Batusangkar, jurnalminang.com. Perantau Pariangan di seluruh Indonesia berhasil mengumpulkan uang sebanyak 167 juta rupiah dalam waktu yang sangat singkat. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli karpet mesjid Ishlah Pariangan karena karpet yang biasa dipakai sudah usang apalagi suasana akan memasuki bulan suci Ramadhan. Usulan dari pengurus mesjid Ishlah untuk mengganti karpet ini langsung disahuti oleh perantau dan masyarakat Pariangan. Seorang tokoh perantau Pariangan yang cukup sukses dan dermawan Hj.Musliati yang berbisnis imitasi di Jakarta dengan bersemangat menampung dana transferan dari seluruh perantau untuk dikumpulkan dan kemudian diserahkan ke pengurus mesjid. Seluruh pengurus mesjid yang diketuai oleh Suherdi, S.Ag dan Bendahara A.Dt.Rajo Panghulu bekerjasama bahu membahu meningkatkan seluruh fasilitas dan pembangunan mesjid Ishlah Pariangan. Berita ini menjadi pembicaraan hangat di tingkat kabupaten Tanah Datar karena dalam kondisi ekonomi yang “santai” seperti ini perantau Pariangan dengan mudah mengumpulkan uang ratusan juta. “Perantau Pariangan luar biasa. Dalam sekejap bisa mengumpulkan uang ratusan juta untuk mesjid” kata salah seorang pejabat di Batusangkar yang tidak mau disebutkan namanya. Beberapa wakil rakyat juga berkomentar positif. Mereka mengharapkan agar kekompakan perantau Pariangan ini menjadi contoh bagi perantau daerah lain hendaknya. Selama ini perantau Pariangan yang tergabung dalam organisasi IKPS (Ikatan Keluarga Pariangan Sakato) memang dikenal cukup royal dalam memberikan bantuan untuk kampung halaman. Jalinan kerjasama antara perantau dan masyarakat yang tinggal di kampung selalu berjalan harmonis. “Tak salah kiranya Pariangan dijuluki sebagai desa terindah di dunia karena nilai nilai kebersamaan itu memang masih kental dalam masyarakatnya” ujar seorang budayawan dan akademisi yang berdiskusi dengan media ini.