Solok Selatan, Jurnal Minang. Sebagai bagian dari Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler II Tahun 2025 Universitas Andalas, tim mahasiswa yang ditempatkan di Nagari Padang Air Dingin, Kabupaten Solok Selatan melaksanakan serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada penguatan potensi lokal. Salah satu kegiatan utama yang sejalan dengan program kerja adalah kunjungan dan dokumentasi di Sanggar Randai “Bujang Sepakat” di Jorong Buluh Kasok pada tgl 30 Juli 2025.
Sanggar ini baru didirikan sekitar dua bulan yang lalu dan diketuai oleh Bapak Eriasmon, yang akrab disapa Pak Mon. Pembentukan sanggar ini berawal dari keinginan masyarakat untuk menghidupkan kembali seni randai di kalangan generasi muda dan orang tua. Meskipun masih tergolong baru, aktivitas sanggar ini sudah sangat aktif dan berhasil menghidupkan suasana kebudayaan di jorong tersebut. Aktivitas di sanggar ini melibatkan berbagai kelompok usia mulai dari anak-anak sekolah hingga bapak-bapak paruh baya.
Kunjungan mahasiswa KKN memiliki tujuan khusus sebagai bagian dari program kerja pembuatan video dokumenter tentang budaya lokal. Pihak sanggar yang ingin memperluas pengetahuan tentang randai sangat antusias menyambut inisiatif mahasiswa dan membuka kesempatan bagi mahasiswa KKN untuk merekam proses latihan secara langsung.
Mahasiswa KKN melakukan perekaman menyeluruh terhadap latihan kelompok dewasa yang membawakan “Sabai Nan Aluih” sebuah naskah klasik Minangkabau. Dokumentasi mencakup seluruh aspek pertunjukan, mulai dari awal pembukaan gerakan, penampilan drama ”Sabai Nan Aluih” hingga selesai.
Keunikan sanggar ini terletak pada komposisi anggotanya yang lintas generasi. Tidak hanya remaja dan pemuda, tetapi juga anak-anak dan bapak-bapak paruh baya turut aktif tampil. Tidak ada perbedaan generasi yang terlihat semua anggota kompak dan menguasai gerakan. Sanggar ini memiliki dua kelompok latihan yaitu kelompok anak-anak dan kelompok dewasa, dengan kelompok dewasa yang tampil pada malam itu.
Kebetulan pihak sanggar pada saat itu meminta mahasiswa KKN untuk mendokumentasikan penampilan randai yang dibawakan oleh kelompok dewasa.Latihan rutin diadakan dua kali seminggu, yaitu pada Rabu malam dan Sabtu malam, setelah shalat Isya. Latihan pertama biasanya dibawakan oleh kelompok anak-anak dahulu, lalu setelah itu baru oleh kelompok dewasa.
Lokasi latihan berada di teras rumah warga, yang bersebelahan dengan masjid. Suara pedendang menggunakan mic yang kebetulan nyambung ke toa mesjid, sehingga dapat didengar oleh seluruh warga sekitar yang sering berkumpul untuk menyaksikan latihan. Suasana ini menciptakan pertunjukan mingguan yang hangat.
Bagi mahasiswa KKN, kunjungan ini bukan sekedar menonton. Setelah sesi dokumentasi, kami mahasiswa diajak untuk ikut serta dalam latihan randai. Bagi sebagian besar mahasiswa yang sebelumnya tidak pernah melihat randai dan tidak pernah ikut randai , ini merupakan pengalaman pertama mereka terlibat langsung dalam seni tradisi Minangkabau. Mereka tidak hanya belajar gerakan, tetapi juga menghargai proses, kerjasama, dan semangat masyarakat dalam menjaga budaya.
Kegiatan ini merupakan contoh nyata kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dalam upaya pelestarian budaya. Dari sebuah teras rumah sederhana, semangat seni tradisi Minangkabau dibangun bersama, dihidupkan kembali, dan diabadikan melalui dokumentasi. Dengan keterlibatan mahasiswa dalam proses dokumentasi dan pembelajaran, diharapkan agar budaya seperti randai tidak hanya bertahan di galanggang saja, tetapi juga tumbuh dalam kesadaran generasi muda dan dikenal lebih luas melalui media digital dan publikasi lokal.
Penulis: M. Dzaki Annafi.N (Jurusan Sastra Minangkabau merupakan Mahasiswa yang Sedang KKN UNAND Periode II di Nagari Padang Air Dingin, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan)
