Batusangkar, Februari 2020. Motif batik kuno Pariangan yang ditemukan dalam naskah kuno Minangkabau di Pariangan semakin mendunia. Awalnya motif ini ditemukan oleh dua orang peneliti manuskrip Minangkabau dari IAIN Batusangkar yaitu Irwan Malin Basa dan seorang peneliti dari Universitas Andalas Padang, Pramono. Terdapat dua puluh lima jenis motif batik Pariangan yang sangat unik dan indah dengan aneka warna warni yang mempesona. Semua motif batik tersebut sudah didaftarkan ke Kemenkumham untuk memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Kemunculan batik kuno ini tidak terlepas dari sumbangsih dari Baperlitbang Provinsi Sumatera Barat yang membiayai dana Penelitian pada tahun 2017 serta didukung oleh Dekranasda Kab. Tanah Datar yang dimotori oleh Dinas Koperindag. Batik ini sudah melalui kajian budaya, kajian industri dan kajian arkeologi serta kajian kimia dari variasi dan bahan warna yang digunakan.
Untuk pelestariannya sudah dulakukan berbagai pelatihan untuk pengrajin batik di Pariangan dan Wali Nagari Pariangan, April Khatib Sidi selalu menganggarkan kegiatan pelestarian batik ini dalam dana nagari. “Sudah ada tiga puluh orang pengrajin batik di Pariangan dan sudah berdiri satu buah rumah batik sebagai sentra promosi dan pembuatan batik di Pariangan,” kata penemu batik ini. Kini di Pariangan kegiatan membatik ini dimotori oleh Zelmawati yang selalu berjibaku untuk membuat batik dengan berbagai model dan corak yang menawan.
Tidak tanggung-tanggung, Bupati Tanah Datar pun sudah mengeluarkan Surat Edaran kepada seluruh Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah di Tanah Datar agar memakai motif batik Pariangan sebagai pakaian batik asli daerah yang dipakai setiap hari Kamis. Sampai kini kegiatan tersebut sudah terealisasi dibawah naungan Perusda Tanah Datar. banyak pihak berharap nanti agar Perusda juga dapat mengembangkan batik ini sehingga mulai dari proses pembuatan, packing dan pemasarannya bisa dibantu oleh Perusda.
Dari segi pemasaran, batik ini sudah dipakai oleh beberapa pejabat tinggi negara yang pernah berkunjung ke Tanah Datar dan malah sudah ada yang sudah dikirm ke Jepang, Amerika, Malaysia dan Hongkong meskipun baru sebatas untuk kebutuhan koleksi bagi para pelancong. Penemu serta pemilik HKI Batik pariangan ini berharap agar Pemda Tanah Datar dan Pemprov Sumatera Barat selalu memberikan pembinaan dan bantuan pengembangan batik ini. Berbagai variasi produk batik ini seperti kain, baju, selendang, jilbab, deta, sapu tangan dan berbagai produk lainnya sudah mulai diproduksi.