Sardiani, S.Pd. I
MIN 2 Pasaman Barat
Anisardi@206@gmailcom
Diana Putri, S.Pd
MIN 2 Pasaman Barat Yayaputri0612@gmsil.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat. Subjek penelitian adalah 27 siswa pada semester genap tahun pelajaran 2024/2025. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar dan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata nilai siswa dari 66,1 pada pra-siklus menjadi 74,8 pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 83,4 pada siklus II. Persentase ketuntasan belajar meningkat dari 44% pada pra-siklus menjadi 81% pada siklus II. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPAS siswa kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat.
Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Jigsaw, Hasil Belajar, IPAS.
Pendahuluan
Penelitian ini berlatar belakang rendahnya hasil belajar IPAS di kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat. Hal ini disebabkan penelitian bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPAS peserta didik kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPAS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat pada mata pelajaran IPAS materi sifat sifat cahaya di kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 12 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Data observasi dianalisis secara deskriptif kualitatif dan hasil tes dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran penting yang memadukan konsep IPA dan IPS sehingga membutuhkan pemahaman konseptual yang baik. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang kesulitan memahami materi karena pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat, diperoleh data bahwa hanya 44% siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Salah satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang menekankan kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk saling bertukar informasi dan bertanggung jawab terhadap pemahaman materi. Model ini diharapkan dapat membuat pembelajaran lebih bermakna dan meningkatkan keterlibatan siswa. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melaksanakan PTK dengan judul ‘Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPAS di Kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat.’
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart. Subjek penelitian adalah 27 siswa kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat semester genap tahun pelajaran 2024/2025. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan. Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus, masing-masing dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data kuantitatif berupa nilai tes siswa dianalisis menggunakan rata-rata dan ketuntasan klasikal. Data kualitatif berupa observasi aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pra-siklus: Rata-rata nilai 66,1 dengan ketuntasan belajar 44% (12 dari 27 siswa).
Siklus I: Rata-rata nilai 74,8 dengan ketuntasan belajar 63% (17 siswa tuntas). Aktivitas siswa mulai meningkat, tetapi masih ada yang kurang percaya diri dalam diskusi kelompok.
Siklus II: Rata-rata nilai 83,4 dengan ketuntasan belajar 81% (22 siswa tuntas). Aktivitas siswa sangat baik, semua siswa aktif berdiskusi dan mampu menjelaskan materi kepada teman.
Peningkatan hasil belajar dari pra-siklus ke siklus II menunjukkan bahwa penerapan model Jigsaw efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep IPAS. Melalui diskusi kelompok, siswa lebih mudah memahami materi karena adanya saling ketergantungan dan kerja sama. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin (2010) bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil akademik dan keterampilan sosial siswa.
Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPAS di kelas V.C MIN 2 Pasaman Barat. Rata-rata nilai siswa meningkat dari 66,1 pada pra-siklus menjadi 83,4 pada siklus II, dan ketuntasan belajar meningkat dari 44% menjadi 81%. Guru disarankan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai alternatif dalam pembelajaran IPAS karena dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Kemmis, S., & McTaggart, R. (1998). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University.
