Pagaruyung, Jurnal Minang. Rangkaian suasana unjuk rasa mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Muhammad Yunus Batusangkar dimulai dari Sekretariat HMI Jorong Balai Labuah Bawah dengan menggunakan sepeda motor sekitar 50 buah bergerombolan, hingga tiba di depan masjid Al Amin Pagaruyung. Kemudian berjalan kaki hingga ke halaman kantor DPRD Kabupaten Tanah Datar.
Pada Senin (1/9/2025) sore, demo berlangsung berbeda dari biasanya, ketika azan berbunyi. Kapolres Tanah Datar, AKBP Dr. Nur Ichsan Dwi Septianto, SH, MH, mengambil inisiatif mengumandangkan azan salat Ashar di tengah padatnya massa aksi, dengan pengeras suara hingga suasana terhenti sesaat.
Adanya Aksi dari Kapolres Tanah Datar itu membuat decak kagum hadirin yang hadir, saat itu sontak menarik perhatian para mahasiswa maupun aparat keamanan yang berjaga. Dengan suara lantang, orang nomor satu di Polres Tanah Datar tersebut memecahkan panggilan salat di hadapan mahasiswa, aparat, serta sejumlah anggota DPRD yang tengah berada di lokasi, hingga membuat khalayak yang hadir pergi mengambil wudhu.
Usai azan berkumandang, Kapolres Nur Ichsan langsung mengajak seluruh pihak yang hadir di halaman kantor DPRD, baik mahasiswa peserta aksi, aparat kepolisian, maupun anggota dewan yang hadir, untuk melaksanakan salat berjamaah. “Kita tinggalkan dulu urusan duniawi, mari kita utamakan panggilan Allah,” ujarnya di depan massa.
Ajakannya tersebut disambut positif oleh sebagian besar mahasiswa yang kemudian ikut melaksanakan salat berjamaah. Pemandangan itu menjadi momen langka, di mana aparat kepolisian, mahasiswa, dan anggota DPRD bersatu dalam saf yang sama, meninggalkan sejenak panasnya suasana yang mengesankan.
Saat diwawancarai sejumlah wartawan usai melaksanakan shalat, AKBP Nur Ichsan menyampaikan bahwa sikap tersebut merupakan bentuk ajakan kepada manusia untuk selalu mengutamakan nilai-nilai spiritual dalam setiap aktivitas, termasuk dalam menyampaikan aspirasi. “Demo itu boleh, menyampaikan pendapat itu hak, tapi jangan lupakan kewajiban kita kepada Allah,” ujarnya.
Dalam berdemokrasi perbedaan pandangan hal yang biasa, pandangan tidak dapat menghapus rasa persaudaraan dan kewajiban sebagai umat muslim. Dengan adanya salat berjamaah itu, Kapolres berharap semua pihak dapat menurunkan tensi emosi dan lebih mengedepankan dialog yang konstruktif.
Para Mahasiswa dan hadirin yang hadir mengaku tertarik dengan inisiatif Kapolres tersebut. Salah seorang peserta aksi menyebut momen itu sebagai pengingat bahwa tujuan dari perjuangan mahasiswa juga tidak boleh terlepas dari nilai-nilai keagamaan. “Kami salut, ini contoh baik dari Kapolres,” ujar seorang mahasiswa.
Momen azan Ashar berjamaah di tengah-tengahnya mencerminkan rasa persaudaraan dan itu menjadi catatan tersendiri bagi warga Tanah Datar, hubungan antara aparat dan mahasiswa di Tanah Datar. Di tengah riuhnya suara aspirasi, panggilan salat tetap menjadi jembatan yang mempertemukan kepentingan dunia dan akhirat. (Kasdi Ray/Red.Jm)
