Opini  

Tugu Bengkuang di Kota Padang; Nasibmu Kini?

Opini Oleh: Indah Aprilika Tanjung Mahasiswi Universitas Andalas Jurusan Sastra Minangkabau

Tugu Bengkuang adalah ciri khas Kota Padang yang biasanya dapat kita jumpai di sepanjang jalan menuju Bandara Internasional Minangkabau atau sesudah jembatan layang. Tugu ini melambangkan masyarakat Padang yang bermata pencarian sebagai petani, dimana masyarakatnya sering menanam cabe, kangkung, ubi, kentang, padi, dll. Salah satu tanaman yang banyak ditanam masyarakat Padang yaitu Bengkoang atau orang Padang biasanya menyebut dengan Bingkuang.

Tugu Bengkoang ini berukuran besar dan terletak antara kota Padang dengan Kabupaten Padang Pariaman. Namun saat ini pedagang bengkoang sudah tidak banyak lagi kita jumpai di Kota Padang, padahal bengkoang merupakan ciri khas Kota Padang.
Dahulunya Bengkuang yang berasal dari Padang disebut jauh lebih enak dibandingkan bengkoang di daerah lain, karena buahnya yang tahan cukup lama dalam keadaan segar, enak dimakan mentah, beraroma khas, terasa manis, berukuran besar dan isinya tidak keras sehingga mudah saat kita makan.

Anehnya lagi walaupun bengkoang ini bibitnya sama tetapi bengkoang khas dari Kota Padang menghasilkan buah yang lebih unggul, karena dipengaruhi jenis tanah dan iklim di wilayah Kota Padang. Daerah penghasil bengkuang yang terkenal yaitu Kuranji, Pauh, Koto Tangah dan Nanggalo. Namun disayangkan pertanian bengkuang semakin susah ditemukan karena semakin hancurnya lahan pertanian akibat perkembangan kota, atau ada alasan lain bagi petani untuk tidak menanam bengkoang karena harga jualnya yang tidak masuk akal.

Saat ini bengkoang sering dijadikan sebagai bahan baku bedak dingin atau masker pendingin wajah yang manfaatnya untuk membuat kulit wajah lebih lembut, menghilangkan jerawat, mengecilkan pori-pori dan memutihkan wajah. Selain itu bengkuang juga mengandung banyak vitamin E dan dipercaya dapat menyembuhkan panas dalam. Selain digunakan untuk produk kecantikan, bengkuang dapat diolah menjadi berbagai makanan, minuman, cemilan, atau masakan baik dengan cara dikukus, direbus, maupun digoreng. Aneka olahan tersebut seperti kripik, asinan, manisan, aneka minuman segar ataupun minuman yang berkhasiat obat.

Baca Juga :  Istri Wabup Tanah Datar Dimutasi, Sangsi atau "Kesewenang Wenangan?"

Bengkuang juga dapat dijadikan sebagai cemilan bagi anak-anak seperti menambahkan cairan coklat dan buah bengkuangnya terlebih dahulu dimasukkan kedalam kulkas, setelah buah bengkuangnya membeku kita tambahkan coklat cair kedalamnya dan kita tambahkan meses, biasanya anak-anak sangat menyukainya namun orangtuanya kadang tidak mengizinkan anaknya untuk memakan karna bahannya ditambahkan minyak yang dapat membuat kerongkongan anaknya sakit dan membuat anaknya batuk.

Tak banyak orang tahu tentang tugu yang terletak di perbatasan Kota Padang dengan Kabupaten Padang Pariaman, ia hanya melihat bahwa itu hanyalah patung biasa yang berbentuk buah bengkuang, padahal patung yang berbentuk bengkuang itu punya makna tersendiri bagi masyarakat kota Padang yaitu sebagai ikon kota Padang. Selain bengkuang adalah ciri khas kota Padang, namun para wisatawan juga banyak yang suka dengan bengkuang yang ada di Kota Padang.

Saat ini orang sudah jarang membeli buah Bengkoang dan membuat puluhan petani bengkuang menjadi terbengkalai atau terhenti. Biasanya di sepnajnag pasar raya kita dapat melihat banyaknya penjual menjual bengkuang tetapi saat ini sudah jarang kita lihat dan hampir tidak ada lagi penjual bengkuang di area sana. Jika kita ingin membeli bengkuang kita dapat mencarinya di perbatasan menuju Pariaman walaupun tidak banyak lagi penjual bengkuang disana tapi kita dapat menemukannya walau hanya satu atau dua orang saja. Bengkuang dianggap sebagai buah tangan khas kota Padang makanya Padang dijuluki dengan “Kota Bengkuang”.

Dulu hampir banyak orang pendatang membawa bengkuang sebagai oleh-oleh namun sekarang sudah jarang pendatang membeli bengkuang untuk oleh-oleh, karena sekarang pendatang membeli kripik balado, sanjai, kerupuk jangek, galamai, dakak-dakak, karak kaliang, dll untuk dijadikannya oleh-oleh.
Tugu bengkuang yang terletak diperbatasan ini melambangkan untuk menyambut setiap pendatang ingin memasuki atau keluar dari Kota Padang. Bengkuang menjadi maskot Kota Padang karna wilayah Kota Padang yang topografinya panas apalagi yang berada di sekitaran pantai.

Baca Juga :  "Rapor Merah" dan "Rapor Biru" Kehadiran Anggota DPRD Tanah Datar pada Rapat Paripurna Semester 1 Tahun 2022

Selain itu tentu saja karena buah nya banyak dibudidayakan yang akhirnya menjadi produk khas Kota Padang. Kontekstual dengan alasan bengkuang yang menjadi maskot kota Padang, karena saat ini buah bengkuang sudah langka di kota Padang dan suatu saat kita akan mengenangnya sebagai Maskot, dan kelak akan menjadi sebuah kearifan sejarah yang bakal kita kenang.

Kita sebagai masyarakat Minangkabau harus bisa memperkenalkan bahwa di kota Padang ini terdapat sebuah tugu yang menjadi ciri khas Kota Padang dan seharusnya kita dapat bangga bahwa kota Padang mempunyai ciri khas yang unik dan juga mempunyai arti yang terdalam. Perkembangan budidaya bengkuang harusnya semakin ditingkatkan, mengingat bengkuang telah menjadi maskotnya Kota Padang sejak lama dan memiliki potensi untuk dapat kita kembangkan.

Namun yang terjadi sekarang jumlah petani dan produksi bengkuang semakin berkurang dan perkembangannya pun semakin merosot sangat jauh. Dulu di Kota Padang, pedagang bengkuang tersebar di berbagai tempat antara lain, Pasar Raya Padang, Sepanjang jalan bypass, terminal regional bengkuang di Aia pacah.

Banyaknya orang yang bisa membuat slogan dan simbol-simbol, namun banyak orang yang saat ini tidak bisa menghargai dari makna-makna simbolis tersebut. Sebagai buah yang biasanya kita konsumsi untuk kebutuhan yang tidak terlalu prestisius, buah bengkuang memang tidak banyak artinya jika dibandingkan dengan buah-buah impor lainnya, karena itu buah ini sudah diabaikan dan jarang orang membelinya. Namun, dapat kita rasakan bahwa kesederhanaan ini menjadi luar biasa dan bernilai tinggi apabila kita mampu untuk menjadikannya sesuatu yang bernilai tinggi dan dapat kita hargai dan kita lestarikan tugu bengkuang yang ada di perbatasan Padang-Pariaman tersebut. (*)