Sejarah Letusan Gunung Marapi

Puisi Oleh: M. Taufan Riyan

Gunung yang menjulang gagah sebagai pasak bumi
Berdiri kokoh di antara
Agam dan Tanah Datar
Membentuk garis lurus dengan arah timur sampai barat daya
Antara Kawah Tuo hingga Kawah Bongsu
Sejak tahun 1800 engkau mulai mengeluarkan abu vulkanikmu
1807-1822 telah terjadi suatu letusan
1822 terjadi kepulan asap hitam kelabu yang disusul leleran lava
Disertai sinar api merah tua
Setelah itu, terjadi awan asap dan awan debu selama setengah hari
Serta sinar api terus-menerus hingga keesokan harinya
1833-1834 beberapa letusan kecil terjadi
1845 terdengar oleh nenek moyangku
Suara gemuruh besar dari perut bumi
Seketika nenek moyangku menyaksikan api besar keluar dari perut bumi itu
Pada tahun 1854 terjadi letusan abu selama beberapa hari
1855 terjadinya getaran yang sangat kencang
Adanya tiang asap dan suara gemuruh
Terus -menerus membuat orang-orang
Pada saat itu lari ketakutan
Menyelamatkan diri
Januari 1856 orang-orang melihat pancaran api
Keluar dari perut bumi Marapi
April 1861 letusan mulai meningkat
1863 terjadi kembali letusan
24 April 1871 terjadi hujan abu yang amat tebal
Sampai ke Bukittinggi
Gunung yang gagah itu memuntahkan awan besar dan lava
sejauh 280 meter di tahun 1876
1877 aktivitas Marapi mulai bertambah
Desember 1878 terdengar suara gemuruh selama 10 menit
Membuat para petani yang berladang
Lari berhamburan
Entah hendak ke mana mereka akan menyelamatkan diri
Padahal entah ia bisa selamat
5 Juni dan 27 Agustus 1883
Terjadi letusan abu
Kemudian disusul erupsi kecil di Desember
Tahun ini begitu sulit
Ketakutan terjadi Di mana-mana
12 November 1885 terlihat tiang asap
31 Maret 1886
Lima kali suara gemuruh terdengar
Disusul letusan abu dan pasir
Ditengah malam 1888 terjadi letusan dan abu pijar
Membuat orang-orang terbangun dari mimpi indahya
Pada tahun 1916-1930
Terjadi letusan abu dan suara gemuruh
Dasar kawah merah terlihat tajam
Beberapa kali ledakan dan awan abu
Terlihat sumbat lava hitam pada dasar kawah
Terdengar letusan dengan asap
Berbentuk kembang kol
Abu dan lava pijar terlempar
Terlihat lava pada rekahan di dasar kawah
Pada tahun 1932-1952
Terjadi letusan Marapi
Letusan abu diawali gempa bumi
Orang-orang lari
Seperti laron berterbangan
Letusan abu dari Kepundan Bongsu
Lalu, asap berbentuk kembang kol terlihat
Setinggi 2000 hingga 3000meter diikuti
Hujan abu
Hingga pada tahun 1955-1970 terjadinya kenaikan aktivitas Si Pasak Bumi Sumatera
Pada tahun 1971-1972
Terjadi letusan abu di Kepundan B dan C
Di tahun selanjutnya, terjadi peningkatan kegiatan solfatara
Di kawah B dan C dan
Bongsu
Pada tahun 1973-1978
Beberapa kejadian di kawah Verbeek
Dari letusan gas asap dalam kawah,
letusan eksplosif
disertai suara gemuruh dan lontaran material pijar
dari kawah Verbeek
1980-1983 letusan eksplosif kembali terjadi
dengan suara gemuruh dan peningkatan aktivitas Marapi
1984 terjadi letusan di Kawah Tuo
1987-1990 letusan eksplosif kembali terjadi disertai
Suara gemuruh dan sinar api
Setelah beberapa lama Merapi tertidur dengan damai
Orang-orang merasa aman
ketika orang-orang sibuk dengan aktivitasnya
Selama 15 tahun Marapi tertidur
Kini bulan Oktober 2005
Ia bangun dari tidurnya
Terjadi letusan hampi setiap hari
Hingga seseorang berkata “Ya Tuhan salamaikan hidup ambo, maafkan kasalahan ambo!”
Orang yang lain sibuk dengan tangisannya
Selama 12 tahun tertidur pulas
Orang-orang lupa atas kejadian Oktober 2005
Mereka mulai lalai
Mereka mulai melupakan adat
Mereka lupa akan falsafah mereka
Mereka bahkan lupa dengan Tuhannya
Maka, Tuhan ingatkan mereka dengan
Letusan Marapi tahun 2017
Januari 2023 menjadi awal tahun yang sangat menyedihkan
Di awal tahun orang-orang itu diberikan suatu cobaan
Cobaan atau peringatan
Entahlah
Yang pasti Tuhan masih sayang pada mereka
Bagi hamba yang bertaqwa mungkin ini ujian dan peringatan
Tapi, berbeda dengan haba yang kufur
Mereka merasa bahwa ini adalah cobaan dan
Mereka bukan bertambah iman
Akan tetapi, maksiat masih tetap dijalankan
Hingga di akhir tahun 2023
Tepatnya 3 Desember 2023
Ketika beberapa para pendaki hampir sampai di puncak
Pukul 14:53 Marapi mengalami erupsi
Para pendaki kehilangan kendali
Hingga dari mereka ada yang kembal ke pangkuan Ilahi

