Batusangkar, Jurnal Minang. Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar kembali unjuk prestasi dengan menghadirkan konferensi internasional ke 10 (sepuluh) bertajuk The 1oth Batusangkar International Conference (BIC) 2025, bertempat di Aula Theater, Kampus II Gedung KT Lantai 4 UIN Mahmud Yunus Batusangkar pada hari Sabtu, 11 Oktober 2025.
Mengusung tema tentang “Teknologi Digital untuk Pembangunan Berkelanjutan” (Batusangkar International Conference on Digital Technologies for Sustainable Development), menghadirkan Pembicara Utama (Keynote Speaker) Prof. Dr. Marjoni Imamora, M.S. Direktur Pascasarjana UIN Mahmud Yunus Batusangkar dan 5 (lima) orang Pembicara Pleno (Plenary Speaker) dari 5 (lima) negara yaitu 1) Dr. Mahmud Ahmad Mahmud Mansur, Dosen Tafsir dan Ilmu al-Qur’an dari Fakultas Usuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, 2) Dr. Omar Javaid, Dosen Institute Bisnis, Karachi, Pakistan, 3) Prof. Dr. M. Haviz, M.Si, Profesor Pendidikan Biologi, UIN Mahmud Yunus Batuangkar, dan 4) Dr. Helena Sit dari Universitas Newcastle, Australia, serta 5) Prof. Dr. Che Zarrina Binti Sa’ari dari Departemen Akidah dan Pemikiran Islam, Akademi Studi Islam, Universitas Malaya, Malaysia.
Tercatat sekitar 283 orang peserta yang terdiri dari peneliti, insan akademisi pascasarjana dan para praktisi dari dalam dan luar negeri. Materi konferensi disajikan dalam 3 (tiga) bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang membahas 9 (Sembilan) sub tema berkaitan dengan teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), dll.
Dr. Sirajul Munir, M.Pd. selaku Ketua Pelaksana BIC ke-10 melalui wawancara dengan awak media menyampaikan bahwa BIC kali ini merupakan BIC terbesar sepanjang yang telah diadakan selama ini dengan indikator jumlah peserta yang sangat banyak dan pembicaranya yang variatif serta tampilan kegiatan yang eye cathing.
Menurut Sirajul Munir bahwa tujuan penyelenggaraan BIC ke-10 ini adalah untuk meminta wawasan (insight) dari sekolah dunia tentang teknologi digital yang berkelanjutan. Kalau dulu pelaksanaan kuliah itu pada kelas kelas besar, tapi sekarang menuju kelas digital.
“Kampus tidak membutuhkan tempat tempat yang begitu besar lagi. Dia hanya membutuhkan kelas kelas itu semua dunia terkoneksi” ujar Sirajul Munir seraya mencontohkan bahwa kampus UIN Mahmud Yunus Batusangkar sudah memiliki fasilitas smart class dengan teknologi pendukungnya untuk melakukan kelas kelas hybrid.
Menutup sesi wawancara, Sirajul Munir mengharapkan kepada segenap mahasiswa pascasarjana agar “well connected” dengan dunia. Ramah dengan teknologi dan mahasiswa S2 itu wajib “friendly” dengan teknologi seiring perkembangan zaman.
Konferensi internasional ini dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 11 hingga 12 Oktober 2025 secara hybrid dimana di hari pertama diisi dengan sesi gabungan konferensi tatap muka dan secara daring (online parallel) dilanjutkan dengan sesi pleno di dalam ruangan smart class.
Terlihat panitia pelaksana bekerja cekatan dan professional menyediakan sound system berkualitas tanpa kendala, menyediakan registrasi yang lancar, snack dan menu makan siang yang berkualitas serta layanan yang informatif kepada segenap peserta. (M.Intania/Red.Jm)
