Suherman “Ditawarkan” Saja, Yang “Dijual” Nanti Tetap Richi Aprian?

Opini Oleh: Ahmad Rizal Chaniago (Peneliti dan akademisi)

Beberapa hari belakangan ini berbagai laman media sosial, group WhatsApp dan media online cukup sibuk membahas bakal calon bupati Tanah Datar kedepan. Ini pertanda bahwa masyarakat Tanah Datar peduli dengan pilkada. Momen politik baik pileg maupun pilkada merupakan cerita yang tak pernah habis karena selalu dibumbui dengan berbagai “asam garam” sehingga semakin nikmat. Tapi, kebenarannya? Wallahu alam saja!

Berbagai nama dimunculkan oleh parakai politik, buzzer, politisi, media maupun tukang oyak atau tukang kuncang limeh saja. Yang penting isu politik tak boleh padam. Alhasil, tersebutlah beberapa nama untuk bakal calon bupati/wakil Bupati Tanah Datar, misalnya, Suherman, Arlon Veristo, Richi Aprian, Indra Gunalan, Eka Putra sebagai incumbent, Anton Yondra, Rony Mulyadi Dt.Bungsu, dll.

Nama nama lain dipastikan akan selalu bermunculan seiring perjalanan waktu, sebab banyak partai, banyak pihak dan banyak kepentingan yang akan bermain untuk pilkada meskipun di daerah “miskin” seperti kabupaten Tanah Datar ini.

Pertanyaannya, kalau kita uji peluang dua bakal calon saja, apakah Suherman atau Richi yang akan dijual Nasdem nanti? Atau ada kandidat lain yang lebih potensial dilirik Nasdem? Ini pendapat saya pribadi sesuai dengan realitas politik dan berbagai variabel politik.

Kita ketahui, Suherman adalah caleg yang belum pernah sukses meraih kursi di pileg dari dua kali kontestasi dan dari dua partai yang berbeda. Dulu, di tahun 2019, setelah “hancur” (tidak meraih suara signifikan) di pileg, Suherman diisukan akan jadi calon gubernur Sumbar. Berbagai media mengekspos. Entah serius entah tidak, isu itu hilang saja tanpa alasan yang jelas. Kini, setelah kurang beruntung pula di pileg 2024, diisukan lagi Suherman untuk menjadi calon bupati Tanah Datar. Turun kelas? Bisa iya, bisa tidak. Tergantung persepsi kita menilai.

Baca Juga :  Yong Hendri, Muzuar, Nova Hendria Mendaftar ke DPD Nasdem Tanah Datar untuk Cabup/Cawabup

Tapi, dalam politik tidak ada yang tidak mungkin. Cacing bisa jadi naga. From zero to Hero. Cirik Kudo jadi onde onde. Itulah sebagian realitas politik yang tidak tercover oleh teori politik itu sendiri.

Setidaknya, dengan menawarkan Suherman sebagai balon Bupati dari partai Nasdem, maka popularitas partai Nasdem semakin menancap kedalam kepala masyarakat Tanah Datar. Nasdem sudah diuntungkan. Nasdem sudah menggema ke penjuru nagari dan jorong di Tanah Datar.

Bagaimana dengan Richi Aprian? Harus diakui, secara data dan fakta, Ia adalah seorang wakil Bupati Tanah Datar Incumbent. Ketua DPD Nasdem Tanah Datar sekarang. Ia berhasil menambah kursi dan suara Nasdem di Tanah Datar. Dari tiga kursi pada th 2019 menjadi empat kursi di tahun 2024 ini. Dari perolehan suara sekitar 12.000 an di th 2019 menjadi sekitar 23.000 an di tahun 2024.

Mengapa Richi Aprian belum dimunculkan? Mungkin ada saatnya nanti yang paling tepat. Mungkin Richi sedang I’tiqaf politik, bukan berhenti. Bisa saja ia sedang tiarap namun tetap memegang senjata!

Karena kondisi yang demikian, tentu bermunculan berbagai isu-isu miring tentang Richi itu sendiri dari berbagai pihak. Mungkin suda ada yang menganggap Richi tidak akan ikut Pilkada. Ada pula yang menganggap Richi terlalu hati hati dan tidak bersikap tegas. Ada yang menganggap Richi kurang akomodatif. Bahkan ada yang sampai menyebut Richi “kurang mau berkorban” untuk partai politik. Dan berbagai opini lainnya.

Tapi, jika Richi mau berkorban nanti, apa mau dikata? Jika Richi mau tegas, tentu berubah situasi politik. Jika dia persiapkan semua instrumen secara matang terlebih dahulu, baru take off, Incumbent pun bisa keteteran! Bak kata teori perang China, untuk memenangkan pertempuran, Kuasai Medan, Buat strategi, Siapkan senjata dan amunisi. Maka pasukan akan nyaman bertempur.

Baca Juga :  Budiman Dt.Malano Garang Mendaftar di Partai Nasdem Tanah Datar

Kini, biarlah waktu berjalan sesuai kodratnya. Tidak ada yang bisa menghentikan waktu itu berputar. Jika tiba masanya pendaftaran calon bupati/wakil Bupati nanti, apakah Suherman atau Richi yang diusung Nasdem, atau calon lain sekalipun, partai Nasdem sudah semakin populer. Jika popularitas sudah di tangan, tinggal lagi membuat elektabilitas.

Menutup tulisan ini, ada iktibar yang bisa kita ambil. Belajarlah bagaimana strategi Surya Paloh menjual Anies Baswedan untuk calon presiden RI, sebagian besar rakyat Indonesia akhirnya tahu dengan partai Nasdem. Persoalan kalah atau menang, urusan nanti. Jangan jangan, strategi itu dimainkan pula di Tanah Datar! Diumpankan Suherman, namun dijual nanti tetap Richi? (*)