Payakumbuh, Jurnal Minang.com. News & Web TV. Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII) pada Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Batusangkar mengadakan Study Tour ke SLBN Center Payakumbuh pada akhir November yang lalu. Pesertanya adalah mahasiswa IPII angkatan 2020.
“Tujuan dari kegiatan ini merupakan wujud untuk mengembangkan visi misi Prodi Perpustakaan yang inklusi. Menggambarkan masyarakat yang beragam khususnya dalam mengembangkan ilmu perpustakaan. Adapun tema yang kita angkat kali ini adalah Mewujudkan Perpustakaan yang Inklusi dan Profesionalisme Pustakawan di Era Society 5.0” ujar Sri Wahyuni salah seorang dosen IPII sekaligus Pembina dalam kegiatan kali ini.
“Di era smart society menjelang era 5.0 adalah era pelayanan yang sudah berbasis teknologi. Kemudian para mahasiswa/i atau para calon pustakawan juga harus mampu menguasai teknologi yang berbasis adaptif, terkhususnya bagi penyandang disabilitas atau biasa disebut dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)” lanjutnya.
Dari penjelasan kepala sekolah SLBN Center Payakambuh, sejak 2003-sekarang SLBN Center Payakambuh menjadi satu-satunya yang memiliki buku Braile ( Khusus untuk anak Disabilitas ) dan juga memiliki Digital Coping Book (Buku Bicara) yakni dibacakan dalam rekaman suara dari Yayasan Mitra Netra. Inklusi memiliki 2 istilah yakni anak luar biasa dan anak kebutuhan khusus. Inklusif adalah menerima perbedaan. SLBN Center Payakumbuh pernah mengadakan seminar yang diikuti oleh 180 Negara.
Dari Study Tour tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan penting. Buku Braile yang ada di SLBN Center Payakumbuh diantaranya: Sedia untuk kelas 1, 2 dan 4. Dan juga pernah mencetak semua buku tapi tidak dengan al-qur’an Braile. Berikut macam-macam disabilitas:
a. Tuna Graita : IQ dibawah rata-rata,
b. Tuna Netra : Permasalahan Pada Mata,
c. Tuna Rungu :Permasalahan Pada Telinga dan Ucapan,
d. Autis : Konsentrasi terganggu, Terlalu Pintar.
Integrasi: Pada anak Tuna Netra yang bagus hampir sama dengan anak biasa
Inklusi: Anak Tuna Netra sama dengan anak biasa bersekolah namun memiliki guru khusus.
Cara mengetahui anak ini termasuk disabilitas yang mana:
a. Dibiarkan selama seminggu si anak bebas mau ngapain
b. Ditanya secara pribadi
c. Bertanya kepada orang tua
d. Apa kelemahan dan kelebihan
e. Memiliki tim assignment
f. Belajar 42 jam, akademik 10 jam, 40 SMP-SMA
Cara melayani anak kebutuhan khusus gangguan intelektual:
a. Keikhlasan dan kesabaran
b. Guru memiliki trik sendiri dalam mengajar
c. Mengejar dengan melihat apa yang mereka butuhkan.
Cara melayani anak kebutuhan khusus gangguan emosi:
Melihat dari sikap apa yang menonjol dari anak kebutuhan khusus.
Makanan yang tidak boleh dimakan oleh anak yang punya gangguan khusus :
a. Tidak boleh memakan banyak mengandung terigu,
b. Tidak boleh memakan coklat,
c. Tidak boleh melihat yang berputar.
Study Tour ini dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam karena tidak semua pengetahuan dan pengalaman didapat dari kampus. (Red.Jm).