bertujuan untuk melatih konsentrasi anak. Permainannya dilakukan dengan cara memberikan instruksi kepada pemain, seperti menyebutkan angka 3, lalu pemain membuat kelompok atau mencari temannya sebanyak 3 orang begitu juga seterusnya yang tidak mendapatkan teman berarti dia gugur. Nanti di akhir pemenangnya ditentukan dari siapa yang masih bertahan.
Dengan adanya permainan tradisional ini, mampu menghidupkan kembali suasana dahulu sebelum adanya teknologi canggih, seperti handphone. Anak-anak yang ikut serta dalam melakukan permainan tradisional tersebut sangat antusias dan bersemangat untuk mengikuti permainan tersebut. Beberapa anggota kelompok KKN Unand ikut serta dalam permainan tradisional ini.
Anak-anak pun tambah semangat akan keikutsertaan beberapa anggota KKN Unand bersamanya. Tidak ada rasa canggung yang digambarkan oleh anak-anak dan juga anggota KKN Unand, semuanya ikut berbaur dan melakukan permainan tradisional tersebut dengan baik. Permainan tradisional ini dapat mengurangi kegiatan main game atau main handphone (Hp). Kesibukan anak-anak dalam bermain entah itu permainan tradisional yang dilakukan di luar ruangan maupun permainan tradisional yang dilakukan di dalam ruangan membuat anak-anak lupa akan bermain handphone (Hp) atau game.
Banyak dari anak-anak usia dini yang terjerumus akan gelapnya game online atau bermain handphone yang seharusnya mereka sibuk dalam menata ilmu, menghabiskan waktunya dengan keluarga, dan juga sibuk bermain dengan teman sebayanya dengan melakukan permainan tradisional yang telah dipaparkan sebelumnya. Usia dini adalah usia yang rentan akan pengaruh-pengaruh yang berada di sekitarnya baik itu dari orang tuanya, kerabatnya, teman-temannya, hingga pengaruh dari teknologi canggih, seperti handphone.
Dengan demikian, sosok orang tua di sini sangat dibutuhkan untuk membentengi segala pengaruh buruk yang akan merusak psikis anak. Oleh sebab itu, anggota kelompok KKN Unand ikut dalam menghidupkan atau menghadirkan kembali permainan tradisional tersebut agar anak-anak dapat menikmati masa kecilnya dengan hal-hal yang positif.
Penulis: Yusri Mulyana
Mike Ermila
DPL: Heru Dibyo Laksono, ST, MT
……………………………………………………