Opini Oleh: Muhammad Intania, SH
Sekretaris LBH Pusako
Di penghujung tahun 2022 lalu publik Tanah Datar disuguhkan dengan pemberitaan capaian program unggulan Era Baru di bidang Bajak Gratis yang diklaim sudah melebihi 100%.
Benarkah demikian? Ayo kita simak tulisan ini sampai akhir biar tidak gagal paham.
Pertama kali tentu kita berikan apresiasi atas kerja keras Dinas Pertanian bersama para Kepala BPP Kecamatan dan Tim Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) serta para Manajer Kecamatan yang diklaim sukses melebihi target yang ditetapkan sebanyak “hanya” untuk 4.200 hektar saja lahan sawah. Sedangkan data BPS dalam buku Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2022, halaman 244 untuk kondisi tahun 2021 menunjukkan data luas panen padi tahun 2021 adalah 54.959,50 hektar.
Dari data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Tanah Datar bahwa total realisasi layanan bajak gratis adalah 4.169,38 hektar untuk pola 1 dan 2 ditambah 35,37 hektar untuk pola 3 sehingga total capaian layanan bajak gratis adalah 4.204,75 hektar atau 100,11 %.
Adapun pola 1 disebut BRIGADE ALSINTAN dimana alsintan dan seluruh pembiayaan dari layanan bajak gratis ditanggung oleh pemerintah daerah.
Pola 2 disebut PEMBERDAYAAN ALSINTAN KELOMPOK TANI dimana alsintan disediakan oleh kelompok tani dan seluruh pembiayaan dari layanan bajak gratis ditanggung oleh pemerintah daerah.
Selain itu ada disebut Pola 3 yaitu PEMINJAMAN ALSINTAN BRIGADE dimana alsintan disediakan oleh pemerintah daerah dan seluruh pembiayaan dari layanan bajak gratis ditanggung oleh kelompok tani.
Anehnya, layanan Pola 3 tidak masuk dalam aplikasi bajak gratis, sehingga angka terakhir di layanan aplikasi bajak gratis adalah 4.169,12 hektar atau 99,26% saja. Padahal sebagai sebuah platform aplikasi digital, sudah seharusnya ketiga pola tersebut diupload dalam aplikasi. Lagi pula, kenapa harus dipisahkan? Mengandung tanda tanya besar kan? Hehehe. Seharusnya sebagai sebuah aplikasi, sudah harus bisa menyajikan data rekap berapa progres dan capaian pola 1, berapa rekap pola 2 dan berapa rekap pola 3. Hal itu berguna untuk menganalisa dan menentukan kebijakan baru untuk program bajak gratis tahun 2023.
Keanehan / kejanggalan lain yang ditemukan penulis adalah sebagai berikut:
- Pada kondisi tanggal 09 Desember 2022, fitur aplikasi bajak gratis menyajikan data luas lahan 4.183,93 hektar atau 99,62 %.
- Pada tanggal 10 Desember 2022, fitur menyajikan data luas lahan 4.186,17 hektar atau 99,67%. Terlihat ada kenaikan capaian.
- Pada tanggal 11 Desember 2022, fitur menyajikan data luas lahan 4.185,71 hektar atau 99,66%. Mulai turun.
- Pada pagi tanggal 12 Desember 2022, fitur menyajikan data luas lahan menjadi 4.182,66 hektar atau 99,59 %.
- Pada sore hari tanggal 12 Desember 2022, fitur menyajikan data luas lahan menjadi 4.174,65 hektar atau 99,40 %.
- Pada 14 Desember 2022 tercatat data luas lahan menjadi 4.164,02 hektar atau 99,14 %. Hingga ketemulah angka ideal pada tanggal 25 Desember 2022 dengan luas lahan 4.169,12 hektar atau 99,26% yang tidak berubah sampai tulisan ini terbit pada minggu pertama Januari 2023.