Baca Juga :  Mengenal Arsitektur 'miring' Istano Pagaruyung yang Bersahabat dengan Alam

PENDAKIAN MAUT

Pada saat pendakian maut
Di hari Minggu itu
3 Desember 2023
Menjadi kejadian yang tak terlupakan olehku
Gunung yang menjulang tinggi
Antara Agam dan Tanah Datar
Tak terlihat olehku
Pada pagi itu tanda-tanda
Akan terjadi pendakian maut ini
Ketika diriku sampai di puncak
Ya puncak merpati
Puncak dengan suguhan keindahan alamnya
Hijaunnya alam terbentang
Seketika, terdengar suara guncangan dari perut bumi ini
Tepat pukul 14.45
Ketika itu, ku lihat gunung Marapi yang sedang erupsi
Seketika, kami lari berhamburan untuk menyelamatkan diri
Entah ke mana arah kami untuk menyelamatkan diri
Yang pasti kami dihantui akan bayang
Ambang maut pendakian
Tak ada info dari manapun
Yang ku tahu pada hari itu
Kami akan selamat
Ya, selamat akan pendakian ini
Akan tetapi,
Takdir berkata lain
Pendakian yang ku sangka indah
Ternyata, pendakiaan maut yang menakutkan

ABEL TASMAN

Pagi hari yang cerah
Di kaki Gunung Marapi
Udara sejuk
Angin yang menghembuskan udara segar
Pohon-pohon yang melambai ke arahku
Seakan menyapa pagiku yang cerah
Pagi itu
Ku daki Gunung Marapi dengan Bismillah
Ku memohon perlindungan kepada Allah
Agar selamat hingga tujuan
Akan tetapi,,,,,,,
Takdir berkata lain
Ketika aku dan temanku sampai di
Puncak Merpati
Terdengar suara gemuruh dari kawah Marapi
Bunyi yang amat keras
Disusul dengan asap hitam
Dan letusan yang begitu keras
Muntahan abu vulkanik
Mencuat ke angkasa
Bebatuan panas berterbangan ke udara
Aku yang saat itu hanya meminta pertolongan
Akan keselamatan kami
Nahas, aku menjadi orang pertama
Yang tertimpa hujan batu panas itu
Aku adalah wanita keabadian itu
Namaku terkenal di Puncak Merpati
Tugu yang berdiri kokoh saat ini
Menjadikanku mati dan hidup dalam keabadian

Baca Juga :  Mengenal Syekh Abdul Latif Syakur: Ulama Minangkabau Penyuka Kuliner dan Penulis Resep Masakan

HADIAH UNTUK MAMA DI HARI SPESIALKU

Ketika semua usaha ku kerahkan
Ketika lelahku telah ku bayarkan
Kini saatnya ku menyandang gelar itu
Ketika doa mama, ku gantikan dengan tangisan kematian di hari speasilaku
Hari-hari yang membosankan
Membuat rasa ingin melihat alam
Ku kuatkan niat untuk sebuah pendakian
Pendakian yang berujung kematian
Gunung yang berdiri kokoh
Di antara dua luhak
Agam dan Tanah datar
Yang memberikan pesona indah
Dalam pendakian
Keindahan berujung kehancuran
Saat itu erupsi terjadi
Guncangan dahsyat membuatku terpental
Disusul abu asap yang menyelimuti tubuhku yang terpental
Ambang-ambang kematian menghantuiku
Akankah nyawa ini terselamatkan
Aku mencoba untuk bertahan
Akan tetapi, kematian sudah ditakdirkan
setelah kejadian itu
Hari spesialku tiba
Semua tangis ibu, ku bayarkan
Dengan hadiah kematian

DOAKU UNTUK KAKA DI SURGA

Kak, ketika mama pergi
Kakaklah yang menjadi pengganti mama
Kak, ku tahu kakak sayang aku
Tapi, mengapa kaka meninggalkan aku
Setelah mama juga meninggalkan aku
Kak, ketika kaka dinyatakan selamat dari erupsi Marapi
Aku merasa bersyukur kakak akan selamat
Tapi kak, takdir berkata lain kepada kakak
Allah masih sayang kakak, agar kakak tak merasa kesakitan
Dan menyusul mama di surga
Kak, sebetulnya aku sangat merindukan kaka
Tapi, jarak bahkan ruang yang telah berbeda
Tak mungkin kita akan bertemu
Kak, walau jarak telah memisahkan kita
Aku hanya bisa berdoa
Agar kakak tenang di alam surga bersama mama
Kak, ketika aku rindu
Aku hanya bisa memandang foto kaka
Memandang foto kita bersama ayah
Akan tetapi, aku tidak lupa kok kak
Aku selalu panjatkan doa di setiap
Pertengahan malam ku
Ku memohon agar kaka tenang di alam surga.