Meneliti Azimat dan Mantra di SOAS London, Inggris

Oleh: Pramono
(Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
& MANASSA Komisariat Sumbar)

Pada rentang waktu sekitar tiga bulan, dari Mei hingga Juli 2024, saya mendapatkan kesempatan istimewa sebagai peneliti tamu di School of Oriental and African Studies (SOAS), Universitas London. Institusi terkemuka ini merupakan satu-satunya di Eropa yang secara khusus menekuni studi mengenai Asia, Afrika, serta Timur Dekat dan Timur Tengah.

SOAS adalah lembaga yang luar biasa, menggabungkan keunggulan dalam kajian bahasa, keahlian disipliner, dan fokus regional yang mendalam.
Didirikan pada tahun 1916, SOAS memiliki perpustakaan yang mengesankan dengan koleksi lebih dari 1,5 juta buku, jurnal, dan bahan belajar dalam 400 bahasa berbeda. Perpustakaan ini tidak hanya menarik minat banyak akademisi dan mahasiswa, tetapi juga menyimpan 1,3 juta volume cetak, arsip, manuskrip, dan buku langka yang sangat berharga.

Kampus utama SOAS terletak di Russell Square, Bloomsbury, sebuah kawasan di pusat kota London yang terkenal dengan deretan taman alun-alunnya serta hubungan sastranya yang mendalam. Sebagai kawasan yang kosmopolitan dan dinamis, kampus ini dikelilingi oleh berbagai institusi ternama dunia dan bersebelahan dengan Perpustakaan Senat House yang megah.

Hanya lima menit berjalan kaki dari British Museum, kampus ini juga memiliki Galeri Brunei, ruang pamerannya sendiri, yang menjadikannya tempat ideal bagi para mahasiswa untuk mengeksplorasi kekayaan budaya London. Lokasinya yang strategis juga menyediakan akses mudah ke berbagai moda transportasi seperti kereta api, kereta bawah tanah, dan bus di seluruh penjuru kota.

Studi terhadap khazanah manuskrip adalah salah satu fokus utama di SOAS. Salah satu tokoh utama dalam bidang ini adalah Dr. Mulaika Hijjas, seorang peneliti dan pengajar yang sangat ahli dalam kajian manuskrip Melayu. Berkat inisiatif beliau, saya mendapat kesempatan untuk menjadi peneliti tamu di SOAS. Program yang diprakarsainya berkaitan dengan penelitian mendalam terhadap khazanah naskah Sumatera.

Baca Juga :  DPRD Tanah Datar Terima LPjP APBD th 2020

Projek Naskah Sumatera
Secara khusus, kegiatan peneliti tamu yang saya kerjakan adalah pada teks azimat dan mantra dalam koleksi naskah Surau Calau, Kabupaten Sijunjung, dengan judul “Amulets and Incantation Texts in the Manuscripts of Surau Calau Collection, Sijunjung”. Tujuan utamanya adalah menyusun edisi teks tersebut dan menerbitkannya dalam bentuk publikasi ilmiah.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Mapping Sumatra’s Manuscript Cultures yang didanai oleh Leverhulme Trust dan dilaksanakan di SOAS University of London. Program ini, yang dijadwalkan berakhir pada tahun 2026, memungkinkan untuk memantau perkembangannya melalui talian: https://naskahsumatra.org.

Tidak hanya menghasilkan publikasi ilmiah, program ini juga mendorong pemanfaatan dan pengembangan manuskrip Sumatera untuk menciptakan karya seni baru, termasuk dalam bidang musik dan tari. Salah satu contoh kolaborasi yang menarik adalah penampilan Rani Jambak, seorang seniman soundscape, yang mengolah manuskrip “Tambo Alam” dari koleksi Surau Parak Laweh, Pariangan, Tanah Datar menjadi pertunjukan musik.

Informasi dari berbagai pihak menunjukkan bahwa penampilan Rani di SOAS Brunei Gallery Lecture Theatre, London pada 24 Mei 2023, memberikan kesan yang mendalam.
Pertunjukan ini tidak hanya memukau, tetapi juga memberi inspirasi kepada banyak filolog bahwa studi terhadap naskah dapat diaplikasikan dalam menciptakan karya seni baru. Pengalaman estetika yang terkandung dalam naskah diubah menjadi karya seni yang menggugah panca indera, melibatkan penglihatan, pendengaran, dan perasaan.

Harapannya, masa tiga bulan ini akan berdampak pada lahirnya gagasan-gagasan inovatif yang memperkaya pemahaman kita tentang khazanah manuskrip di kampung halaman. Program ini telah menjadi jembatan intelektual yang memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap teks azimat dan mantra dalam konteks kultural Minangkabau masa lampau. Semoga cerita ini menjadi permulaan bagi banyak perjalanan penelitian dan kolaborasi di masa depan yang akan terus membuka cakrawala pengetahuan dan memperdalam pengalaman kemanusiaan kita. (Red.Jm)