Opini Oleh: Muhammad Intania, SH
Sekretaris LBH Pusako
“aia gadang, kincia indak Balenong. Mari kita lawan lupa. Jejak digitalmu terekam dengan baik.”
Hampir 1 tahun Bupati dan Wakil Bupati Tanah Datar beserta tim berkunjung ke tepian danau Singkarak. Tepatnya pada tanggal 27 Mei 2021 berkunjung ke Tapian Bonjo, Nagari Batu Taba tempat kapal Bus Air (BA) Ombilin ditambatkan.
IG resmi Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, @prokopim_tanahdatar memberitakan pada 27 Mei 2021 bahwa Bupati Eka Putra bersama Wakil Bupati Richi Aprian langsung merespon cepat usai mendapat informasi kapal/boat atau Bus Air (BA) Ombilin nyaris tengelam di Danau Singkarak.
Disampaikan di IG tersebut bahwa melihat kondisi kapal yang rusak dan tidak terawat, Bupati Eka minta agar dilakukan audit biaya pemeliharaan yang dialokasikan untuk kapal yang masih menjadi aset Kementerian Perhubungan ini.
“Kapal ini merupakan aset Kementerian, namun infonya ada biaya pemeliharaan. Karena kami baru, kami minta diaudit biaya pemeliharaan selama ini,” kata Eka Putra.
Baiklah, per hari ini, sudah hampir 1 tahun. Masihkah dianggap orang baru? Lantas apa hasil audit tersebut? Informasikanlah kepada jajaran dan kepada publik agar publik tahu apa langkah kebijakan yang akan diambil oleh Pemkab Tanah Datar.
Apakah mau dikembalikan kepada Kementerian? Mau dilelang? Tetap dibiarkan saja sampai lapuk dimakan usia? Mau diserahkan ke Pemkab Solok, atau mau diberdayakan untuk rencana operasional persiapan launching Kapal Pesiar nanti?
Salah satu tokoh masyarakat Batu Taba tempat BA Ombilin ini ditambatkan telah memberi perhatian dan komentar. “Terbukti pengadaan kapal ini tidak memberi manfaat apa apa bagi masyarakat. Saat ini kapal ini juga merusak estetika Danau Singkarak,” ujar Basrizal Dt. Panghulu Basa.
“Kami gembira dengan pernyataan Bupati Eka Putra yang memerintahkan audit terhadap keberadaan kapal tersebut. Namun sudah hampir satu tahun belum terdengar hasil auditnya. Apakah perintah audit itu dilaksanakan stafnya atau tidak? Bupati tidak boleh lupa dengan perintahnya dan mengevaluasi pelaksanaan perintahnya,” lanjut Basrizal Dt. Panghulu Basa.
Tim LBH Pusako juga mengamati dari sisi lain yaitu menyangkut keterampilan manajerial (managerial skill) dari Bupati Tanah Datar ini.
Keterampilan manajerial adalah keterampilan untuk mengatur, mengkoordinasikan dan menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi.
Sepanjang pengamatan kami bahwa Bupati Eka Putra agak abai dengan komitmen pencapaian kerja berdasarkan tenggat waktu (deadline) dan jarang meminta progress kerja secara berkala kepada bawahannya. Akibatnya bawahan kurang memiliki inisiatif bekerja untuk mencapai target waktu yang ditetapkan. Ditanya dulu baru melapor. Jangan jangan selama ini Bupati tidak pernah memberikan deadline kerja kepada bawahannya? Wallahualam.
Setidaknya Bupati harus memberi perhatian setiap pagi (misalnya) untuk melakukan rapat koordinasi rutin dengan para Kepala OPD utk mendengar progress dari bawahan terkit dan memberi arahan lanjutan.
Kalau tidak begitu, yakin deh publik tidak akan tahu kapan sebenarnya rencana launching dan operasional program Kapal Pesiar, kapan rencana pendirian pabrik karet dan pabrik tomat, kapan rencana pendirian 100 pemancar jaringan seluler, kapan rencana realisasi peningkatan biaya operasional KAN, LKAAM, Bundo Kanduang, dan Organisasi Keagamaan, dll?
Atau cukup launching launching aja dulu? Biar masyarakat awam terhibur? Kan sudah ada Tim Percepatan yang akan memberi masukan kepada Bupati. Apanya dulu yang cepat?
“Mancaliak apo yang dikarajokannyo, alah sarupo tinggi ruok pado boto. Aia gadang, kincia indak balenong / indak baputa do,” celoteh Wan Labai sambia mangambangkan jalo manangkok bilih Singkarak.