Sebuah Gagasan
Opini Oleh: Ahmad Rizal Caniago (Akademis & Peneliti)
Ungkapan “Tali tigo sapilin, tungku tigo sajarangan” tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Minangkabau. Tetapi kebanyakan filosofi itu baru diimplementasikan dalam kehidupan sosial masyarakat, khususnya dalam kehidupan bernagari, kaum dan suku. Padahal maknanya sangat luas dan bisa diaplikasikan kedalam politik sekalipun.
Menyambut pemilu 2024 nanti dan Pilgub serentak, sebagai masyarakat Tanah Datar tentu ada baiknya kita gagas tiga serangkai yang berpotensi untuk maju, tanpa menafikan potensi calon calon lain.
Untuk DPR RI, ada tokoh M.Sadiq Pasadigoe yang sudah kenyang makan Adam garam politik dan birokrasi. Sebagai politisi, dia pernah menjabat dua periode menjadi bupati Tanah Datar dan meraih predikat sukses. Sebagai birokrasi, menjadi ASN dari golongan bawah sampai menjabat sebagai Deputy di Kementrian PAN-RB. Luar biasa. Kini, beliau masih bersemangat untuk maju menjadi calon anggota DPR RI dari Partai Nasdem.
Untuk DPD RI, kita harus punya orang juga. Pemilih Tanah Datar yang saat ini sekitar 280 ribuan, belum pernah bisa mengantarkan putra terbaiknya ke DPD RI. Kalau kita kompak? Bisa saja setiap periode ada putra Tanah Datar di DPD RI. Untuk ini, ada putra terbaik kita Hendra Irwan Rahim. Politisi berpengalaman. Beberapa kali menjadi Anggota DPRD Kota Padang dan anggota DPRD provinsi. Pernah menjabat ketua DPRD Sumbar. Sukses. Tanpa cela.
Untuk gubernur Sumbar? Ada bibit nan sadang kambang, Eka Putra. Bupati Tanah Datar saat ini. Setidaknya, di berbagai media online dan cetak tertulis berbagai prestasinya. Belum ada cela yang muncul kecuali hanya segelintir desas desus yang belum terbukti. Anggap saja gosip politik. Kalau memang benar Eka Putra berprestasi, tentu dia percaya diri untuk maju ke Pilgub Sumbar. Tapi kalau tak bernyali, tak percaya diri tentu lebih memilih “main” di “kubangan” kecil saja: kab. Tanah Datar.
Kalau disimak secara teori politik identitas, ya kita akui kita kembangkan sayap identitas Luak nan Tuo. Tak ada salahnya. Tagak kampuang paga kampuang, tagak nagari paga nagari. Kita tidak mesti terpengaruh dengan jargon jargon partai saja, jargon kelompok saja, karena kelompok itu akan bubar cepat atau lambat.
Tetapi, rasa dan jiwa kita sebagai masyarakat Luak nan Tuo, tak akan pudar selagi dunia terkembang. Kalau pun ada pertanyaan, apa komitmen yang bisa kita buat dengan para calon jika sukses, ya kita buat komitmen yang logis. Kita tuntut janji mereka. Jika tak percaya dengan omongan, kita tuliskan!
Namun jika ada calon lain yang potensial, tak ada salahnya muncul. Tapi jangan menjadi pecundang. Jan mambuang lamak ka urang. Kalau pembaca sepakat, tolong aminkan dan buktikan nanti. Jangan hanya sampai berucap saja mendukung, mendukung, mendukung dan mendukung tetapi tak pernah memilih putra Tanah Datar sendiri.
Berpesan pula kita kepada pemimpin dari Tanah Datar Kedepan, jangan menutup mata terhadap kondisi Tanah Datar: jalan 1000 lobang, daerah miskin, minim pembangunan, rendah daya beli, dll. Buktikan kalau Anda putra Tanah Datar dan akan berbuat untuk Tanah Datar jika sukses kelak.
Mumpung masih ada waktu sekitar 6 bulan lagi menuju pemilu 2024, perlukah kita duduk dan bermusyawarah bersama? Kita tunggu respons dari para calon calon terbaik tersebut. (*)