Patut diduga di penghujung tahun 2022 telah dilakukan koreksi bersama untuk “mengkondisikan” kondisi ideal pencapaian progul bajak gratis ini. Wallahualam. Padahal kita tahu musim tanam terus berjalan dan permohonan tentu tetap masuk, tetapi tidak ada pencatatan. Ataukah permohonan sengaja ditutup karena para manajer akan closing tutup buku dan membuat laporan? Kalau begitu layanan bajak gratis jadi terhenti dan hingga tanggal 8 Januari 2023 terbaca tidak ada pergerakan dan fitur aplikasi bajak gratis tetap menunjukan display pada angka 4,169,22 hektar atau 99,26%. Artinya sistim tidak direstart ke angka 0 (nol) kembali.
Ya sudahlah, walaupun diklaim sudah melebihi target yang ditentukan, namun kita perlu mengevaluasi bersama mengenai progul bajak gratis ini sebagai berikut:
- Progul ini masih jauh dari kata sempurna karena belum mengakomodir hajat kepentingan para petani Tanah Datar secara keseluruhan. Jika Progul bajak gratis ini hanya diperuntukan untuk petani dengan kriteria tertentu saja, maka selayaknya nama progul ini bukan progul Bajak Gratis, melainkan progul BAJAK GRATIS UNTUK PETANI TERTENTU.
- Progul bajak gratis ini hanya diperuntukan untuk lahan sawah saja, tidak termasuk untuk lahan palawija / sayur mayur, sehingga nama yang cocok untuk progul ini adalah progul BAJAK GRATIS UNTUK LAHAN SAWAH BAGI PETANI TERTENTU, hehehe.
- Masih banyak kendala yang harus diatasi dari progul ini, mulai dari administrasi yang berbelit, biaya ongkos transportasi tambahan bagi petani untuk menemui Kepala Jorong, Ketua Kelompok Tani dan Manajer, termasuk menjemput solar yang harus diangkut pakai jerigen dari kantor BPP ke kelompok tani masing masing, dll.
- Pemkab perlu mempublikasikan ke publik laporan progul bajak gratis ini. Seharusnya ke DPRD Tanah Datar juga. Tapi cukup ke publik aja dulu karena belum kelihatan inisiatif DPRD untuk mengevaluasi dan menganalisa efektivitas progul ini. Berapa biaya yang sudah terkuras untuk gaji Manajer, beli aset alsintan, kendaraan, biaya admin, rapat dll. Dari situ bisa dihitung persentase berapa sebenarnya riil untuk petani, berapa yang habis untuk mendukung progul tersebut. “kalo indak value for money percuma sajo buang anggaran atas namo progul yang tidak efektif” ujar Wan Labai sok bijak.
- Berapa banyak dan sejauh mana petani tertentu tersebut terbantu? Berapa nilai hitungan petani tertentu tersebut terbantu menekan biaya produksinya? Kalau besar biaya pengadaan barang serta biaya gaji Manajer serta biaya operasional bajak gratis dibanding manfaat yang diterima petani, ya sebenarnya progul bajak gratis ini untuk kesejahteraan petani tertentu atau untuk memenuhi janji kampanye doang?
Kesimpulan:
Kalaupun progul bajak gratis ini tetap ingin diteruskan pada 2023, maka sistim dan SOP harus diperbaiki serta fitur aplikasi bajak gratis ini harus diperbaiki sehingga bisa menyajikan data aktual mulai dari Pola 1, Pola 2 dan Pola 3 serta pemetaan dll termasuk fitur tanya jawab dan layanan penyampaikan keluhan petani / kelompok tani.
Perlu ditinjau ulang apakah benar sebenarnya progul bajak gratis ini yang dibutuhkan masyarakat petani atau petani tertentu saja? Apa ini bukan konsep kampanye yang tidak diperhitungkan secara matang sebelumnya dan hanya jadi bagian dari publisitas semata tanpa kajian?
Fakta di lapangan yang dibutuhkan petani adalah ketersediaan pupuk subsidi yang lancar, dan itu belum dapat direalisasikan oleh Pemerintah Era Baru di tahun 2022.
Jadi, alih alih progul bajak gratis ini bertujuan untuk meringankan beban petani atas ongkos produksi membajak, tapi terpaksa membeli pupuk non subsidi dan bertambah biaya produksi pergi kesana kemari, yaa… sama aja bohong!
Penulis | : Muhammad Intania, SH |