Forum Silaturahmi Limbago Alam Minangkabau Sukses Laksanakan Silaturahmi dan Musyawarah, Tapi Mau Kemana Lagi?

Batusangkar, Jurnal Minang. Forum Silaturahmi Limbago Alam Minangkabau (FS LAM) bersama Forum Musyawarah Masyarakat Adat Minangkabau (FM MAM) sukses mengadakan kegiatan Silaturahmi dan Musyawarah Limbago Adat se Alam Minangkabau bertempat di Rumah Gadang Datuak Bandaro Kuniang, Kuburajo, Kecamatan Lima Kaum pada Minggu, 29 Juni 2025 yang berlangsung dari pagi hingga sore hari.

Dihadiri sekitar 250 orang tokoh masyarakat se Alam Minangkabau dari kalangan Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai dan Bundo Kanduang, tanpa kehadiran Bupati Tanah Bupati dan Pimpinan DPRD Tanah Datar walau telah diundang oleh panitia pelaksana.

Mengusung thema: “Suruikkan Siriah ka Gagangnyo, Pulangkan Pinang ka Tampuaknyo”, kegiatan tersebut diisi dengan acara Duduak Baiyo (Musyawarah) dan pemberian pembekalan ilmu seputar adat / masyarakat adat dari pemateri Dr. H. Roberia, S.H., M.H. dari Canduang / Jakarta, dan Dr. Efrizon Dt. Inaro, S.E., S.H., M.M. dari Agam, serta Dr. Wendra Yunaldi, S.H., M.H. dari FHUMSB Bukittinggi.

Terpantau turut hadir dalam kegiatan tersebut Yang dimuliakan Rajo Tigo Selo beserta jajarannya, Tengku Quzamri dari Kesultanan Koto Pinang beserta rombongan, Datuak Setia Wangsah dari Kedatuan Batu Bara beserta rombongan, perwakilan Sultan Indropuro, Inyiak Majo Lelo dari Alam Surambi Sungai Pagu beserta rombongan, Tuanku Sati Rajo Pulau Punjuang beserta rombongan, Tuanku Majo Sadewo Urek Tunggang Adat Kinali beserta rombongan, Inyiak Datuak Rajo Dibalai dari Muara Takus Kampar, Inyiak Sri Marajo dari Mungka beserta rombongan, Inyiak Datuak Bandaro Dimaya beserta rombongan, Tampuak Tangkai Alam Minangkabau Angku Datuak Bandaro Kayo beserta kebesarannya, Pamuncak Koto Piliang Angku Bandaro Putiah beserta kebesarannya, Pucuak Bulek Bodi Chaniago Angku Bandaro Kuniang beserta kebesarannya, Niniak Mamak Nan Gadang Basa Batuah Nan Bapucuak Bulek Baurek Tunggang Se Alam Minangkabau.

Baca Juga :  Sekda Limapuluh,Tinjau Posko Penanganan Covid 19

Datuak Kondo selalu tuan rumah kegiatan menyampaikan bahwa ada 3 (tiga) kesepakatan dari hasil musyawarah “Duduak Baiyo” yang akan ditindaklanjuti kemudian hari yaitu berupa: 1) Penerapan pelaksanaan Pidana Adat, 2) Tindak lanjut pengakuan atas Hak Masyarakat Adat berupa pengajuan konsep Ranperda tentang Masyarakat Hukum Adat (MHA), dan 3) Meninjau penerapan pensertifikasian Tanah Ulayat.

Untuk ketiga poin diatas akan ditindaklanjuti dengan membuat tim kecil yang akan menyusun ketiga konsep hasil kesepakatan tersebut untuk segera diusulkan kepada pemerintah.

Terkait dengan tindak lanjut hasil “Duduak Baiyo” tersebut, pemateri Dr. Wendra Yunaldi, S.H., M.H. dengan tegas dan lugas menyampaikan pandangannya agar elit Sumatera Barat yang sedang menjabat, baik di legislatif maupun di eksekutif agar “jangan gadang sarawa”.

Disampaikan bahwa agar jangan dibaca adat tersebut ketika kampanye saja, saat duduk lupa dengan adat! Jadi, jangan ada narasi; kalau menegakkan adat berarti melanggar NKRI yang ber Bhineka Tunggal Ika. Justru karena ber Bhineka Tunggal Ika itulah adat tersebut harus tegak dimasing masing tempat.

Pesan singkat dan padat dari Dr. Wendra Yunaldi, S.H., M.H. mengatakan bahwa mana yang sering kali selama kampanye “menjual” adat, harus dibayar hutangnya selama duduk. Kalau tidak maka yang bersangkutan akan berhutang sampai mati. (M.Intania/Red.Jm)